JAKARTA, potretkita.net - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) medorong penerapan digitalisasi pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Diyakini, Bumdes akan menjadi lokomotif bangkitnya perekonomian nasional.
SUMBARPROV.GO.ID |
BRIN dalam siaran pers bernomor 128/SP/HM/BKPUK/XI/2022 menyebut, transformasi digital dalam Bumdes menjadi salah satu solusi dalam perluasan pasar. Hal ini juga sebagai upaya Bumdes dalam mengikuti perkembangan teknologi.
Selain dorongan untuk melakukan transformasi digital, sebut siaran pers itu, dukungan pendanaan bagi permodalan dan peningkatan kapasitas SDM menjadi faktor-faktor penting dalam pengelolaan BUMDes.
Bila kita mencermati data dari Kementerian Desa, hingga 2021 sebanyak 51.134 desa di Indonesia telah memiliki Bumdes dan 1.852 di antaranya telah memanfaatkan teknologi dalam pemasaran produknya (e-commerce).
Transformasi digital Bumdes ini, menurut Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handokoterjadi, sebagai dampak Pandemi COVID-19 dan diharapkan dapat memotivasi, dan mendorong transformasi digital pada Bumdes lainnya.
"Bumdes dapat berperan sebagai solusi konkret bagi kebangkitan ekonomi di desa menuju Desa yang maju dan sejahtera. Bumdes memiliki potensi besar, karena dapat menampung kegiatan di bidang ekonomi, pelayanan umum, dan pemanfaatan aset desa yang dikelola oleh desa atau kerjasama antardesa," katanya.
Dalam perjalanannya, kata dia, sudah banyak Bumdes yang berhasil memajukan dan menyejahterakan perekonomian desa. Namun, di sisi lain banyak pula Bumdes yang masih berkutat dengan persoalan SDM pengelola, pendanaan, portofolio bisnis, digitalisasi, hingga keterlibatan masyarakat desa setempat.
Menurutnya, hingga Juli 2022, jumlah Bumdes yang telah berbadan hukum mencapai 7.902. Jumlah ini meningkat tiga kali lipat dibandingkan Januari 2022 yang baru berjumlah 2.628. Peningkatan jumlah Bumdes yang sangat pesat ini diharapkan mampu menghasilkan manfaat yang seluas-luasnya bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat desa.
“Untuk mewujudkan manfaat yang seluas-luasnya tadi, maka pengelolaan Bumes harus dilakukan secara profesional, transparan, dan kuat, agar BUM Desa tidak hanya sekedar berdiri, berbadan hukum, lalu mangkrak,” tandasnya.
Handoko juga mendorong agar Bumdes bisa melakukan transformasi digital. Penerapan ekosistem digital di era 4.0 sekarang ini, bukan lagi sekedar pilihan, melainkan sudah menjadi sebuah keharusan. Hal ini agar BUMDes tidak hilang begitu saja dari persaingan usaha. Bumdes juga harus mempunyai SDM pengelola yang memiliki jiwa kewirausahaan yang tangguh, inisiatif yang tinggi, serta berkomitmen kuat terhadap tugas dan tanggung jawabnya untuk mengembangkan usaha.
Portofolio bisnis Bumdes, katanya, juga harus jelas dan terukur. Artinya, lanjut Handoko, pengembangan bisnis BUMDes harus melalui kajian kelayakan usaha yang berakurasi tinggi, baik dari sisi keuangan, pasar dan pemasaran, teknis operasional (lokasi, bahan baku, teknologi, proses produksi, tenaga kerja), dampak sosial ekonomi, maupun dampak lingkungan.
MOTOR EKONOMI NAGARI
Ihwal strategisnya peran Bumdes, di Sumatera Barat dikenal dengan sebutan Badan Usaha Milik Nagari (Bumnag), diakui pula oleh Wakil Gubernur Audy Joinaldy. Beberapa waktu lalu, dia menegaskan, Bumnag/Bumdes harus bisa menaungi, memfasiltitasi, dan mengembangkannya menjadi mitra yang baik. Keberadaan BUMNag harus dapat menjadi motor bagi berkembangnya kegiatan ekonomi nagari yang bercirikan kolektifitas dan gotong-royong.
Audy mengatakan hal itu, pada program BUMNag Go To Digital dan Class Digital BUMNag yang digelar Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) dan Universitas Tamansiswa Padang, di Aula Haryono Suryono Universitas Tamansiswa Padang, pada Kamis (14/7/22) silam.
“Terbukti dari semua lini kehidupan sudah digital, baik itu bisnis, pendidikan maupun pemerintahan. Provinsi Sumbar pun sedang menuju era digitalisasi. The World In Your Hand, dimana semua orang mudah untuk di akses dan salah satunya yang sudah kita miliki semua adalah WhatsApp serta Instagram, ini pun bisa memudahkan kita semua dalam mentransfer pengetahuan baik ke desa-desa dan seluruh Nagari di Provinsi Sumatera Barat ini,” katanya.
Dikatakan, hampir 50 persen dari tenaga produktif dan pelaku usaha adalah milenial yang mampu menyusaikan dengan percepatan teknologi. Hal ini pun menjadi peran penting, dalam mengenalkan betapa pentingnya digitalisasi dengan menampilkan Bumnag sebagai pioner untuk menjadikan nagari sebagai pusat pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat.(*/mus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar