Sumbar akan Wujudkan Seratus Ribu Pelaku Usaha Ekonomi Kreatif - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

17 Juli 2022

Sumbar akan Wujudkan Seratus Ribu Pelaku Usaha Ekonomi Kreatif

BUKITTINGGI, POTRETKITA.net - Pelaku ekonomi kreatif perlu terus ditumbuhkembangkan. Untuk itu dibutuhkan usaha bersama, peningkatan kreativitas, inovatif, mampu mencari, dan memanfaatkan setiap peluang yang ada.



Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy menegaskan, Pemprov berusaha mewujudkan program 100 Ribu Milenial Entrepreneur dan Women Enterpreneur sebagai pelaku ekonomi kreatif. Usaha yang dilakukan ke arah itu di antaranya memberdayakan UMKM di Sumbar dan merangkul pengusaha muda yang ingin berkembang dan memiliki brand sendiri.


"Entrepreneur bukan hanya bertujuan mendorong masyarakat dari nol menjadi pengusaha, namun juga suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan dan mencari peluang dari masalah yang dihadapi," ujarnya, Sabtu (16/7), di Aula Istana Bung Hatta Bukittinggi, saat menjadi keynote speaker pada acara Diseminasi Hasil Kelitbangan dengan tema Pemberdayaan UMKM Untuk Ketahanan Ekonomi Keluarga, yang dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Sumbar.


Menurut laman resmi Pemprov Sumbar; sumbarprov.go.id, acara ini merupakan rangkaian kegiatan dari BKOW Provinsi Sumbar bersama mitranya, dalam rangka seminar kewirausahaan Pengembangan UMKM menuju era globalisasi, melalui pameran dan lomba ekonomi kreatif yang digandeng oleh Balitbang Sumbar. 


"Entrepreneur adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan dan mencari peluang dari masalah yang dihadapi oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari. UMKM merupakan sektor yang strategis dan memegang peranan penting dalam perekonomian nasional, tak terkecuali di Sumatera Barat. Posisi strategis UMKM di Sumbar ini didorong oleh eksistensinya yang dominan, baik dari segi jumlah, serta serapan tenaga kerja yang juga cukup besar," katanya.


Wagub mengatakan, Sumbar saat ini memiliki 580 ribu unit usaha mikro dan kecil. 98,8 persen diantaranya berasal dari usaha non pertanian dan mampu menyerap 1,29 juta tenaga kerja (87,57 persen tenaga kerja dari sektor non pertanian). Jumlah yang besar itu tentu menyimpan potensi yang besar pula. Oleh karena itu, Pemprov Sumbar secara kontiniu terus melakukan upaya-upaya peningkatan kapasitas pengusaha, maupun kapasitas usaha UMKM yang dimiliki masyarakat.


"Sehingga UMKM mampu menangani berbagai permasalahan dan tantangan dunia usaha. Salah satunya melalui digitalisasi," kata Audy.


Menurutnya, digitalisasi membuka pasar yang besar dan menjadi salah satu strategi yang dapat diterapkan UMKM untuk memasarkan produknya. Ditambah sejak pandemi banyak kegiatan masyarakat yang bisa dilakukan secara daring dari rumah.


"Apalagi sekarang hampir 74 persen penduduk Indonesia menggunakan internet. Jadi digitalisasi harus menjadi salah satu strategi UMKM untuk memasarkan produk, melalui marketplace atau platform-platform e-commerce," lanjutnya lagi.


Audy mengapresiasi Badan Penelitian dan Pengembangan bekerja sama dengan BKOW Provinsi Sumatera Barat untuk mengadakan diseminasi hasil Kelitbangan tersebut. Diharapkan dengan diadakannya acara ini, pelaku UMKM mampu untuk menghadapi tantangan global.


"Melalui diseminasi Kelitbangan ini, diharapkan dapat meningkatkan inovasi produk dan jasa, pengembangan SDM, serta pemanfaatan teknologi dan perluasan pasar, sehingga menambah nilai jual produk UMKM dan mampu bersaing dengan produk asing yang membanjiri Tanah Air," ungkap Audy.


Tidak hanya itu, imbuhnya, pemerintah sekarang ini juga dituntut menjadi enterpreneur untuk mengubah perilaku birokrasi yang cenderung tidak efisien, atau merubah pemerintahan yang bersifat tradisional atau terlalu birokratis. "Entrepreneur dalam artian pemerintah, berarti mempunyai semangat kewirausahaan berupa kinerja birokrasi yang inovatif dalam memberikan pelayanan publik," ujarnya.


Kepala Balitbang Sumbar Reti Wafda mengatakan, faktor yang mempengaruhi ketahanan UMKM di sektor industri, Salah satunya nilai-nilai kerja yang dimiliki UMKM. "Kalau dari nilai budaya kerja kita sangat bagus 4,29 dari skor satu sampai lima, namun resourcefulness, yaitu sumber daya yang dimiliki untuk meningkatkan usaha inovatif masih rendah skornya hanya 2,49," katanya.


Sumberdaya tersebut, sebut Reti, ada sumberdaya berwujud seperti persediaan teknologi, keuangan dan sumberdaya yang tak berwujud seperti merek, jaringan bisnis, gudang sosial yang kuat hal ini sebenarnya sangat mendukung UMKM untuk dapat cepat pulih dan berkembang," lanjut Reti. 


Di samping itu, Ketua Umum Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Fitria Amalia Audy mengatakan, 59 organisasi wanita yang tergabung dalam BKOW mendukung penuh berbagai program pemerintah dalam pengembangan UMKM tersebut.


"BKOW mendukung visi pemerintah dalam memajukan dan mendampingi pengembangan UMKM, apalagi berdasarkan survey Bank Dunia, sebanyak 64.55 UMKM dimiliki oleh kaum perempuan." katanya.


Ia juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan seminar, terutama kepada Bapak Gubenur dan Wakil Gubernur yang memfasilitasi kegiatan tersebut.(*/mus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad