Pengalaman Dilematis Dokter Corona Rintawan Hadapi Pasien Kritis Covid-19 - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

27 Juni 2021

Pengalaman Dilematis Dokter Corona Rintawan Hadapi Pasien Kritis Covid-19

JAKARTA, POTRETKITA -- Dokter yang bertugas di ICU, UGD,  Ruang Isolasi, dan tempat-tempat perawatan pasien terkonfirmasi positif Covid-19, kini kerap menghadapi situasi dilematis. Rumah sakit hampir penuh dengan sarana terbatas, tetapi pasien terus berdatangan.

Dokter Corona Rintawan (muhammadiyah.or.id)
Seorang dokter muda yang bertugas di RS Muhammadiyah Lamongan, bernama Dokter Dorona Rintawan, sejak awal pandemi merebak di Indonesia, dia langsung bergabungan Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) yang dalam skala nasional membantu melayani pasien terkonformasi positif Covid-19. Dia juga giat melakukan edukasi dan edukasi dengan bendera MCCC.


Kini, seiring dengan makin melonjaknya jumlah pasien yang harus menjalani perawatan di rumah sakit, Dokter Corona menyebut, dirinya bersama tim dokter dan tenaga kesehatan sering berhadapan dengan suasana dilematis. Ibarar makan buah simalakama.


Suatu kali, dia harus memilih untuk menyelamatkan satu nyawa dari tiga pasien Covid-19. Tiga pasien tersebut berada dalam kondisi buruk dengan saturasi oksigen di bawah 90 persen, sementara fasilitas seperti tempat tidur, ventilator dan perawatan ICU hanya ada satu.


Dia pun lebih memilih pasien termuda setelah melalui berbagai macam pertimbangan. Ia mengemukakan,  seorang dokter yang bertugas di ruang emergency harus dapat mempertimbangkan dan memilih pasien dengan tepat, cepat, dan tanpa ragu-ragu.


“Dalam kondisi bencana seperti sekarang di mana fasilitas dan alat terbatas maka diberlakukan triase bencana, artinya menyelamatkan yang paling besar kemungkinan untuk selamat, bukan yang paling jelek kondisinya,” kata dokter Corona dalam acara televisi yang disiarkan Kompas TV, kemarin.


Dokter Corona berharap, dengan membagikan kisahnya ini, segenap elemen masyarakat juga bisa mengetahui kesulitan para tenaga kesehatan dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini. Dirinya meminta agar masyarakat dari zona manapun membantu para tenaga keseharan dengan menerapkan protokol kesehatan.


Apalagi saat ini, sebutnya, banyak pasien yang datang dengan kondisi berat, sehingga membutuhkan kerja ekstra dari para tenaga kesehatan. Karenanya Dokter Corona mengingatkan kembali menerapkan protokol kesehatan, dan mengikuti prosesi vaksinasi.


“Mental seorang yang diam di unit emergency itu harus kuat ya. Gak bisa soft, jadi harus memutuskan dengan cepat dengan pertimbangan saat itu, kemudian kita berharap yang terbaik. Timbul rasa ragu memang manusiawi, tapi jangan sampai mempengaruhi keputusan,” ujarnya.


WASPADA

Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir.(muhammadiyah.or.id)
Sementara itu, muhammadiyah.or.id dari Yogyakarta melaporkan, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir menegaskan, lonjakan kasus konfirmasi Covid-19 di Indonesia beberapa pekan belakangan sudah sampai pada tingkat memprihatinkan. Untuk itu semua pihak diajak untuk meningkatkan kewaspadaaan dan tidak boleh lengah.


“Masyarakat agar semakin berdisiplin tinggi mengikuti protokol kesehatan. Sebaiknya jangan bepergian kecuali yang sangat mendesak, urgen,  dan aman secara prokes. Kegiatan yang melibatkan banyak orang dan tidak urgen semestinya dihentikan seperti rekreasi, studi banding, pertemuan,  dan sejenisnya,” tuturnya.


Haedar juga meminta semua pihak menaati ketentuan PPKM dan jangan mencari celah untuk melanggar. Jangan abai dan merasa aman, apalagi dengan sikap angkuh atau tidak peduli.


Masalah pandemi ini menyangkut keselamatan jiwa bersama, sebutbyam bukan lagi urusan kelompok atau orang perorang. Satu saja di antara warga lalai, abai, ceroboh, dan nekad maka berpengaruh terhadap yang lainnya. Sudah tinggi, saatnya semua warga bangsa bersikap superwaspada dalam menghadapi keadaan yang genting ini.


"Masalah ini bukan soal sikap takut atau tidak takut serta paranoid atau tidak, tetapi menyangkut pertaruhan keselamatan jiwa dan hajat hidup manusia keseluruhan yang harus dijaga dengan seksama serta agar kasua Covid-19 tidak semakin berat,” imbuh Haedar.


Karenanya, Haedar meminta kepada pemerintah dari pusat sampai daerah dengan seluruh kelembagaan atau instansinya agar betul-betul menerapkan kebijakan yang konsisten, terpadu, dan berada dalam satu langkah yang sama. Termasuk menerapkan kebijakan PPKM.


Haedar menegaskan, para pejabat dan elite negeri dari pusat sampai daerah juga penting menyatukan sikap dan langkah, disertai keteladanan dalam menegakkan protokol kesehatan dan tidak memberi angin kepada warga yang membuat semuanya menjadi longgar dan lalai. Bila prihatin dengan keadaan, tuturnya, maka semua pihak mestinya semakin waspada, seksama, dan berusaha seoptimal mungkin dalam mengatasi keadaan pandemi dengan total dan simultan.


Kepada para cerdik pandai dan elite manapun saatnya menyatukan  pandangan dan langkah dalam meringankan beban masyarakat dengan tidak melontarkan atau memproduksi ujaran, pernyataan, dan apapun yang  menegasikan virus Covid-19 dan usaha vaksinasi serta menimbulkan kontroversi.


KASIHAN RAKYAT DAN NAKES

“Kasihan rakyat kecil yang semakin berat mengahadapi keadaan akibat Covid-19, juga para tenaga kesehatan di garda depan dan menjadi benteng terakhir dalam mengatasi pandemi. Kasus yang meningkat semakin menambah berat tugas para dokter, tenaga kesehatan, dan pihak rumah sakit maupun para petugas yang menangani  Covid-19.


Para dokter dan tenaga kesehatan (nakes) yang menangani pasien Covid-19, jelasnya, selain makin overload, juga rawan tertular serta secara fisik dan psikologis kian berat bebannya.


Sikap empati dan simpati dari semua warga dan elite bangsa terhadap kondisi rumah sakit dan nasib dokter dan tenaga kesehatan sangatlah diperlukan. Mereka bertugas penuh dengan resiko. Termasuk dengan menghentikan segala kontroversi yang menegasikan pandemi dan vaksinasi karena pengaruhnya tidak positif dalam usaha menangani Covid-19 yang semakin berat itu.


“Saatnya semua rendah hati, menahan diri, toleransi, dan mengembangkan kebersamaan di saat kita menghadapi musibah yang sangat berat ini. Kita semua belajar rendah hati dan bijaksana dalam menghadapi pandemi ini. Seraya terus ikhtiar dan munajat kepada Allah agar kita semakin diringankan dari musibah ini, serta Allah mengangkat musibah pandemi Covid-19 ini,” katanya.(*/mus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad