Penyiapan Pemimpin dan Penguatan Ekonomi Dimulai dari Masjid - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

03 Juni 2022

Penyiapan Pemimpin dan Penguatan Ekonomi Dimulai dari Masjid

TANAH DATAR, POTRETKITA.net - Para perantau bersama masyarakat Nagari Bungo Tanjuang, Kecamatan Batipuah, meningkatkan kerjasama dan kebersamaan. Sebuah masjid megah dan representatif segera hadir di nagari yang berada pada Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Solok-Padang Panjang itu.

Gubernur pada peletakan batu pertama pembangunan sebuah masjid.
Masjid bernama Baitul Makmur itu dibangun di atas lahan seluas 5.400 meter persegi, dilengkapi dengan rumah garin, rumah singgah musafir, klinik, gazebo, dan minimarket yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang ada di nagari itu.


Prosesi peletakan batu pertama pembangunan masjid yang diperkirakan akan selesai dalam rentang waktu satu tahun itu, Rabu (1/6), dilakukan Gubernur Sumatera Barat Buya H. Mahyeldi Ansharullah, didampingi Anggota DPRD Sumbar Bukhari Dt. Tuo, dan Wakil Bupati Tanah Datar Richi Aprian.


Ketua Panitia Pelaksana Pembangunan E. Labai Sati dalam laporannya menjelaskan, lahan pembangunan masjid seluas 5.400 meter itu, merupakan wakaf dari lima orang yang sudah dibebaskan dan selesai penimbunan. Sedangkan untuk pembangunannya, panitia telah menghimpun dana Rp1,9 miliar dan 1.315 zak semen. Sampai selesai, pembangunan diperkirakan akan menelan biaya lebih dari Rp7 miliar.


Labai Sati mengatakan, selain dari masyarakat yang bermukim di kampung halaman, pembangunan masjid besar itu juga mendapat dukungan perantau, sebagaimana diutarakan salah seorang perantau Bungo Tanjuang di Bali yang turut hadir pada kegiatan tersebut, yaitu H. Zulkifli.


“Alhamdulillah, kini sudah berhasil diletakkan batu pertama pembangunan masjid yang diberi nama Baitul Makmur.  Perantau Nagari Bungo Tanjuang mendukung penuh pembangunannya,” sebut Zulkifli.


Menurutnya, pembangunan masjid itu berawal dari gagasan perantau yang kemudian disepakati bersama warga yang bermukim d kampung halaman. Kondisi masjid yang ada saat ini, jelasnya, tidak representatif lagi, karena sudah dimakan usia dan tak mampu lagi menampung jamaah yang terus bertambah.


Buya Mahyeldi dalam sambutannya menegaskan, keberadaan masjid di nagari-nagari memiliki peranan strategis, khususnya dalam usaha membentuk karakter generasi muda Minangkabau, guna mempersiapkan calon pemimpin di masa depan. Masjid, tambahnya, juga berperan dalam usaha penguatan perekonomian masyarakat.


Menurut gubernur, pembelajaran agama serta kehidupan bernagari sejak usia dini di Minangkabau, terbukti berhasil mencetak para generasi yang apapun profesinya, namun tidak meninggalkan jati dirinya sebagai orang yang taat beragama, termasuk para perantau. Dimanapun rantaunya, sebut buya, mereka tetap dekat dengan masjid, bahkan banyak perantau yang mendirikan masjid di ranah maupun di rantau.


"Kehadiran masjid di nagari sebagai pusat kegiatan masyarakat, dimana disitu juga ada balai adat dan pasar sebagai pusat perekonomian, menjadikan karakter sebagai niniak mamak, alim ulama dan cadiak pandai, itu melekat erat pada tiap diri orang Minangkabau. Nagari ini basisnya. Karena itu babaliak ka nagari itu sudah sangat tepat," ungkap gubernur.


Wabup Richi pada kesempatan itu, menyampaikan ungkapan terimakasih kepada perantau dan masyarakat Bungo Tanjuang, karena sudah membantu pemerintah daerah untuk mewujudkan kabupaten madani, khususnya di bidang keagamaan dengan membangun masjid untuk beribadah dan kegiatan keagamaan.


"Terimakasih atas kerjasama dan sinergi antara warga yang di rantau dan ranah untuk membangun masjid, jaga selalu hubungan silaturahmi ini, semoga apa yang di lakukan ini menjadi amal ibadah," katanya.(musriadi musanif)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad