MUKOMUKO, POTRETKITA -- Gempa bumi yang mengguncang Mukomuko, Provinsi Bengkulu, bermagnitudo 5 pada Minggu (27/8) pukul 22.56 WIB, membuat warga berhamburan ke luar rumah.
![]() |
Tempat wisata di Muko-muko.(andalastourism.com) |
''BPBD Kabupaten Mukomuko melaporkan gempa M 5,0 ini membuat panik warga setempat hingga keluar rumah. Guncangan gempa dirasakan cukup kuat beberapa detik. Belum ada laporan kerusakan pascagempa beberapa waktu lalu. Parameter gempa menunjukkan pusat gempa berada 50 km barat daya Mukomuko dan berkedalaman 22 km,'' sebut Tim Komunikasi Kebencanaan pada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Senin (28/6) siang.
Berdasarkan data BMKG, intensitas gempa yang diukur dengan skala Modified Mercalli Intensity atau MMI menunjukkan Mukomuko III MMI, Kota Bengkulu, II - III MMI, Bengkulu Utara II MMI dan Kepahiang I - II MMI. Skala III MMI mendeskripsikan getaran dirasakan nyata dalam rumah dan seakan-akan ada truk berlalu.
Sementara itu, dilihat pada analisis inaRISK, Kabupaten Mukomuko termasuk wilayah dengan potensi bahaya gempa bumi dengan kategori sedang hingga tinggi. Sebanyak 15 kecamatan berada pada potensi bahaya tersebut dengan luas bahaya mencapai 399.217 hektar.
''Masyarakat diimbau untuk waspada terhadap potensi gempa susulan. Gempa dapat terjadi setiap saat dan belum ada teknologi yang dapat memprediksi terjadinya gempa. Sedangkan dampak gempa biasanya disebabkan struktur bangunan dan bukan gempanya. Menyikapi situasi pascagempa, BNPB terus melakukan koordinasi dengan BPBD Kabupaten Mukomuko untuk mendapatkan informasi terkini,'' jelasnya.
SERING GEMPA
Surveyor Pemetaan Muda pada Pusat Vulkanologi dan Mitigas Bencana Geologo (PVMBG) Supartoyo, dalam artikelnya yang dipublikasikan melalui Warta Geologi Volume 2 nomor 3, edisi Bulan September 2007, menjelaskan, Bengkulu telah dikenal sebagai salah satu daerah di Indonesia yang sering terlanda kejadian gempabumi, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi (PVMBG, 2006) telah menggolongkan daerah ini sebagai salah satu wilayah rawan gempabumi merusak di Indonesia.
Berdasarkan catatan katalog gempabumi merusak yang dihimpun oleh PVMBG selama kurun waktu tujuh tahun terakhir telah terjadi 3 kejadian gempabumi merusak, yaitu gempabumi 4 Juni 2006 yang mengakibatkan 99 orang meninggal, gempa bumi 3 Februari 2003 mengakibatkan lima bangunan mengalami kerusakan di Kabupaten Muko-Muko yang merupakan kabupaten baru hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Utara, dan terakhir adalah gempabumi 12 September 2007 mengakibatkan 14 orang meninggal.
Kegempaan wilayah Bengkulu tergolong aktif dengan frekwensi kejadiangempabumi cukup tinggi. Wilayah lainnya di Indonesia yang tergolong kegempaan dengan frekwensi tinggi adalah Laut Maluku yang bersumber dari aktivitas punggungan Mayu dan penunjaman ganda antar busur kepulauan.
Sumber gempabumi yang mengancam wilayah Bengkulu berasal dari laut dan darat. Di laut bersumber dari zona penunjaman atau zona subduksi akibat tumbukan antara Lempeng Samudera Hindia dan Lempeng Benua Eurasia yang terdapat pada bagian Barat wilayah Bengkulu.
Gempabumi bersumber dari zona subduksi dikenal dengan sebutan “megatrust”. Gempabumi yang bersumber dari zona subduksi di wilayah ini mempunyai kedalaman dangkal, menengah dan dalam, semuanya dapat dirasakan oleh masyarakat di Bengkulu.
Sedangkan di darat terdapat pada zona Sesar Semangko, yang melewati lembah Sungai Ketahun, Danau Tes, lembah bagian Barat Curup hingga Daerah Kepahiang. Gempabumi yang bersumber dari pergerakan sesar aktif pada umumnya berpotensi mengakibatkan bencana meskipun magnitudonya tidak terlalu besar, namun kedalaman dangkal dan terletak dekat permukiman.
Data yang berhasil dihimpun diawali pada tahun 1756 yakni tanggal 3-11-1756 yang menimbulkan beberapa kerusakan bangunan di wilayah Bengkulu, bahkan pada kejadian gempabumi tanggal 24-11-1833 terjadi gempabumi hebat yang getarannya terasa sampai Singapura dan Malaysia yang menurut Newcomb & Mc. Cann gempabumi ini merupakan gempabumi 10 terbesar yang terjadi pada abad 19. Pada tanggal 26-6-1914 terjadi gempabumi yang mengakibatkan 20 orang meninggal dan kerusakan hebat terutama di Kota Bengkulu.
Sedangkan gempabumi yang terjadi akibat pergerakan sesar aktif segmen Kepahiang terjadi pada tanggal 15-12-1979 mengakibatklan 4 orang meninggal dan bencana terjadi di desa Daspetah, Kabupaten Kepahiang. Pada tanggal 15-5-1997 sesar aktif segmen Kepahiang kembali bergerak yang mengakibatkan terjadinya retakan tanah dan kerusakan sejumlah bangunan di daerah Kepahiang. Sedangkan segmen Tes-Seblat pernah mengakibatkan gempabumi merusak di daerah Tes pada tahun 1952.
Kejadian gempabumi merusak terakhir mengakibatkan bencana di wilayah ini terjadi pada tanggal 12-9-2007 yang mengakibatkan 14 orang meninggal, 38 orang luka-luka dan ribuan bangunan mengalami kerusakan.(MUSRIADI MUSANIF, diolah dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar