PASBAR, POTRETKITA.net - Ramadhan 1443 H telah tiba. Saat umat menunaikan ibadah puasa, kebutuhan pokok pun meningkat. Korban gempa di Pasaman Barat (Pasbar) dan Pasaman pun butuh uang tunai.
Setelah lebih dari sebulan berlalu, kondisi korban gempa bumi berskala Magnitudo 6,1 di Pasbar dan Pasaman masih memprihatinkan. Mereka baru kembali dari pengungsian dan masih banyak yang tinggal di tenda. Unit-unit usaha warga belum berjalan sebagaimana mestinya.Roda perekonomian dan unit=unit usaha warga yang menjadi korban belum berputar. Mereka belum punya uang tunai untuk membeli berbagai kebutuhan.
Menyadari realitas seperti itu, Gebu Minang dan Bundo Kanduang dari Lampung datang menyapa. Bantuan yang diantar langsung dari rumah ke rumah dan dari tenda ke tenda itu, diberikan dalam bentuk uang tunai. Masing-masingnya menerima Rp300 ribu. Ada 225 rumah warga yang dikunjungi. Total dana yang disalurkan Rp67.500.000.
Dalam mengantarkan bantuan uang tunai itu, langsung dilakukan Ketua Bundo Kanduang Provinsi Lampung Elma Rosyta, Pembina Hj. Merry Warti Syarif, beberapa orang pengurus Bundo Kanduang Lampung, dan Gebu Minang Lampung di antaranya Tuti Malano, Yurnita, Fitriawati, dan Mulia Apriani. Di lapangan, para tokoh perempuan Minang di perantauan itu dipandu PMI Kabupaten Tanah Datar dan ACT Bukittinggi.
Elma dan Merry menyebut, para korban harus senantiasa dimotivasi dan disemangati untuk terus bangkit. Saat ini, tuturnya, mereka sangat membutuhkan uang tunai guna membeli berbagai kebutuhan.
‘’Penyerahan bantuan uang tunai ini, merupakan bentuk kepedulian kami dari rantau, guna membantu sanak saudara di kampung halaman yang tertimpa musibah. Para korban butuh perhatian khusus. Semoga bantuan uang tunai ini bisa memicu semangat bangkit kembali, sehingga tidak larut dalam duka,’’ jelas Elma.
Merry yang merupakan pemilik Hotel Emersia di Batusangkar dan Lampung mengatakan, dengan diserahkannya bantuan uang tunai itu tentu bisa memicu semangat, sehingga tetap sabar menghadapi musibah dan optimis bangkit lagi. ‘’Jangan lihat dari jumlah uangnya, tapi lihatlah dari sisi fungsinya sebagai obat penawar, sehingga dapat pulih seperti sediakala,’’ ucap Hj. Merry.
Menurutnya, perhatian terhadap korban bencana di Kajai Pasbar dan Malampah Pasaman, sejauh ini masih terbilang tinggi di kalangan perantau. Kendati sebelumnya telah mengantarkan bantuan darurat dalam bentuk makanan dan pakaian, tetapi semangat untuk membantu terus bergelora, termasuk bantuan dalam bentuk uang tunai yang kini sangat dibutuhkan.
Merry menyebut, saat ini para korban juga membutuhkan dukungan dalam membangun hunian sementara (huntara), masjid, mushalla, dan madrasah. Dia pun mengajak para perantau untuk memberikan bantuan.
‘’Semoga bantuan yang diberikan ibu-ibu Bundo Kanduang, dan para perantau yang tergabung ke dalam Gebu Minang Lampung, dapat meringankan beban para korban,’’ sebut Deni Marlesi dari ACT Sumbar yang turut mendampingi di lapangan.(musriadi musanif)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar