Karya Zamrial Tanjung
(Siswa MA-KMM Padang Panjang
ilustrasi facebook |
KETIKA bel berbunyi, isyarat istirahat, semua siswa di SMAN 70 berhamburan keluar. Tapi tidak begitu dengan Dini. Dia pergi menemui Fandi yang sekolahnya berdekatan. Hanya jalan raya yang membatasi. Fandi bersekolah di Madrasah Aliyah.
Seperti biasanya, mereka ketemuan di sekolah Dini, ketika jam istirahat ataupun habis Sholat Zuhur. Maklum! Mereka baru saja menjalani masa pacaran lima hari.
Sejak saat itu, mereka terlihat lebih mesra ketika bersama-sama. Kadang-kadang Dini lebih sering ke sekolah Fandi untuk menemui kekasihnya itu.
Pada suatu hari, Fandi menanyakan kepastian cinta Dini. Dini pun menjawab, dia serius menjalani hubungan dengan Fandi, bahkan dia berjanji akan selalu ada di samping Fandi, maka Fandi pun yakin, kalau Dini memang cinta terakhirnya di duna ini. Sejak saat itu, mereka merasakan kehangatan cinta.
Fandi dan Dini memang orang yang jauh berbeda sifatnya. Fandi orangnya pendiam dan penyabar, sedangkan Dini orangnya sering bermain dengan teman-teman cowok, tapi itu tak membuat Fandi cemburu.
Pada waktu pagi hari sebelum mereka masuk ke sekolah masing-masing, mereka sering duduk-duduk di halaman sekolah yang ada lapangan basketnya, di situ mereka tak pernah bosan bercerita tentang masa depan cinta mereka, sepertinya mereka tak ingin berpisah, walaupun banyak rintangan yang harus mereka hadapi.
Cinta butuh kesetiaan dan pengorbanan yang tulus, maka untuk itu mereka mencoba untuk tetap bersama walaupun jarak mereka akan berjauhan nantinya.
Sekarang mereka selalu mempunyai cerita saat ada waktu untuk mereka bertemu, Fandi mengingatkan agar Dini jangan mudah percaya kepada semua orang tentang hubungan mereka.
Contohnya ada teman Dini yang ingin menghancurkan hubungan mereka, namanya Anggi, dia selalu mencari cara agar Dini dan Fandi putus, karena sebelumnya Anggi sangat menyukai Fandi, tapi Fandi tidak menerima cintanya, karena sifat Anggi yang egois membuat Fandi tidak mau menjalani hubungan dengan Anggi.
Suatu ketika Anggi mengatkan Dini, bahwa Fandi selingkuh dengan salah seorang kakak kelasnya Dini, tentu saja Sini heran seakan tak percaya apa yang dikatakan Anggi kepada dirinya. Pada saat Fandi mau menelpon Dini, Dini tidak mengangkat telpon Fandi, bahkan berkali-kali dihubunginya tetap saja tidak ada jawaban dari Dini.
Paginya setelah sarapan pagi di asrama, Fandi langsung menuju sekolah Dini, tapi Dini tak ditemukan, akhirnya Fandi nekad bertanya kepada teman-teman Dini, tapi temannya tidak seorangpun mengetahui dimana Dini.
Ketika Fandi berjalan menuju sekolahnya, hp dalam saku celananya berdering, dia harap Dini yang menelpon dia, tapi hanya sms yang diterimanya dari Dini. Isi pesannya: Fandi aku rasa cukup sampai di sini saja hubngan kita Fandi, aku rasa kita bukan jodoh seperti apa kata kita bahwa kita akan selalu bersama, tapi kenyataannya tidak Fandi, ku harap kita bisa jadi teman biasa, selamat tinggal Fandi.
Itulah hasil pesan singkat yang diterima Fandi, tapi dia tak mengerti maksud sms yang dikirim Dini kepadanya. Dia mencoba mencari Dini ketika istirahat, pagi, bahkan ketika Sholat Magrib di mesjid, Dini tidak juga kelihatan.
Akhirnya Fandi sadar, bahwa dia memang tak pantas untul seorang cewek seperti Dini, dia mengirimi Dini pesan: “Trima kasih Sini tlah hadir mengisi hari-hari ku,kini ku harus rela melepaskan diri mu,biarlah ku bawa luka ini sampai ku mati nanti, ku rela jika kamu bahagia bersama yang baru di hati mu.melihat isi pesan itu airmata dini berderai,dalam hati nya berkata,sebenarnya dia masih mencintai fandi,tapi karena masalah itu dia ingin pergi dari cinta fandi,tapi dia berharap,dia akan bertemu kembali bersama fandi di waktu yang tepat.***
Padang Panjang, 13 Oktober 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar