AYOLAH ke Tanah Datar! Banyak destinasi wisata menarik untuk dikunjungi. Ada panorama di Pandaisikek, Pariangan, Tabek Patah, Aua Sarumpun, dan Puncak Pato. Ado juga destinasi budaya semisal Istano Basa Pagaruyuang. Totalnya ada 150-an destinasi.
Pesona Danau Singkarak melatarbelakangi diskusi Bupati Eka Putra, Wabup Richi Aprian, dan Kepala Dinas Parpora Abdul Hakim |
Masih dalam konteks pengembangan pariwisata berbasis Danau Singkarak itu, Sabtu (26/6/2021), Bupati Tanah Datar Eka Putra bertemu Bupati Solok Epyardi Asda. Kedua kepala daerah berlatar belakang pengusaha itu sependapat, Danau Singkarak adalah potensi perekonomian yang bagus bila dikelola profesional.
‘’Kita bersilaturahmi. Juga membicarakan situasi terkini di daerah masing-masing, termasuk rencana pengembangan kepariwisataan dan tapal batas. Tanah Datar dan Solok sama-sama tak punya ladang minyak, tapi kita punya Danau Singkarak yang indah. Ini yang akan dikembangkan,’’ ujar Eka.
Menurutnya, kedua daerah memang harus bekerjasama menggali dan mengembangkan potensi wisata yang dimiliki. Semakin banyak objek wisata, katanya, maka semakin banyak pula paket wisata yang bisa dijual kepada wisatawan.
Saat ini, selain berkeliling danau dan menikmati Singkarak di kawasan Ombilin, beberapa destinasi juga sudah tersedia, di antaranya Tanjuang Mutiara di Nagari Batutaba, dan panorama Aua Sarumpun di Nagari III Koto Padangluar.
Kalau Kabupaten Solok kini sudah punya Bukik Cinangkiak yang ramai dikunjungi wisatawan untuk menikmati panorama Danau Singkarak, Kabupaten Tanah Datar juga sedang mengembangan destinasi wisata baru bernama Aua Sarumpun di Nagari III Koto Padangluar, Kecamatan Rambatan.
Dari kejauhan dan ketinggian, wisatawan bisa menikmati pesona utuh Danau Singkarak. Di kawasan ini, juga dikembangkan berbagai sarana pendukung untuk memanjakan wisatawan.
“Secara konsep, kawasan Aua Sarumpun ini sudah dilengkapi berbagai sarana pendukung. Ada yang akan dilihat orang, ada yang akan dinikmati seperti pertunjukan seni. Kini tinggal memikirkan produk apa yang akan dijual di destinasi ini,” ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Ekraf Sumbar Nofrial, pada suatu kesempatan.
Ternyata, tegasnya, ada kawasan tersembunyi yang belum begitu dikenal, makanya harus kita kenalkan ke dunia luar, sehingga wisatawan lain bisa menikmati pesona Aua Sarunpun.
Nofrial pun mengusulkan, agar deta dapat dijadikan ciri khas setiap wisatawan yang berkunjung. Untuk itu, menurut dia, perlu ada langkah kreatif sehingga deta bisa terjangkau dengan harga yang pas.
Deta adalah ikat kepala yang dipakai lelaki Minangkabau. Deta di Minangkabau banyak ragamnya, mulai dari yang simpel hingga yang rumit dengan banyak lipatan seperti yang dikenakan datuk. Pada masa dahulu tidak ada lelaki Minang berkeliaran di luar rumah dengan kepala terbuka, deta dianggap sebagai wibawa dan identitas pemuda Minangkabau.
Tidak kalah pentingnya, Novrial pesankan Aua Sarumpun diimajinasikan sebagai objek wisata yang ekslusif. “Sediakan parkir di bawah, ada transportasi khusus ke atas seperti yang ada di Kawah Putih. Tujuannya bisa berhenti di spot-spot sepanjang perjalanan dari bawah ke atas. Puncaknya cukup menjadi plaza yang bebas dari parkir kendaraan, wisatawan bisa secara leluasa menikmati pemandangan dan pertunjukan,” terangnya.
Kadis Parpora Tanah Datar Abdul Hakim menjelaskan, pemerintah daerah pada tahun 2017 sudah menetapkan Aua Sarumpun sebagai objek wisata pemandangan andalan Tanah Datar dan tahun berikut dimasukkan ke dalam Geopark Singkarak. Hasilnya sudah nampak, investasi masuk. Tinggal kolaborasi pemerintah daerah, investor, nagari dan masyarakat mengembangkan wisata Aua Sarumpun.
Masih dalam konteks usaha pengembangan wisata, saat ini Danau Singkarak juga sedang diupayakan agar bisa masuk geopark nasional. Geopark (singkatan dari geological park) yang penetapannya dilakukan Unesco adalah sebuah kawasan yang memiliki unsur-unsur geologi, masyarakat setempat diajak berperan serta melindungi dan meningkatkan fungsi warisan alam, termasuk nilai arkeologi, ekologi, dan budaya yang ada di kawasan tersebut.
‘’Saya mendukung penuh. Mari bersama kita usahakan agar Geopark Danau Singkarak terwujud. Ini adalah cita-cita kita bersama,’’ kata bupati pada suatu ketika.
Eka meminta, di bawah koordinasi Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Parpora) Tanah Datar, semua diminta berperan sesuai kompetensi masing-masing, termasuk dalam hal ini para camat dan walinagari.
Menurutnya, tidak ada kata terlambat dalam urusan pelestarian alam, edukasi, dan peningkatan pendapatan masyarakat. Bila Singkarak sudah ditetapkan sebagai geopark, tegasnya, tentu akan memberi dampak terhadap usaha meningkatkan pendapatan masyarakat, terutama yang berbasis pariwisata dan ekonomi kreatif.
Tim Geopark Ranah Minang Dr. Febrin Anas pada kesempatan itu menjelaskan, potensi Singkarak untuk ditetapkan sebagai kawasan geopark cukup besar, karena faktor geologi, flora, fauna, dan budaya lokalnya sangat mendukung.
‘’Pengembangan geopark berpilar pada aspek konservasi, ekologi, dan budaya. Masyarakat lokal bersama pemerintah bekerjasama melindungi dan meningkatkan fungsi warisan alam tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan melalui kegiatan pariwisata,’’ katanya.
Disebutkan, untuk mewujudkan kawasan geopark, pihaknya membutuhkan dukungan semua pihak, terutama pemerintah daerah, perguruan tinggi, kalangan swasta, pegiat wisata, lembaga penelitian, dan masyarakat yang ada di kawasan yang akan dijadikan geopark tersebut.(MUSRIADI MUSANIF, wartawan utama)
Kami bawa Anda berkeliling Danau Singkarak, menikmati pesonanya dari berbagai titik. Setelah itu meluncur ke Istano Basa Pagaruyuang, menikmati Paiangan selaku desa terindah di dunia, dan menikmati kawa daun di Tabek Patah. Chat saja via whatsapp ke nomor 081363119119 untuk berkoordinasi dan memandu perjalanan Anda. Penjemputan bisa dilakukan ke Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Kota Bukittinggi, dan Aie Angek X Koto.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar