Sampah Masuk Singkarak Mengalir dari Daerah-daerah Tetangga - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

10 Juni 2022

Sampah Masuk Singkarak Mengalir dari Daerah-daerah Tetangga

TANAH DATAR, POTRETKITA.net - Dua walinagari di kawasan pantai barat Danau Singkarak mengeluhkan, aliran sampah menuju Danau Singkarak terbilang cukup besar. Bahkan ketika hujan lebat, sampah masuk dari daerah-daerah tetangga. 

foto dari suara.com
“Sedimen dan sampah plastik yang mengendap di Danau Singkarak masih banyak. Kalau hujan lebat, berton-ton sampah masuk ke danau ini, karena dihanyutkan arus deras sungai dari daerah-daerah tetangga,” kata Walinagari Guguak Malalo Mulyadi, dan diamini Walinagari Padanglaweh Malalo Achyari, Rabu (8/6), dalam diskusi dan sosialisasi Geopark Singkarak yang diselenggarakan Dinas Pariwisata Provinsi Sumbar di Batusangkar.

 

Mulyadi menjelaskan, sampah-sampah yang masuk ke danau itu akhirnya mengendap dan menjadi sedimen. Akibatnya, air danau kebanggaan masyarakat Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Solok itu pun jadi tercemar.

 

Cepatnya terjadi pengendapan sampah ke dasar danau, menurutnya, diperkirakan karena perputaran air Singkarak tidak selancar dulu, karena arus keluarnya sudah dibendung di Ombilin untuk mendukung operasional PLTA Singkarak.

 

Tak leluasanya arus air keluar Danau Singkarak, tegasnya, tidak saja memperparah sedimen dan sampah, tetapi juga menyebabkan luapan air yang kerap menjadi musibah bagi petani,  karena merusak tanaman pertanian rakyat, seperti tanaman padi di sawah-sawah yang ada di pinggir danau.

 

“Kami berharap persoalan ini jadi pembahasan serius. Karena efeknya sudah bertahun-tahun. Bila hal itu tidak dilakukan, maka sedimen di dasar danau semakin tebal, dan sampah plastiknya akan sulit dikendalikan, terutama saat musim hujan,” katanya.

 

Selain faktor sampah dan pencemaran danau, walinagari Padanglaweh Malalo menambahkan, pihaknya sangat mendukung program pemerintah dalam mengembangkan Geopark Singkarak, sebagai salah satu usaha meningkatkan sektor pariwisata. Kendati begitu, kondisi jalan yang dilalui para wisatawan, bila nanti jadi, sangat memprihatinkan.

 

“jalan-jalan menuju Malalo terbilang sempit dan berliku-liku, sejak dari Simpang Payo sampai ke batas Kabupaten Solok. Di Malalo sendiri, jalannya kecil yang menyulitkan kendaraan berpapasan. Untuk menuju geosite (destinasi wisata geopark), hampir seluruhnya tak bisa dilintasi kendaraan roda empat. Harapan kami, kondisi jalan ini juga menjadi prioritas oleh instansi terkait di lingkungan Pemprov Sumbar dan Pemkab Tanah Datar,” katanya.(musriadi musanif)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad