Kenangan Nan Tercecer di Kota Barus - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

13 Desember 2021

Kenangan Nan Tercecer di Kota Barus

PULUHAN wartawan yang bertugas di Kota Padang Panjang, Provinsi Sumatera Barat, pekan kemarin, melakukan studi banding ke Pemkab Tapanuli Tengah dan Pemko Sibolga di Provinsi Sumatera Utara.


Usai mengikuti agenda resmi, rombongan pun melakukan kunjungan ziarah dan berwisata di Barus, sebuah kota pelabuhan kuno yang kini bertumbuh jadi destinasi wisata.


Kegiatan diawali dengan menikmati pesona kelap-kelip lampu beraneka warna yang menghiasi Jembatan Hamzah Al-Fansuri,  yang menghubungkan Barus dengan Andam Dewi. Sejak diresmikan, setiap malam banyak wisatawan yang berkunjung ke situ.


Paginya, para wartawan dengan didampingi Asisten II Setdako Padang Panjang H. Iriansyah Tanjung dan Kepala Dinas Kominfo H. Ampera Salim, berziarah ke Makam Syech Machmud di Pemakaman Papan Tinggi. Untuk bisa sampai ke situ, peziarah harus berjalan kaki menapaki 700-an anak tangga dengan tingkat kemiringan yang cukup tajam.


Setelah itu, ziarah dilanjutkan ke Komplek Pemakaman Al-Mahligai. Ada ratusan ulama yang membawa agama Islam ke kepulauan Nusantara dimakamkan di sini. Komplek Pemakaman Papan Tinggi dan Al-Mahligai, menjadi bukti sejarah Islam sudah masuk Barus pada abad ke-6 dan ke-7 masehi.


Kunjungan berwisata diakhir di Monumen Kilometer Nol Peradaban Islam Masuk ke Nusantara. Terletak di bibir pantai Barus nan indah. Ada banyak momen yang terjepret kamera. 


Menegangkan, seru, mengharukan, menyediahkan, menggembirakan, dan kelelahan. Semua meninggalkan cerita. Sayang, tak semuanya bisa terpublikasi lewat JEPRET MOMEN kali ini. Beberapa di antara hasil jepretan itu menjadi kenangan nan tercecer di Kota Barus.(mus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad