TANAH DATAR, POTRETKITA.net - Dua kecamatan di Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat, akan dilintas Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang menghubungkan Padang dengan Pekanbaru. Untuk itu, dibutuhkan kerjasama yang baik dengan semua elemen terkait, dalam pengerjaan fisik dan pengoperasiannya nanti.
Gerbang Tol Pekanbaru, bagian dari JTTS.(riaumandiri.co) |
Eka mengatakan hal itu, Rabu (15/2), saat mengikuti Rapat Koordinasi Lintas Sektoral dalam rangka Persetujuan Substansi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tanah Datar, bersama Plt. Dirjen Tata Ruang Kementerian PUPR Abdul Kamarzuki.
Pada kesempatan itu, bupati juga menyebut, lintasan tol itu merupakan bagian dari penataan ruang yang dimuat dalam RTRW tahun 2021-2024. Prinsipnya, kata dia, bertujuan mewujudkan mewujudkan struktur dan pola ruang kabupaten yang terintegrasi, berbasis pertanian dan pariwisata berlandaskan adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah.
Penataan ruang, tegasnya, juga dimaksudkan untuk meningkatkan sarana dan prasarana penunjang kepariwisataan di Kabupaten Tanah Datar, di antaranya usulan peningkatan jalan arteri dan ruas jalan kolektor, yang merupakan akses keluar dan masuk Tanah Datar.
‘’Selain usulan untuk peningkatan jalan, di dalam RTRW itu juga terdapat rencana pengembangan wisata yang terintegrasi di kawasan Danau Singkarak, serta rencana pembangunan fasilitas dan utilitas yang memadai untuk menunjang kepariwisataan kita,” ungkap bupati.
Eka berharap, rencana pengembangan kawasan strategis pariwisata nasional Singkarak dan sekitarnya mendapatkan dukungan dari semua pihak termasuk dukungan dari pusat dan provinsi.
“Sektor pariwisata dan sektor pertanian merupakan andalan. Pengembangan wisata unggulan serta pengembangan kawasan yang dapat menunjang industri pariwisata, harus saling terintegrasi. Demikian juga dengan pengembangan sektor pertanian, baik budi daya pertanian, perikanan, peternakan maupun perkebunan,” tambahnya.
Berbicara soal rencana pengembangan wilayah, bupati mengatakan, perencanaan meliputi pengembangan pusat kegiatan lokal Batusangkar, yang bertujuan untuk memberikan pelayanan skala kabupaten baik fasilitas umum maupun fasilitas sosial.
Kecamatan Salimpaung dan sekitarnya, kata bupati, akan diarahkan untuk pengembangan pariwisata dan UMKM, sementara Lintau Buo Utara dan sekitarnya dkembangkan sebagau kawasan pertambangan, terutama tambang batu gamping.
Di Lintau Buo dan sekitarnya pusat pengembangan ayam petelur, perkebunan rakyat serta pengembangan UMKM terutama tenun. Kecamatan Rambatan dan Danau Singkarak diarahkan untuk pengembangan pariwisata juga UMKM, terutama pengelolaan ikan bilih yang merupakan ikan endemik Danau Sungkarak.
Sedangkan kawasan X Koto dan sekitarnya diarahkan untuk pengembangan pertanian dengan komoditas utama sayuran dataran tinggi. “Selain pertanian di kawasan kecamatan X Koto juga telah kita kembangkan kawasan agropolitan dan pembangunan sub terminal agribisnis yang terletak di Koto Baru,” jelasnya.
Menurut bupati, potensi lain yang sudah menjadi ikon X Koto terutama di nagari Pandai Sikek adalan hasil tenun yang sudah mendunia. “Tenun Pandai Sikek dengan berbagai corak merupakan hasil kerajinan masyarakat yang diajarkan secara turun temurun dan berkembang hingga saat ini. Sebagai daerah penghasil tenun terbaik di Sumatera Barat, maka potensi ini akan menjadi pendorong untuk pengembangan kawasan sekitarnya,” jelasnya.(MUSRIADI MUSANIF)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar