Wartawan Padang Panjang Ziarah dan Nikmati Pesona Barus - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

12 Desember 2021

Wartawan Padang Panjang Ziarah dan Nikmati Pesona Barus


TAPANULI TENGAH, POTRETKITA.net - Puluhan wartawan yang bertugas di Kota Padang Panjang, menikmati pesona kota tua Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, berbatasan langsung dengan Kabupaten Aceh Singkil, NAD.


Selama di Barus, para wartawan itu juga berziarah ke makam ulama-ulama pembawa Islam ke bumi Nusantara. Dalam rombongan wartawan itu, juga tergabung beberapa orang pejabat di lingkungan Pemko Padang Panjang, di antaranya Asisten II Setdako H. Iriansyah Tanjung, dan Kepala Dinas Kominfo H. Ampera Salim. Ada juga Ketua PWI H. Jasriman.


Kehadiran rombongan di kota pelabuhan bersejarah yang berposisi menghadap Samudra Hindia itu, Jumat (10/12/2021) malam, disambut kelap-kelip lampu Jembatan Hamzah Fanshuri, ikon baru pariwisata di Tapanuli Tengah. Jembatan bernilai puluhan miliar rupiah itu, setiap malam ramai dikunjungi para wisatawan yang berdatangan dari berbagai kota di Indonesia

Seorang wartawan berfoto dengan latar belakang kelap-kelip lampu warna-warni di Jembatan Hamzah Fanshuri yang membelah Kota Barus.

Hamzah Fanshuri adalah penyair besar dunia Melayu. Dia putra asli Kota Barus. Karya-karya sastrawan dan ulama sufi yang hidup di abad ke-16 itu, sampai kini masih menghiasi dunia kepenyairan Melayu. Pada 12 Agustus 2013, oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Hamzah Fanshuri dianugerahi penghargaan Bintang Maha Putera dan Tanda Jasa dari Pemerintah RI.


Sabtu (11/12), rombongan menunaikan niat utama berkunjung ke Kota Barus, yakni menziarahi makam-makam ulama yang mengembangkan Islam di kepulauan Nusantara yang kini berhimpun dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), di antaranya Makam Syech Machmud bin Abdurrahman bin Muaz Bin Jabal di Komplek Pemakaman Papan Tinggi. Beliau tercatat sebagai ulama yang pertama kali membawa Islam ke Nusantara pada abad ke-6 dan ke-7 masehi, saat Khalifah Ur-Rasyidin masih memimpin dunia Islam.

Rehat sejenak setelah menaiki ratusan anak tangga menuju Makam Syech Machmud di Papan Tinggi, Barus,

Makam Papan Tinggi terletak di puncak sebuah bukit yang memagari Kota Barus. Untuk sampai ke pemakaman, peziarah harus melewati anak tangga lebih dari 700 buah dengan kemiringan mencapai 45 derajat. Setiap pengunjung yang usai berziarah, kalau ditanyai jumlah anak tangga yang mereka lewati, selalu memberi jawaban yang berbeda. Bahkan ada yang menjawab, jumlah anak tangganya mencapai seribu.


Selama perjalanan berziarah di Papan Tinggi, rombongan wartawan Padang Panjang juga berkesempatan berdialog dan bersilaturahmi dengan rombongan peziarah dari kota-kota lainnya, di antaranya jemaah dari Provinsi Riau, rombongan mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU), rombongan santri dari Sosa, Padang Lawas Utara, rombongan dari Rantau Parapat, dan rombongan-rombongan kecil peziarah dari kota-kota di kawasan pantai Timur Sumatera.

Menziarahi Makam Syech Machmud

Setelah beristirahat sejenak, rombongan Padang Panjang kembali melanjutkan ziarah ke komplek pemakaman ulama pendahulu yang membawa dan mengembangkan Islam ke Nusantara. Namanya Komplek Al-Mahligai. Ada ratusan makam ulama yang bisa ditemukan di sini. Menariknya, oleh penjaga komplek pemakaman itu, rombongan juga diperkenalkan dengan pohon barus yang fenomenal itu.


Pohon barus, ketika sudah mencapai usia 60-80 tahun akan mulai menghasilkan getah dan kristal putih di dalam pokok pohonnya. Pohon barus itulah yang menjadi magnet utama pedagang dari seluruh dunia datang ke kota tua ini pada zaman lampau. Mayat-mayat Firaun yang berkuasa di Mesir pada abad-abad ratusan, juga diawetkan dengan kapur barus dari negeri ini.

Berziarah di Komplek Makam Al-Mahligai

Setelah menyauk banyak ilmu tentang sejarah perkembangan Islam di Nusantara oleh penjaga Makam Al-Mahligai, rombongan pun langsung meluncur menuju pelabuhan kuno di pantai barat Sumatera, tempat para pelaut zamat lampau mendarat di Kota Barus. Rombongan juga berkunjung ke Tugu Nol Kilometer Peradaban Islam Masuk ke kepulauan Nusantara. Tugu ini diresmikan Presiden RI Joko Widodo pada Maret 2017 silam.


Menikmati pesona Kota Barus dengan waktu 24 jam memang tidaklah cukup. Tapi karena terbatasnya waktu, rombongan pun harus kembali ke Kota Serambi Mekah, Sabtu (11/12) sore, dengan membawa sejuta kenangan dan kepuasan di batin masing-masing.


BACA JUGA Ke Barus Kita Berwisata dan Ziarah dalam Satu PaketBarus, Kota Penuh Aroma Spiritual

TONTONZiarah ke Makam Papan Tinggi di Barus (Makam Syekh Mahmud Bin Abdurrahman Bin Muaz Bin Jabal)TERUNGKAP | Inilah isi Teks Nisan Makam Syekh Mahmud - Papan Tinggi Pernah Hilang?


Selama berada di Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga, rombongan pun mendapat titipan baru untuk tambahan sebutan Padang Panjang. Bila selama ini sudah amat dikenal sebagai kota kita, kota hujanm kota dingin, kota santri, dan kota serambi mekah, mereka menitipkan tambahan sebutan: Egypt van Sumatera atau Mesir dari Sumatera.(MUSRIADI MUSANIF)


WARGA SUMATERA BARAT YANG BERENCANA MELAKUKAN ZIARAH KE BARUS, KOORDINASIKAN RENCANA PERJALANAN ANDA MELALUI CHATTING WHATSAPP PADA 081363119119

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad