Festival Tabut Bengkulu Dihelat Pekan Pertama Agustus 2022 - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

21 Juli 2022

Festival Tabut Bengkulu Dihelat Pekan Pertama Agustus 2022

BENGKULU, POTRETKITA.net - Setelah terhenti hampir tiga tahun pandemi Covid-19, masyarakat Bengkulu kembali menghelat Festival Tabut yang fenomenal itu. Rencananya akan dimulai pada 3-4 Agustus 2022 ini.

foto seringjalan.com

 
Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menjelaskan, kegiatan pembukaan dijadwalkan akan dilakukan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno yang dipusatkan di Lapangan Merdeka, Kota Bengkulu.


Untuk mematangkan persiapan, sudah dilakukan beberapa kembali pembahasan dengan melibatkan semua elemen terkait, di antaranya Keluarga Kerukunan Tabut (KKT) Bencoolen, Polres Bengkulu, Pemkot Bengkulu, Dinas Pariwisata Provinsi dan Kota Bengkulu serta para pihak terkait lainnya, disimpulkan pelaksanaan Festival Tabut Bengkulu 2022 akan diorganisir dengan baik. 


"Jadi nanti akan dihadiri langsung oleh Menparekraf RI Sandiaga Uno pada 3 atau 4 Agustus yang akan datang. Pelaksanaan akan langsung di-organize oleh sebuah lembaga iven, termasuk dalam pengelolaan bazar. Sehingga tidak diserahkan ke KKT maupun ke kelompok lainnya, tapi langsung dikelola melalui pemerintah dan akan kita tunjuk lembaga yang bertanggungjawab," katanya.


Kemudian terhadap stand yang akan disediakan pada Festival Tabut Bengkulu 2022, Gubernur Rohidin juga meminta pihak pengelola untuk menyediakan dengan harga yang terjangkau. Harga stand juga jangan terlalu mahal, agar masyarakat bisa melakukan usaha kecil menengah dengan menjual produk mereka dengan laris," sebutnya.


Ketua KKT Bencoolen Syafril mengatakan, sebagai lembaga atau perkumpulan tradisi ritual Tabut berdasarkan Keputusan Kementerian Hukum dan HAM  bernomor 0000459.AHA.01.08.TAHUN 2022 tertanggal 11 Maret 2022, pihaknya siap melaksanakan ritual Tabut selama 10 hari, mulai dari 1 hingga 10 Muharram 1444 Hijriyah.


"Kami dari KKT Bencoolen siap mendukung lancarnya pelaksanaan Festival Tabut Bengkulu 2022. Pada 7 Muharram nanti kami siap melaksanakan Tabut Naik Puncak hingga prosesi Tabut Tebuang pada 10 Muharram," jelasnya, sebagaimana dirilis Pemprov Bengkulu melalui akun media sosial Kominfonews Bengkulu.


Nantinya, imbuh Syafril, akan ada delapan bangunan Tabut Sakral yang akan ditampilkan serta 16 Tabut Budaya dan juga diramaikan dengan pertunjukan Telong- Telong atau Ikan-Ikan mulai malam ke 7 Muharram. "Jadi pelaksanaan Tabut Naik Puncak hingga Tabut Tebuang hanya dilakukan di satu lokasi yaitu di Lapangan Merdeka Kota Bengkulu," tutupnya.


TENTANG TABUT

Dalam jurnal BRIN, Mahasiswa Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat IPB Surya Darma menjelaskan, berdasarkan hasil publikasi yang dimuat dalam statistik kebudayaan 2021, Bengkulu memiliki 53 komunitas budaya yang tersebar di seluruh wilayahnya.


Selain itu, Bengkulu juga memiliki 21 cagar budaya yang menjadi daya tarik tersendiri ketika mengunjungi provinsi yang mendapat julukan bumi rafflesia ini (K. P. dan Kebudayaan, 2021).


Salah satu budaya dan ikon yang dimiliki oleh Bengkulu adalah ritual Tabut.  Ritual Tabut merupakan kegiatan budaya yang rutin dilaksanakan di Bengkulu setiap tahunnya, tepatnya dilaksanakan mulai tanggal 31 Zulhijah hingga 13 Muharam.


Bukan hanya dimaknai sebagai sebuah budaya, pelaksanaan ritual Tabut juga dimaksudkan untuk mengenang seluruh yang mati syahid dalam peperangan di Padang Karbala termasuk cucu Nabi Muhammad yaitu Husein. Selain itu, Tabut juga dimaknai sebagai media dalam mengenang kejayaan agama Islam dan menyambut tahun baru Islam atau tahun baru Hijriyah (Syafril, 2012).


BACA JUGA : Padangpanjang Dahului Pariaman dalam Mahoyak Tabuik


Makna yang ada pada Tabut sendiri juga tersebar pada seluruh rangkaian ritualnya yang berjumlah 13 rangkaian. Adapun 13 rangkaian ritual ini terdiri dari doa memohon keselamatan, mengambil tanah, duduk penja, menjara, meradai, arak jari-jari, dan arak sorban.


Kemudian juga gam, tabut naik pangkek, arak gedang, soja, tabut tebuang, cuci penja dan doa penutup. Keseluruhan rangkaian Tabut ini juga bercerita mengenai proses ditemukannya jasad atau potongan bagian tubuh Husein yang mati syahid di Padang Karbala.


Ritual yang dilaksanakan setiap tahun di Bengkulu ini juga telah berkembang menjadi sebuah festival budaya yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Berkembangnya ritual Tabut menjadi sebuah festival budaya menjadikan pelaksanaan Tabut tidak hanya terbatas pada rangkaian ritualnya.


Dengan adanya Festival Tabut yang dilaksanakan mulai tanggal 1 sampai dengan 10 Muharam biasanya akan ditampilkan berbagai kegiatan serta pertunjukkan seni dan budaya Bengkulu. Bahkan, berbagai rangkaian kegiatan yang ada di dalam Festival Tabut telah mendorong festival ini untuk masuk ke dalam agenda Calendar of Event (CoE) 2018 Kementerian Pariwisata. Hal ini menjadikan Tabut sebagai salah satu bagian dari 100 Wonderful Indonesia (Firmansyah, 2018).


Keberadaaan ritual dan Festival Tabut di Bengkulu tentu tidak dapat dipisahkan dari peran keluarga Tabut. Keluarga Tabutlah yang secara turun-menurun terus melaksanakan serta mewariskan ritual yang juga telah berkembang menjadi festival ini.


Keluarga Tabut yaitu keturunan dari ulama muslim, termasuk  Syekh Burhanuddin, yang dulu datang dan kemudian menikah dengan masyarakat asli Bengkulu.  Keturunan mereka inilah yang selanjutnya disebut sebagai keluarga Tabut dan hingga saat ini terus melestarikan Tabut (Sepiolita et al., 2017).


Tabut dapat terus bertahan dan menjadi salah satu budaya kebanggan masyarakat Bengkulu. Bahkan jika ditinjau dari sejarah pertama kali ritual Tabut dilaksanakan di Bengkulu, ritual kebudayaan ini diyakini sudah ada sejak lebih dari 300 tahun yang lalu (Marhayati, 2019). Sementara itu, pendapat lainnya yaitu Syiafril (2012) meyakini bahwa ritual ini sudah mulai dilaksanakan pada abad ke-14 atau sekitar tahun 1336 Masehi.


Sejak pertama kali dilaksanakan hingga sekarang, diyakini bahwa sejak saat itulah pelaksanaan ritual Tabut tidak pernah ditinggalkan oleh keluarga Tabut. Secara turun-temurun keluarga Tabut tetap melaksanakan ritual ini.(mus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad