KABUL, POTRETKITA.net - Kendati upaya evakuasi korban besar yang melanda Afghanistan, Pakistan, dan India, namun relawan kemanusiaan sudah menemukan lebih dari 1.500 orang meninggal dunia. Taliban pun meminta bantuan masyarakat internasional.
![]() |
Anak-anak Afghanistan menyaksikan reruntuhan bangunan pascagempa.(news.deteik.com) |
Jumlah orang yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan masih belum diketahui. Pekerja kesehatan dan relawan mengatakan, operasi penyelamatan mengalami hambatan karena hujan deras. Di wilayah terpencil, helikopter telah membawa korban-korban ke rumah sakit.
Jaringan komunikasi pascagempa mengalami gangguan karena kerusakan menara operator telepon seluler. Jumlah korban tewas kemungkinan terus bertambah. Banyak orang tidak tahu kondisi dari anggota keluarga mereka, karena telepon mereka tidak berfungsi.
PBB dan lembaga bantuan kemanusiaan di Pakistan melakukan upaya bantuan kemanusiaan, termasuk pengerahan tim medis dan penyediaan obat-obatan.
Mencermati kondisi lapangan yang demikian memilukan, ditambah dengan keterbatasan pemerintahan Afghanistan yang dipimpin para Taliban pun meminta bantuan internasional. "Kabul berharap mendapatkan bantuan dari masyarakat internasional untuk membantu mereka yang terkena dampak gempa," ujar Koordinator Kemanusiaan PBB di Afghanistan Ramiz Al Akbarov.
Ia menyebut, pihaknya saat ini tak sanggup untuk operasi penyelamatan karena keterbatasan peralatan. Tentu saja, imbuhnya, kami tidak memiliki kemampuan untuk mengeluarkan orang dari puing-puing. Kami telah melakukan kontak awal dengan beberapa negara di kawasan itu. Apalagi, hujan deras dan hujan es turut menghalangi usaha penyelamatan para korban.
Situs berita bbc.com dalam edisi Bahasa Indonesia, sebagaimana dikutip dan diakses Kamis (23/6) menyebut gempa paling mematikan dalam dua dekade terakhir itu, merupakan tantangan terbesar bagi Taliban. Pusat gempa berada sekitar 44 kilometer dari kota Khost, dan getarannya terasa sampai ke Pakistan dan India. Dari kesaksian warga, getaran juga terasa di Ibukota Afghanistan Kabul dan Ibukota Pakistan Islamabad.
Jaringan komunikasi pascagempa mengalami gangguan karena kerusakan menara operator telepon seluler. Jumlah korban tewas kemungkinan terus bertambah. Banyak orang tidak tahu kondisi dari anggota keluarga mereka, karena telepon mereka tidak berfungsi.(*/mus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar