Energi Baru Pemuda Muhammadiyah - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

02 Februari 2023

Energi Baru Pemuda Muhammadiyah

Oleh Portito, S.Pd.I

(Aktivis Angkatan Muda Muhammadiyah Sumbar)


OPINI, potretkita.net - Gagasan cerdas Energi Baru Pemuda Muhammadiyah yang digaungkan Muhammad Sukron, ST, MT. Dalam helat Momentum Muktamar XVIII Pemuda Muhammadiyah dengan tema Pemuda Negarawan Harmoni Memajukan Indonesia.


Muktamar dilaksanakan di Balikpapan Kalimantan Timur pada 21-24 Februari 2023 mendatang. Ini merupakan momentum yang tepat bagi seluruh kader dan simpatisan Pemuda Muhammadiyah di seluruh Tanah Air, untuk merefleksikan kembali visi perjuangan dan agenda-agenda nyata, yang bisa menjawab persoalan yang dihadapi kader maupun tantangan Indonesia saat ini dan di masa mendatang.


Pemuda Muhammadiyah perlu memompa energi pergaulan yang melintas batas, menguatkan energi kemandirian ekonomi, energi peneguhan Islam wasathiyyah, menghadirkan energi kebersamaan untuk saling asah, asih, asuh bukan sekedar slogan.


Selanjutnya, menguatkan energi akademik, serta berkontribusi pada isu-isu krusial umat dan bangsa Indonesia, di antaranya adalah masalah di bidang energi terbarukan yang selama ini hampir jarang dibicarakan oleh gerakan pemuda. Inilah yang penulis sebut sebagai Energi Baru Pemuda Muhammadiyah.


Dalam pandangan ini, penulis melihat gagasan-gagasan cerdas tersebut harus menjadi sebuah realitas yang menjadi harapan Pemuda Muhammadiyah secara khusus dan Generasi muda pada umumnya.


Jika kita telisik, gagasan memompa energi pergaulan yang melintas batas dan menguatkan energi kemandirian ekonomi adalah sebuah ide yang betul-betul kita pompa dengan semangat egalitarian dalam bingkai energi kebersamaan sesama Pemuda dan sesama anak bangsa.


Spektrum kebersamaan tidak saja dicuatkan dalam eklusifitas, akan tetapi dalam spektrum yang lebih luas(inklusifitas).


Dalam sebuah demokrasi atau suksesi apapun dalam sebuah organisasi sosial, organisasi kepemudaan bahkan organisasi politik, isu-isu saling bersileweran menjelang proses suksesi tersebut.


Nah, pada Muktamar XVIII Pemuda Muhammadiyah ini, perang isu antar kandidat dan pendukung semakin mengarah pada hal yang tidak produktif.


Dalam bicara mengenai isu dalam Wikipedia : Isu adalah Isu, rumor, atau desas-desus adalah suatu konsekuensi atas beberapa tindakan yang dilakukan oleh satu atau beberapa pihak yang dapat menghasilkan negosiasi dan penyesuaian sektor swasta, kasus pengadilan sipil atau kriminal atau dapat menjadi masalah kebijakan publik melalui tindakan legislatif atau perundangan


Isu bisa meliputi masalah, perubahan, peristiwa, situasi, kebijakan atau nilai yang tengah berlangsung dalam kehidupan masyarakat Isu merupakaan perbedaan pendapat yang diperdebatkan, masalah fakta, evaluasi, atau kebijakan yang penting bagi pihak-pihak yang berhubungan.


Menurut Hainswort & Meng Isu berada dalam empat tahap, yakni permulaan, mediasi, organisasi, dan resolusi. Manajemen isu meliputi identifikasi isu, analisis isu, pemilihan strategi, implementasi program, dan evaluasi.


Isu Versus Kontra Isu


Jika pada tahap permulaan penulis melebeli suksesi Muhammad Sukron, ST, MT. sebagai test case atas banyaknya dolar-dolar yang penulis upload di group AMM Muhammadiyah Sumatera Barat, padahal hanya hasil download di internet, itu sesungguhnya antitesis atas kondisi yang terjadi pada kontek kekinian.


Begitu repuh dan tidak memiliki jati diri kita dalam memandang sebuah perhelatan demokrasi.


Sikap-sikap pragmatis sesungguhnya harus kita buang jauh-jauh dalam melihat dan memandang dan menata organisasi yang lebih progresif. Namun sayang seribu sayang, antitesis pada tahap awal kami melakukan menjadi sebuah pengelolaan isu, menjadi momok yang menakutkan bagi pesaing atau tim kandidat lain.


Malah yang menjadi miris adalah timbul dugaan fitnah-fitnah keji kepada Muhammad Sukron, yang tidak lagi pada tahap isu mereka lakukan, malah berada tahap realitas.


Sebagai contoh men-screenshot foto dolar dengan melebeli dengan salah seorang kader AMM serta mengirimkan ke tingkat PP Pemuda Muhammadiyah, padahal hanya anti tesis atas kondisi kekinian.


Seharusnya orang yang melakuakn tindakan yang tidak bermoral tersebut harus melakukan kontra isu bukan malah fitnah yang disebar.


Akhirnya, penulis bersepakat dengan Muhammad Sukron atas tawaran Energi Baru Pemuda Muhammadiyah atas energi melintas batas, dan energi kemandirian kader dalam bingkai kebersamaan. Sukron telah menancapkan gagasan–gagasan cerdas, ketimbang melempar fitnah keji yang tak beralasan.  Wallahu a'lam bishawab.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad