TANAH DATAR, POTRETKITA.net – Festival Pesona Minangkabau (FPM) sudah dua tahun tak dilaksanakan, karena adanya serangan pandemi Covid-19. Tahun 2021 ini kembali digelar, sehingga diharap dapat mejadi penumbuh semangat masyarakat.
Demikian dikatakan Bupati Tanah Datar Eka Putra, Sabtu (13/11), saat memberi sambutan pada pembukaan FPM 2021, di halaman Istano Basa Pagaruyuang. Kegiatan dilaksanakan secara hybrid, yakni sekitar 200-an orang hadir secara offline, dan ribuan orang menyaksikan kegiatan secara online.
Kegiatan festival itu juga
berhasil mencetak rekor baru Museum Rekor Indonesia (MURI), yakni penampilan
9.000-an penari piring, baik secara offline maupun online, yang terdiri dari
pelajar SD, SLTP, SLTA, dan anggota PKK dari sekolah masing-masing dan kantor-kantor
walinagari.
‘’FPM ini merupakan perhelatan, berisikan
pagelaran seni, budaya, promosi wisata, kuliner, dan kearifan lokal
Minangkabau. Ini diharap mampu menjadi penumbuh semangat dan motivasi, sebagai
usaha menggali, melestarikan, dan mengembangkan nilai-nilai budaya yang hidup,
tumbuh, dan berkembang dalam kehidupan masyarakat Luak Nan Tuo,’’ katanya.
Menurut Eka, selama dua hari festival
berlangsung, Sabtu-Ahad (13-14/11), iven ini menampilkan potensi dan pesona
desa wisata, kuliner khas Tanah Datar, dan kekayaan seni budaya.
Sebagai wilayah tertua dan
disebut sebagai asal-usul etnis Minangkabau, menurutnya, Tanah Datar memang
bertanggungjawab terhadap usaha-usaha menjaga dan melestarikan budaya lokal.
FPM ini, tegasnya, diharap mampu menggali, melestarikan, dan memajukan seni
tradisional dan budaya Minangkabau tersebut.
Bupati mengatakan, pihaknya
berterima kasih kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, karena telah
memasukkan FPM sebagai salah satu Karisma Iven Nusantara 2021, sehingga diharap
bisa berdampak positif dalam usaha mengembangkan pariwisata di Tanah Datar.
‘’Ada wabah Covied-19 yang
melanda sejak dua tahun silam. Kini pandemi itu belum berakhir. Tapi kita harus
bangkit, lewat festival ini diharap muncul inovasi dalam melaksanakan iven,
tanpa mengabaikan usaha memutus rantai penularanVirus Corona yang menyebabkan
penyakit infeksi pada saluran ernafasan bernama Covid-19,’’ katanya.
Salah satu celah yang bisa
digunakan, menurut Eka, adalah ruang virtual yang memiliki magnet kuat, serta
bisa menjangkau audien lebih banyak dan berada di berbagai belahan dunia, tanpa
harus datang ke tempa pelaksanaan iven. Pokoknya, kata dia, kita harus terus
berkreasi dan berinovasi, sehingga usaha menggali dan pengembangan potensi
tidak terhenti begitu saja.
Pagelaran festival secara hybrid,
yakni menghadirkan peserta secara offline di titik yang ditetapkan serta
peserta dan penonton menikmati secara onlie, menggunakan semua bentuk platform jejaring
sosial yang ada di ruang virtual.(musriadi
musanif)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar