PAYAKUMBUH, POTRETKITA.net -- Guru Sekolah Dasar (SD) dipandang mendapat peran terberat. Sebab, di tangan mereka diembankan amanah menanamkan dasar-dasar pengetahuan dan pembinaan karakter anak didik.
Dosen UNP Dr. Nur Azmi Alwi saat presentasi. |
Menurutnya, kondisi ini melatarbelakangi dirinya dan rekan-rekannya sesama dosen UNP mengajukan proposal kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) UNP untuk melatih 30 guru SD di Kota Payakumbuh, guna mendapatkan pendampingan dari Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) UNP Tahun 2021, untuk membuat media pembelajaran berbasis informasi dan teknologi.
Kegiatan ini dilaksanakan secara tatap muka langsung di ruangan atau luar jaringan (offline) dan dalam jaringan (online) pada Juli-Agustus 2021. Kegiatan ini dimulai dengan memberikan pelatihan secara tatap muka di ruangan pada 23-24 Juli 2021 yang dipusatkan di SDIT IPHI Kota Payakumbuh.
Menurut Azmi, tahap awal para guru selain dicerahkan dengan materi tentang karakteristik pembelajaran di abad 21, juga dilatih untuk mengembangkan media multimedia interaktif, berbasis articulator storyline dalam pembelajaran tematik terpadu.
"Dalam pendampingan ini, para guru belum langsung dikenalkan dengan aplikasi media pembelajaran berbasis IT, tapi disegarkan lagi hati dan pikiran mereka tentang tugas mulia yang saat ini mereka emban sebagai guru dan tantangan pembelajaran di abad 21," jelasnya.
Setelah disegarkan dengan materi terkait kompetensi guru dan pembelajaran abad ke 21, para guru dilatih menggunakan sebuah aplikasi media pembelajaran berbasis articulate storyline.
Melalui aplikasi berbasis articulate storyline ini, ulasnya, para guru dapat membuat tayangan materi pembelajaran dengan audio visual secara lebih menarik dan interaktif sesuai usia peserta didik.
Dalam membuat media pembelajaran ini para guru dapat berkonsultasi dengan narasumber dan tim pelaksana secara online. "Pada Agustus ini, kami menyelenggarakan pendampingan melalui diskusi dan supervisi secara online untuk melihat kemajuan para guru dalam menerapkan ilmu dan keterampilan yang diperoleh selama pelatihan", terang peneliti Kesusasteraan Anak ini.
Diharapkan dengan adanya kesadaran dan pemahaman tentang tuntutan pembelajaran di abad 21 ini, lanjutnya, para guru dapat mandiri dan berbagi ilmu dengan rekan-rekan guru lainnya.(MUS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar