PADANGPANJANG, POTRETKITA.net - Bunga bangkai. Begitu banyak orang menyebut bunga besar pemakan serangga itu. Tumbuh di berbagai tempat di Tanah Minangkabau, di antaranya Palupuah, Nagari Andaleh Batipuah, dan Kota Padangpanjang.
Di kota? Ya, bunga bangkai bernama Latin Amorphophallus titanum ini ditemukan telah mekar dengan sempurna, Selasa (5/7), di dekat gerbang Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau (PDIKM), Silaing Bawah, Padangpanjang Barat.
Informasi yang diperoleh dari Dinas Kominfo Kota Padangpanjang,tongkol bunga itu tetlihat menjulang hampir dua meter, sedangkan kelopaknya sudah mengembang dengan warna merah darah.
Sebelum masuk ke fase generatif, bunga ini melewati masa vegetatif lebih dari dua tahun. Untuk mekar sempurna seperti saat ini, hanya butuh sehari saja. Tapi masih bisa bertahan sampai tujuh hari sebelum terkulai layu.
Sekretaris Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (Perkim LH) Yetty Sofyan menjelaskan, semula tunas bunga ini terpantau timnya pada 24 Juni lalu sekitar pukul 09.00 WIB. Untuk mencegah terjadinya gangguan oleh ulah tangan jahil manusia maupun oleh hewan, pihaknya memasang pagar bambu.
“Selanjutnya beberapa hari kemudian, seiring dengan terus tumbuhnya bunga ini, kami dibantu oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) untuk memagari dengan pagar besi,” ungkapnya.
Menurutnya, tumbuhan dari suku talas-talasan (Araceae) ini mulai menampakkan kelopaknya pada 27 Juni. Selama perkembangan ini, ada petugas kebersihan yang ditugaskan setiap hari untuk memantau dan menjaganya.Bunga yang menyebarkan bau busuk untuk memancing serangga ini, merupakan tanaman yang dilindungi sesuai dengan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, serta PP No.7/1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa Liar.
Yetty mengimbau kepada masyarakat yang datang dan melihat-lihat bunga ini untuk tidak mendekat dan menyentuh bunga ini. “Cukup dilihat dari pagar pembatas saja. Jangan dipegang apalagi dirusak. Silahkan berfoto dan divideokan, karena ini termasuk peristiwa langka,” jelasnya.
Sementara itu Warnita (24) yang datang bersama teman-temannya begitu antusias mengabadikan bunga ini. “Lah lamo lo ndak ado bungo ko yo (sudah lama bunga ini tidak tumbuh),” komentarnya.
Sebelumnya dua tahun yang lalu bunga pernah tumbuh di lokasi yang sama. Setelah itu, sekali enam bulan tunasnya akan tumbuh kembali, namun tidak sampai mekar sempurna.(*/mus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar