Harga Cabai di Tanah Datar Sumbar Masuk Termahal Nasional - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

16 Juni 2022

Harga Cabai di Tanah Datar Sumbar Masuk Termahal Nasional

TANAH DATAR, POTRETKITA.net - Harga cabai merah keriting di sejumlah pasar dalam wilayah Kabupaten Tanah Datar semakin mahal. Pada Senin-Selasa (13-14/6), di tingkat konsumen tembus angka Rp100 ribu/kilogram. Ini masuk kategori harga tertinggi di Indonesia.

Pedagang cabai di Pasar Batusangkar.(diskominfo td)
Di Pasar Pitalah, Malalo, Kotobaru, Salimpaung, dan Sungayang, harga Rp100 ribu/kg itu berada di tingkat konsumen, sedangkan di tingkat produsen harganya berkisar antara Rp85 ribu hingga Rp95 ribu per kilogram. Padahal pada awal bulan ini, harga komoditas pangan itu diperdagangkan pada harga Rp56 ribu hingga Rp60 ribu.


Kenaikan harga di tingkat konsumen juga dialami cabai rawit. Bila pada awal Juni 2022 berada pada kisaran harga Rp35 ribu hingga Rp45 ribu/kg, maka pada pekan ini harganya sudah berada pada Rp45 ribu hingga Rp70 ribu/kg. Harga tertinggi tercatat pada Selasa (14/6) di Pasar Pitalah dan Pasar Kotobaru.


Data yang dirilis Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, harga cabai merah keriting pekan ini di Sumbar tercatat paling mahal di Indonesia. Di daerah lain, misalnya Kalimantan Tengah Rp99.400/kg, Riau Rp93.800/kg, dan Kepulauan Riau Rp93.150/kg. Sedangkan harga terendah terpantau di Sulawesi Selatan Rp38.300/kg, Sulawesi Barat Rp40.100/kg, Sulawesi Tenggara Rp41.250/kg, dan Sulawesi Utara Rp45.500/kg.


Kepala Dinas Pangan dan Perikanan Tanah Datar Suhermen menyatakan, kenaikan harga cabai merah beberapa hari belakangan memang terasa cukup tinggi. Penyebabnya, kata dia, karena kurangnya pasokan dari distributor yang mendatangkan cabai dari Medan dan beberapa kota lainnya di Jawa.


“Kenaikan harga cabai di tingkat konsumen itu terasa cukup tinggi. Pemerintah daerah sedang berupaya melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait, di antaranya Toko Tani Indonesia Center (TTIC) Provinsi Sumatera Barat. Pihak pemprov bersedia memberikan bantuan dalam bentuk subsidi harga, berkisar Rp5.000 hingga Rp10 ribu/kg,” ujarnya.


Menurut Suhermen, sebagaimana dikutip dari rilisan Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Tanah Datar, pengalokasian bantuan itu dimulai dari TTIC Tanah Datar yang beroperasi di depan Kantor Dinas Pangan; Komplek Perkantoran Pemda, Pagaruyuang dengan target konsumen para pegawai dan masyarakat sekitar.  “Tapi tak banyak yang datang membeli.”


Untuk membantu masyarakat sehubungan dengan kerapnya harga-harga kebutuhan pokok melambung, pihaknya mengajak untuk melakukan pola tanam baru, yakni memanfaatkan pekarangan rumah melalui program Pengembangan Pekarangan Pangan Lestari. Program ini, sebutnya, merupakan kerjasama berbagai pihak, di antaranya PKK dan Kelompok Wanita Tani (KWT).


“Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, minimal kita tidak perlu lagi membeli ke pasar, cukup memanfaatkan pekarangan rumah, misalnya menggunakan sarana polybag agar tidak memakan tempat yang luas,” sebut Suhermen.


Mencermati harga-harga kebutuhan pokok di Tanah Datar, sebagaimana dipublikasikan melalui aplikasi newjelita yang dikelola Dinas Pertanian, untuk beberapa bahan pangan pokok juga mengalami kenaikan signifikan.(MUSRIADI MUSANIF)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad