CIANJUR, potretkita.net - Total korban meninggal dunia pascagempa yang mengguncang Cianjur, Jawa Barat, sebanyak 331 orang, setelah adanya tambahan dua pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit.
BERITA TERKAIT :
- Hidup di Atas 295 Sesar Aktif
- Muhammadiyah Waspadai Kekerasan Seksual dan Verbal di Pengungsian
- Bupati Cianjur Pegang Kendali Penuh
- Data Hilang Kembali Bertambah
Sementara upaya pencarian terhadap sebelas korban lainnya, hingga hari kedua belas belum membuahkan hasil, terutama di Desa Cijedil dan Mangunkerta, Kecamatgan Cugenang. Pencarian sudah diperpanjang hingga Sabtu (3/12).
Tamabahan dua korban meninggal adalah korban luka-luka yang menjalani perawatan di RSHS Bandung, dan merupakan korban luka berat dari Kecamatan Sugenang, setelah menjalani perawatan selama delapan hari di Bandung.
Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan, korban sebelumnya sempat mendapatkan pertolongan medis di RSUD Sayang Cianjur, namun luka yang diderita perlu penanganan khusus, sehingga langsung dirujuk ke RSHS Bandung.
Herman menyebut, proses pencarian hari ke-12 pasca gempa yang dilakukan Tim SAR gabungan di dua titik longsor tersebut, belum membuahkan hasil dan tidak dapat berjalan maksimal karena, sejak Jumat siang hingga petang hujan kembali turun dengan deras.
"Karena hujan turun deras sejak siang membuat pencarian dihentikan dan akan dimaksimalkan besok (Sabtu, 3/12/2022)," ungkap bupati, sebagaimana dikutuo tribratanews.polri.go.id.
Menurut bupati Cianjur, pascagempa Cianjur, Tim SAR gabungan mencatat masih ada sebelas orang hilang yang diduga tertimbun di lokasi longsor Sate Sinta-Cijedil dan Jalan Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, sesuai laporan keluarga, sehingga pencarian akan dimaksimalkan pada hari terakhir dengan harapan jenazah korban dapat ditemukan.
Muhammadiyah
Sementara itu, relawan Muhammadiyah hingga akhir pekan kedua sejak musibah teradi (21/11) silam, berupaya mempercepat pendirian 500 unit hunian darurat (hundar). Pembuatan hundar adalah salah satu layanan utama dari dari layanan yang dijalankan Muhammadiyah dalam respon tanggap darurat gempa Cianjur.
Muhammadiyah membangun hundar bagi para penyintas gempa Cianjur, berbasis keluarga melalui paket bantuan hundar.
Koordinator Divisi Tanggap Darurat, Rehabilitasi dan Rekonstruksi (TDRR) pada Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Indrayanto mengatakan, pembangunan hundar untuk memindahkan masyarakat dari tenda komunal.
Selama ini, menurut Indrayanto, para penyintas gempa Cianjur tinggal di tenda komunal yang didirikan bersama-sama. Itu adalah satu tenda besar yang ditinggali bersama-sama dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) dan jiwa yang banyak.
“Dengan hunian darurat ini, harapannya masyarakat bisa punya privasi yang lebih baik, punya tempat tinggal lebih nyaman bersama satu keluarganya,” katanya, di lokasi pembangunan hundar di Posyan Sukamulya di Kampung Barukaso, Desa Sukamulya, Kecamatan Cugenang, Cianjur.
Selain privasi dan kenyamanan, pembangunan hundar berbasis keluarga ini juga sejalan dengan upaya MDMC untuk meminimalisir resiko terjadinya kekerasan, baik seksual maupun kekerasan lainnya, dalam berbagai bentuk yang lebih rentan terjadi dalam tenda komunal.
Hundar ini berbahan dasar terpal tenda dengan kerangka terbuat dari kayu atau bambu. “Hunian darurat ini berukuran 4 x 6 terdiri dari 2 bilik, di tengah akan ada sekat, 1 bilik bisa buat ruang privasi untuk tidur dan lainnya, 1 bilik bisa untuk tempat barang-barang keluarga,” tutur Indrayanto.
Di Pos Pelayanan (Posyan) Muhammadiyah Kampung Barukaso, Desa Sukamulya, Kecamatan Cugenang hingga Jumat (01/12), para relawan Muhammadiyah sudah menyelesaikan pembuatan 76 unit hunian darurat, 1 buah mushola darurat, 1 balai RW dan 1 unit fasilitas MCK warga.
Sementara di Posyan Muhammadiyah Cieundeur, Desa Cieundeur, Kecamatan Warungkondang, sudah menyelesaikan 18 hunian darurat dan di Posyan Muhammadiyah Cariu terbangun 4 unit hundar.(*/mus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar