Bertauhid Bentuk Kesempurnaan Nikmat Akal - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

08 Februari 2022

Bertauhid Bentuk Kesempurnaan Nikmat Akal

BUKITTINGGI, POTRETKITA.net -- Manusia dianugerahi akal. Bertauhid merupakan bentuk dari kesempurnaan nikmat akal. Bila anugerah itu dapat dikelola dengan baik, maka akan selamatlah kita dalam menjalani hidup dan kehidupan ini.


Demikian pokok-pokok pikiran Dosen IAIN Bukittinggi Irwandi Nashir, Jumat (4/2), saat menjadi narasumber pada kegiatan Ngaji Tauhid di RRI Bukittinggi. Kegiatan itu turut diikuti para karyawan di lingkungan Lembaga Penyiaran Publik (LPP) milik pemerintah RI itu.


‘’ Bertauhid merupakan akar paling mendasar dan menentukan keimanan dan keislaman seorang mukmin. Semuanya dimulai dari bertauhid yang diawali dengan mengimani adanya Allah, tanpa mempersekutukan-Nya dengan apa dan siapa pun juga,’’ kata Irwandi.


Ustadz Irwandi menegaskan, bertauhid merupakan  bentuk kesempurnaan nikmat akal yang dianugerahkan Allah  kepada manusia. Kesempurnaan nikmat akal itu, tegasnya, ditentukan manakala seorang manusia mengenal, siapa sesungguhnya pencipta dirinya, mengenal nama dan sifat pencipta itu, mengenal jalan untuk terhubung atau wushul kepada penciptanya itu, mengenal rintangan yang akan dihadapi di tengah jalan menuju penciptanya itu, dan mengenal asal usul dan aib yang ada pada dirinya.


‘’Lima bentuk kesempurnaan nikmat akal itu yang mesti diketahui terlebih dahulu,  sebagai penentu seorang muslim akan dapat menunaikan perintah Allah  dan terikat kepada-Nya," jelas Irwandi Nashir yang juga direktur Lembaga Studi Dakwah Indonesia (LSDI).


Kelima bentuk kesempurnaan nikmat akal itu, urainya, telah diisyaratkan Allah  dalam surah Al-Fatihah sebagai surah pembuka dalam Al-Quran. Dalam surah itu, jelasnya, manusia diperkenalkan dengan penciptanya, yaitu Allah lengkap dengan nama dan sifat-Nya, cara terhubung kepada-Nya, dan rintangan yang akan dihadapi di jalan menuju-Nya.


Surah Al-Fatihah, ujarnya, juga mengisyaratkan agar manusia mengetahui diri dan aib dirinya, yaitu apakah ia termasuk orang yang taat atau malahan orang yang dimurkai-Nya dan tersesat jalan hidup.


‘’Apabila kelima bentuk kesempurnaan nikmat akal itu tidak diketahui dengan utuh oleh  seorang insan, maka itu pertanda tauhidnya rusak dan ada gangguan. Karenanya, mari benahi dan kokohkan selalu tauhid kita, sebab tauhid beres, Insya Allah hidup sukses,’’ sebutnya.(musriadi musanif)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad