TANAH DATAR, POTRETKITA.net - Teori saja tidak cukup untuk memimpin pemerintahan. Banyak aspek yang harus jadi perhatian. Pengalaman di lapangan menjadi pendukung utama, seorang pemimpin akan sukses atau gagal.
Wabup Tanah Datar Richi Aprian. |
Pada seminar yang diikuti peserta secara offline dan online itu, Richi menekankan, di Minangkabau konsep kepemimpinan itu sudah jelas dan tegas, tinggal lagi bagaimana mengaplikasikannya di lapangan, dengan cara memanfaatkan seluruh potensi yang ada.
‘’Baringin gadang di tangah koto, batangnyo tampek basanda, daunnyo tampek balinduang, akanyo tampek bagantuang, ureknyo tampek baselo. Ka pai tampek batanyo, ka pulang tampek babarito, urang yang arif bijaksano, tau rantiang nan ka mancucuak, dahan ka maimpok, baranang ikan dalam aia, alah tantu jantan batinonyo,’’ sebut Richi mengutip filosofis adat Minangkabau tentang kepemimpinan.
Terjemahan bebas filosofis itu (red): ‘pemimpin itu’ ibarat pohon beringin besar di tengah kampung, batangnya tempat bersandar, daunnya tempat berlindung, akarnya tempat bergantung, uratnya tempat bersila. Pergi tempat bertanya, pulang tempat berberita, orang yang arif bijaksana, tahu ranting yang akan mencucuk, dahan akan menimpa. Berenang ikan di air, sudah tahu jantan betinanya.
Secara umum, menurut Richi, memimpin di lingkungan pemerintahan dan di semua organisasi, pada dasarnya membutuhkan keterampilan dalam mengerahkan aparatur dan masyarakat, sehingga bisa bersinergi, bekerjasama, menunaikan tugas pembangunan, sesuai dengan garis kebijakan yang sudah ditetapkan.
BACA JUGA : Sering tak Hadir Rapat Sama dengan Lari dari Medan Jihad
‘’Dalam memimpin tidak bisa hanya dengan teori saja, tetapi harus dipadukan dengan seni, keterampilan, dan kearifan lokal. Orientasinya tidak saja menunaikan tugas selaku kepala, dan pencapaian tujuan semata, tetapi juga harus mempertimbangkan banyak hal, terutama pada sisi manusia atau aparatnya,’’ sebut Richi.
Hal lain yang juga harus diperhatikan, imbuhnya, pemimpin adalah seorang yang bijaksana, amanah, punya seni dalam memimpin, instinktif, kreatif, punya hati nurani, percaya diri, beriman, dan memiliki sikap yang jelas terhadap semua persoalan yang dihadapi.
Rektor UAI Prof. Asep Saefuddin dalam sambutannya mengatakan, pihaknya turut berbangga karena sudah menghasilkan banyak pemimpin hebat, termasuk Wabup Richi.
‘’Kita bangga, Richi sebagai alumni alumni Al-Azhar telah berkontribusi untuk membangun negeri dalam kapasitasnya sebagai pemimpin. Pada dasarnya, kepemimpinan merupakan anugerah Allah, baik dalam kapasitas sebagai individu maupun kelompok,’’ katanya.
Webinar ini, tambahan Asep, merupakan rangkaian dari kegiatan Milad ke-70 Perguruan Islam Al-Azhar Jakarta. Kegiatan berlangsung 29-30 Maret 2022 dengan mengusung tema Bersinergi Membangun Umat.(musriadi musanif)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar