Penyedia Kebutuhan Jamaah Haji Indonesia Didominasi Vietnam, Thailand, dan Tiongkok - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

16 Juli 2022

Penyedia Kebutuhan Jamaah Haji Indonesia Didominasi Vietnam, Thailand, dan Tiongkok



JAKARTA, POTRETKITA.net - Setiap musim haji, sekitar Rp7 trilun dana berputar untuk memenuhi kebutuhan jemaah haji asal Indonesia, khususnya ketika telah berada di Arab Saudi hingga kembali ke tanah air.


Sayangnya, belum tercatat adanya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) asal Indonesia yang terlibat dalam penyediaan kebutuhan jamaah Indonesia dalam prosesi itu. Sejauh ini masih didominasi produk-produk asal Vietnam, Thailand, dan Tiongkok.


"Kita menyaksikan betapa matyoritas produk dalam rutinitas haji, sajak dari penyedia bahan baku kuliner, hingga alat sehari-hari para jamaah adalah produk dari Vietnam, Thailand dan Tiongkok. Jadi merekalah yang mendapatkan manfaat dari prosesi haji ini,” kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag RI Hilman Latief


Menurutnya, mengingat demikian besarnya kebutuhan jamaah haji Indonesia selama berada di Arab Saudi, sejatinya menjadi peluang yang besar bagi pengusaha dan pelaku UMKM asal Indonesia, begitu pula dengan petani dan nelayan, dalam menyediakan kebutuhan itu. Sesungguhnya, kata dia, peluang juga terbuka untuk memenuhi kebutuhan jamaah haji asal negara tetangga lainnya.


Hilman menyatakan, saat diperlukan ijtihad-ijtihad baru untuk merumuskan secara bersama-sama, bagaimana dari proses ibadah haji itu bisa dilakukan berbagai hal. Untuk kebutuhan tersebut, sebutnya, Kemenag mulai menata alur kebijakan yang memungkinkan hal itu terjadi. Organisasi Islam seperti Muhammadiyah dan yang lainnya, diharapkan Hilman menyasar peluang ini dengan menguatkan ekosistem ekonomi haji dan umrah lebih spesifik lagi.


“Saya juga ingin mengajak ormas Islam lain agar bisa kontribusi pada komunitas-komunitas tertentu. Baik untuk (penyedia) kopinya, ikannya, berasnya, dan lain-lain. Ini potensi agar kita liyasyhadu fi tijarah (mengambil manfaat ekonomi dari ibadah haji),” tegas Hilman. 


Hilman yang pernah menjadi ketua Lembaga Amil, Zakat, Infak, dan Sedekah Muhammadiyah (Lazismu) Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu, Jumat (15/7), saat menjadi narasumber pada Pengajian Bulanan Pimpinan Pusat Muhammadiyah bertajuk Haji dan Pembaruan Islam, menegaskan, satu-satunya ibadah yang disyaratkan secara verbal dengan istithaah atau kemampuan adalah ibadah haji, sebagaimana dilafazkan dalam Surat Ali Imran ayat 97.


Pada Surat Al-Hajj ayat 28, tambahnya, Allah Swt bahkan menyebut ibadah haji memberikan banyak ragam manfaat. Secara umum, ahli tafsir memaknai manafi’ sebagai pahala. Namun, ujarnya, salah satu manafi’-nya adalah aspek solidaritas hingga tijarah atau ekonomi.


"Potensi besar pasar ekonomi itu belum tergarap secara optimal. Pertanyaannya, sejauhmana kita umat Islam Indonesia yang terbesar di dunia dan memiliki legacy terbesar di dunia memperhatikan aspek commerce-nya," ujarnya, sebagaimana dikutip dari pubblikasi PP Muhammadiyah pada website muhammadiyah.or.id.


Himan juga mempertanyakan, seberapa mampu kita umat Islam di Indonesia memenuhi komoditas yang dibutuhkan jamaah haji Indonesia, seberapa besar kita mengekspor produk-produk masyarakat Indonesia untuk digunakan di Saudi, minimal untuk jamaah Indonesia sendiri. Ini jadi PR buat kita semua bagaimana mencermati haji ke depan.(*/mus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad