Oleh
Drs. H. Talkisman Tanjung
(Wakil Ketua PDM Mandailing Natal)
MERUBAH FILOSOFI : "Tahsabuhum Jamii'aan wa quluubuhum Syattaa" MENJADI : "Tahsabuhum jamii'aan wa quubuhum jamii'aan".
OPINI, potretkita.net - Musyawarah Wilayah (musywil) telah usai, banyak kenangan, pengalaman sekaligus pemahaman yang ditinggalkannya bagi semua orang. Tidak hanya tuan rumah, tetapi bagi siapa saja yang ikut dan terlibat di dalam kegiatan tersebut pasti mempunyai kenangan, kesan, pengalaman dan pemahaman yang berharga.
Dr. H. Agung Danarto selaku ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah merajut dan merekat sesuatu yang terserak, akibat begitu tingginya dinamika yang tumbuh di dalam Persyarikatan. Namun, semua elemen yang berbeda itu ternyata adalah didasarkan pada kecintaan dan kepedulian mereka terhadap Persyarikatan. Dan masing-masing berkomitmen untuk menyelamatkan Persyarikatan ini, tentu dari sisi pandang yang berbeda.
Mulai dari acara formal pembukaan musywil yang dihadiri keluarga besar persyarikatan yang datang dari berbagai pelosok dan penjuru Sumatera Utara, mereka merangkak, merapat ke Kota Padangsidimpuan yang dimotivasi oleh rasa kebersamaan, dan yang paling penting adalah ingin ikut membersamai perhelatan tertinggi tingkat wilayah tersebut.
Mereka berangkat dengan modal sendiri, tanpa dimobilisasi, dan tidak peduli apakah panitia menyiapkan akomodasi serta konsumsi atau tidak, yang jelas tekad mereka warga persyarikatan hanya satu, yaitu ikut menyaksikan pembukaan Musywil Muhammadiyah dan Aisyiyah yang ke-13 di kota Padangsidimpuan.
Kehadiran mereka semua lengkap dengan berbagai atribut dengan logo dan lambang persyarikatan. Semua menyatu dalam satu lokasi yang melambangkan mereka semua satu hati, satu gerakan dan satu komunitas yang berada dibawah naungan matahari yang dilingkari dua kalimah syahadat.
Namun, tidak hanya warga persyarikatan Sumatera Utara yang ber-euforia di ajang musywil, tidak ketinggalan para pejabat, mulai dari walikota sampai gubernur Sumatera Utara. Semuanya menyatakan satu hati dan ikut larut dengan euforia warga persyarikatan dilokasi pembukaan musywil.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada kesempatan acara penutupan musywil berharap agar semua keadaan yang terlihat itu semoga saja tidak seperti yang disetir oleh Al-Quran aurat al-Hasyer ayat 14 : "tahsabuhum jamii'aa wa quluubuhum syattaa". "Kamu lihat mereka bersatu padu, padal hati mereka berpecah belah".
Kamu lihat mereka seiring sejalan, dengan lambang dan logo persyarikatan yang menempel ditubuh mereka. Mereka datang dari berbagai daerah dengan latarbelakang dan motivasi berbeda, seayun selangkah, sailumpat saindege, mudah-mudahan tidak seperti persatuan pasir yang ada ditepi pantai.
Kita lihat satu, padu dan utuh, tetapi bila diambil, diangkat, akan bercerai berai, apalagi ketika ditiup angin kencang, maka pasir-pasir itu akan berterbangan menjahui pantai.
Namun Dr.Agung Danarto selaku Pimpinan Pusat berharap agar filosofi تحسبهم جميعا وقلوبهم شتى itu bisa dirobah menjadi تحسبهم جميعا وقلوبهم جميعا. Mereka terlihat bersatu padu, seiring sejalan, sailumpat saindege, tetapi hati merekapun juga bersatu.
Menurut Agung Danarto, filosofi tersebut akan bisa diubah dengan Al-qur'an surat Al-bayyinah ayat 5 :
وما امروا الا ليعبدالله مخلصين له الدين حنفاء ويقيمون الصلاة ويؤتون الزكاة وذالك دين القيمة. Jadikan seluruh bentuk penyembahan, peribadatan hanya kepada Allah SWT (jalankan Agama Allah ini) dengan IKHLASH (terbebas dari intres pribadi, golongan, kelompok, golongan dan sebagainya).
Keikhlasan itu terlihat di dalam Shalat dan Zakat yang mereka tegakkan ( terjauh dari keinginan akan finansial rendahan yang membuat ketidakikhlasan dalam beragama terkhusus dalam ber-Muhammadiyah).
Itulah manifestasi dari potret keberagamaan yang lurus dan benar (قيمة). Insya Allah jika konsep ikhlas ini sudah bisa diamkan oleh seluruh elemen yang ada dalam persyarikatan maka otomatisfosofi "tahsabuhum jamii'aa wa quluubuhum jamii'aa" itu akan terwujud.
Akhirnya persyarikatan ini akan kembi kepada misi utamanya sebagaimana yang tersebut di dalam Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah (MADM) yaitu"MENGANTARKAN UMMAT INI KEDEPAN PINTU GERBANG SYURGA JANNATUN NA'IM'.
Mereka terlihat bersatu padu demikian juga hati mereka bersatu, bagaikan karang di tengah lautan, kuat, kokoh berdiri tegak.
Bagaimanapun hebatnya hempasan gelombang, badai dan topan yang datang menghantamnya, namun batu karang tersebut tetap berdiri kokoh tak bergeming. Insya Allah persyarikatan ini akan bisa sebagaimana halnya karang di tengah lautan ini.(Batahan, medio Februari 2023).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar