KOPI. Nama itu sudah identik dengan Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Ibarat dua sisi mata uang; bila menyebut nama Kerinci, maka ingatan langsung terkoneksi dengan kopi. Kalau menyebut kopi, otomatis yang teringat itu adalah Kerinci.
pertanian.go.id |
Kopi Arabika Sumatera Koerintji sudah mendapatkan sertifikasi dari Kementerian Hukum dan HAM. Saat ini, lebih dari seribuan hektare lahan sudah dikembangkan untuk kopi jenis arabika tersebut.
‘’Kopi Kerinci sudah mengantongi sertifikasi Indikasi Geografis dan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Kita mengajak semua masyarakat untuk menanam kopi arabika sebagai pilar kemakmuran ekonomi perkebunan dan konservasi alam di Kabupaten Kerinci,’’ kata Bupati Kerinci Dr. H. Adirozal, suatu ketika.
Dengan demikian, ujarnya, diharap mampu meningkatkan kesejahteraan petani. Pemkab Kerinci, menurut Adirozal, akan mengintensifkan kampanye dan mengajak masyarakat menanam kopi untuk tetap menjaga mutu, memberikan bibit, pelatihan, dan mengikuti berbagai kontes.
Menurut Direktorat Jendral Perkebunan pada Kementerian Pertanian RI, Kopi Arabika Sumatera Koerintji itu sangat diminati pencinta kopi di luar negeri, terutama negara-negara Eropa. Itu pulalah sebabnya, Kopi Arabika Sumatera Koerintji dipandang memiliki nilai strategis untuk meningkatkan minat pencinta kopi di Eropa terhadap kopi yang berasal dari Indonesia.
Kopi Arabika Sumatera Koerintji, sebagaimana dikutip dari laman resmi Kementerian Pertanian, adalah varian kopi arabika terbaik yang dikultivasi di kawasan kaki Gunung Kerinci pada ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut (MDPL). Kopi ini memiliki rasa unik, karena terdapat aroma spicy dan chocolaty.
Pada tahun 2017, Kopi Arabika Sumatera Koerintji meraih prediket pemenang kopi spealti terbaik di Indonesia yang diadakan Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia. Pada tahun 2018, kopi ini meraih penghargaan Silver Medal pada ajang Australian Internasional Coffee Award untuk kategori Pour Over Singel Origin.
Bupati Adirozal menjelaskan, untuk mengembangkan Kopi Arabika Sumatera Koerintji pihaknya melibatkan tujuh kelompok tani dengan 250-an anggota kelompok yang berada di Kecamatan Kayu Aro Barat, Kayu Aro, dan Kecamatan Gunung Tujuh.
Sementara Triyono, salah seorang pengurus kelompok tani menjelaskan, kopi yang mereka kembangkan itu masuk kategori terbatas dengan harapan memenuhi selera pencinta kopi berkaliber internasional.
Laman sasamecoffee.com menulis, karakter kopi asal Kerinci adalah rasanya yang asam seperti lemon, namun meninggalkan rasa manis yang bertahan lama di mulut. Rasa kopi ini merupakan gabungan karakter dari lima varietas meliputi sigarar utang, gayo, andung sari, sidikalang, dan P88.
‘’Kombinasi rasa tersebut membuatnya mendapat skor yang tinggi dan layak mendapat predikat specialty coffee,’’ tulis situs itu.
Selain pengembangan perkebunan kopi di Kerinci untuk memenuhi permintaan ekspor, kini Kerinci juga mengembangkan agrowisata berbasis kopi, menyusul agrowisata yang sudah sangat populer yaitu perkebunan teh.(musriadi musanif, dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar