TANAH DATAR, POTRETKITA.net – Tumbuh dan berkembang di tengah sulitnya pemasaran, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Tanah Datar butuh dukungan modal, pemasaran, dan alat produksi.
Wabup Richi Aprian mencermati kemasan produk Mizaki Malalo. |
Demikian dikatakan Pimpinan UMKM Minang Zaman Kini (Mizaki) Malalo Sri Wahyuni, akhir pekan kemarin, saat menerima kunjungan mendadak Wakil Bupati Tanah Datar Richi Aprian, didampingi Sekretaris Dinas Koperindag Lola Nasution dan Camat Batipuh Selatan Benny Yohendri.
Mizaki tergabung ke dalam Unit Kreatif
Masyarakat Malalo (Ukemma), selain sudah memiliki tempat memproduksi berbagai olahan
penganan khas pantai barat Danau Singkarak itu, juga punya galeri untuk
memasarkan produknya di Jalan Raya Nagari Guguak Malalo, Kecamatan Batipuh
Selatan. Usaha memasarkannya menggunakan sistem online dan offline.
“Unit usaha kita ini beranggotakan
emak-emak. Mereka mengolah ikan bilih dan ikan betutu. Juga memproduksi
beraneka produk cemilan berbahan dasar pisang, kentang, dan juga bumbu randang.
Ada juga produk berupa stik, naget, dan rendang telur,” jelasnya.
Kendati menyebut sangat terkejut atas
kunjungan Wabup Richi karena mendadak saja, namun Sri bersama jajarannya
mengaku amat bahagia dan apresiatif, karena akan menjadi motivasi bagi mereka
untuk mengembangkan usaha, meningkatkan kualitas produk, dan menjangkau
pemasaran lebih luas.
Untuk mengembangkan usaha, menurutnya,
masih dibutuhkan dukungan dari pemerintah daerah. Saat ini, tambah Sri, kemasan
produk mereka sudah baik dan layak dipasarkan di mall, supermarket, dan
minimarket. Kendati begitu, untuk menciptakan zona pemasaran lebih luas, tentu
masih didukungan jajaran Pemkab Tanah Datar.
“Modal kami juga masih sangat terbatas.
Alat-alat produksi banyak yang tak memadai lagi. Kami tentu berharap adanya
dukungan dan bantuan pemerintah,” katanya.
Wabup yang ketika mampir di galeri itu
didampingi sang istri, mengaku sangat tekesan dengan teknik pengolahan dan
kemasan produk-produk yang dipasarkan Ukemma. Wabup mengaku, rasa penganan yang
diproduksi itu juga nikmat, kebersihan juga cukup terjaga.
“Rasanya nikmat. Tempatnya bersih.
Bahan-bahannya juga jelas dan memenuhi syarat sebagai makanan sehat. Saya
menganjurkan agar diurus sertifikat halal dan mencantumkan logonya di kemasan.
Tambahkan juga identitasnya yang ditulis di kemasan sebagai Produk Masyarakat
Tanah Datar,” sarannya.
Terkait dengan kesulitan akses permodalan,
wabup mengatakan, saat ini Pemda Tanah Datar mempunyai program bernama Makan
Rendang, singkatan dari Maksimalkan Pemberantasan Rentenir agar Hilang di Tanah
Datar. Lewat program itu, imbuhnya, masyarakat dan pelaku UMKM diberi akses
mendapatkan bantuan permodalan.
“Program ini adalah bantuan bagi UMKM di
Tanah Datar. Selisih margin atau bunga pinjaman hanya tiga persen dalam
setahun. Maksimal pinjaman Rp10 juta tanpa agunan. Silahkan manfaatkan
kesempatan itu. Nanti kalau usahanya beranjak maju, beralih segera jadi usaha
berbadan hukum, misalnya koperasi,” jelas Richi.
Bila usaha sudah berkembang dan tergabung
ke dalam kelompok koperasi, maka akses permodalan pun bisa ditingkatkan. Pemerintah
daerah juga punya program bantuan maksimal Rp75 juta. Bantuan itu, tegasnya,
bukan pinjaman.(mus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar