BRUSSEL, POTRETKITA – Perempuan memiliki peranan penting untuk memulihkan dunia dari pandemi Covid-19. Selain rentan terdampak, kalangan perempuan juga menjadi pemegang kunci dalam berbagai lini kehidupan.
![]() |
Menlu RI Retno Marsudi (kemlu.go.id) |
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan, perempuan berperan penting dalam upaya mengatasi pandemi dan mendorong pemulihan. Hal ini antara lain ditunjukkan dengan proporsi tenaga kesehatan global yang mayoritas adalah perempuan dan peran perempuan dalam mengelola UMKM guna memenuhi kebutuhan peralatan kesehatan.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam pidato kunci pada High Level Digital Summit bertema Building Forward: Women Political Leaders Determining the New Normal yang diselenggarakan oleh Women Political Leaders Network di Brussels, Belgia (21/06/).
“Perempuan sekarang memimpin kampanye global untuk mendorong kesetaraan akses terhadap vaksin karena seluruh co-chair COVAX AMC Engagement Group adalah perempuan," kata Menlu Retno.
Pada saat yang sama, dampak pandemi lebih dirasakan oleh perempuan dibanding laki-laki. Perempuan lebih rentan kehilangan pekerjaan, menanggung beban domestik, dan mengalami kekerasan. Studi juga menunjukkan bahwa perempuan lebih cenderung memiliki keraguan terhadap vaksin (vaccine hesitancy) karena terbatasnya mobilitas dan kurangnya akses informasi tentang kesehatan.
“Oleh karena itu, perempuan harus menjadi perhatian utama dalam upaya pemulihan dari pandemi," kata Menlu, sebagaimana dikutip dan disiarkan web resmi Kementerian Luar Negeri RI.
Secara jangka pendek, perempuan perlu memainkan peran lebih besar dalam mengatasi persoalan vaccine hesitancy dan kelelahan (fatigue) masyarakat terhadap COVID-19. Suara perempuan harus didengar dan mereka harus diikutsertakan dalam pengambilan keputusan.
Secara jangka
panjang, pemberdayaan perempuan harus menjadi prioritas dalam upaya pemulihan
dari pandemi. Hal ini dilakukan antara lain melalui peningkatan partisipasi
tenaga kerja perempuan dalam ekonomi, perbaikan akses terhadap teknologi
digital, peningkatan kesadaran masyarakat terhadap isu kesetaraan gender, dan
penciptaan enabling environment untuk kesempatan yang
setara bagi perempuan.
“Indonesia
berkomitmen untuk terus majukan agenda perempuan, termasuk dalam Presidensi
Indonesia pada G-20. Kita harus memanfaatkan momentum ini untuk membangun dunia
pasca-pandemi yang berkelanjutan, tangguh, adil, dan inklusif," kata Menlu.
Women Political
Leaders merupakan jaringan global politisi dan pemimpin
perempuan yang bertujuan untuk meningkatkan pengaruh dan jumlah perempuan dalam
posisi pemimpin. Pada kesempatan tersebut, Menlu RI menyampaikan pidato kunci
bersama para pemimpin perempuan lainnya, antara lain Julia Gillard (Perdana
Menteri Australia 2010-2013), Sahle-Work Zewde (Presiden Republik Demokratik
Ethiopia), dan Ursula von der Leyen (Presiden Komisi Eropa).(kemlu.go.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar