TANAH DATAR, POTRETKITA.net - Harga tomat di tingkat petani sering jatuh ke titik terendah dan berada pada tingkat yang memprihatinkan. Bahkan ketika musim panen, nilai jualnya hanya berada pada angka Rp1.000/kilogram.
foto dari fb euisrani, Nagari Aie Angek. |
‘’Tomat merupakan salah satu komoditas andalan para petani kita. Tapi masalahnya, harga di tingkat petani kerap jatuh ketika panen raya. Pemkab Tanah Datar sedang berupaya mencari dukungan dan pembiayaan membangun pabrik saus tomat, sebagai salah satu solusi yang paling cepat mengatasi keluhan petani,’’ katanya.
Richi mengatakan, selain bertanam tomat, para petani di Tanah Datar juga mengembangkan berbagai tanaman sayur mayur dan hortikultura, terutama di daerah-daerah yang berada di seputaran Gunung Singgalang, Marapi, dan Gunung Sago. Sedangkan untuk kawasan selain itu, ujarnya, para petani mengembangkan tanaman padi, palawija, dan jagung.
Lebih dari 70 persen warga Tanah Datar, sebutnya, menggantungkan kehidupan mereka di bidang usaha pertanian. Itu pulalah sebabnya, kata dia, pemerintah daerah menjadikan sektor pertanian sebagai salah satu program unggulan.
Masih dalam usaha meningkatkan produksi pertanian, saat ini kata Richi, Tanah Datar juga mengembangkan berbagai jenis tanaman varietas lokal unggul, seperti bawang merah dengan nama sumbu marapi, cabe merah, tanaman perkebunan seperti kopi, kulit manis, dan padi sawah.
Feri menyambut baik rencana Pemkab Tanah Datar untuk meningkatkan kerjasama dengan perguruan tinggi, terutama Fakultas Pertanian Unand. ‘’Kita punya banyak pakar dan ahli pertanian. Mereka siap turun ke lapangan membantu para petani,’’ ujarnya.
Dia menyebut, salah satu peran yang bisa dilakukan Unand dalam menyukseskan program pertanian di Tanah Datar adalah dengan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Unand, katanya, membuka program penerimaan mahasiswa baru tanpa tes, melalui jalur kerjasama dengan pemerintah daerah. Peluang itu, imbuhnya, dapat dimanfaatkan Pemkab Tanah Datar dengan memberi beasiswa putra putri terbaiknya untuk kuliah di Fakultas Pertanian Unand.
Dosen Unand Dr. Erigas Ekaputra yang juga merupakan putra asli Tanah Datar, yang turut hadir pada pertemuan itu mengatakan, program unggulan dalam bentuk bajak gratis yang diusung Pemkab Tanah Datar perlu dipercepat, karena dinilai sangat strategis dalam memajukan pertanian.
‘’Bajak gratis itu perlu dipercepat realisasinya. Hal itu bisa saja dilakukan dengan memanfaatkan bajak yang sudah ada, sembari menunggu brigadir alat-alat mesin pertanian (alsintan). Manfaatkanlah lahan produktif yang masih kosong dengan sebaik-baiknya, misalnya menanami dengan tanaman kulit manis. Unand menyediakan bibit, masyarakat yang menanam,’’ ujarnya.
Pertemuan itu juga dihadiri Rektor Unand Prof. Yuliandri. ‘’Unand berkomitmen mendukung dan memberdayakan semua potensi yang ada. Kita tidak akan berpangku tangan,’’ sebut Yuliandri dalam sambutannya.(MUSRIADI MUSANIF)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar