JAKARTA, POTRETKITA.net - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, ada gempa di Jakarta yang terjadi pada Sabtu (13/8) pukul 03.00 WIB. Lokasinya terbilang dalam.
Gempa itu tercatat bermagnitudo 2,8 pada 6,21 Lintang Selatan (LS)-106,84 Bujur Timur (BT) atau dua kilometer arah tenggara Jakarta Pusat, pada kedalaman 250 kilometer.
Selain di Jakarta, Sabtu pagi ini juga tecatat peristiwa gempa di Pacitan Jawa Timur dengan magnitudo 2,7. Gempa bumi terjadi pada pukul 04.14 WIB. Pusat gempa bumi berada di 89 km Baratdaya Pacitan pada kedalaman sepuluh kilometer.
Pada peristiwa gempa Magnitudo 6,7 yang kemudian dimutakhirkan jadi M 6,6 pada Jumat (14/01/2022) pukul 16.05 WIB, masyarakat Jakarta juga turut merasakannya, kendati lokasi pusat gempa bumi terbilang jauh, yakni terletak di darat pada koordinat 105,26 derajat Bujur Timur (BT) dan 7,01 derajat Lintang Selatan (LS), berjarak sekitar 52 km baratdaya Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.
BACA PULA : Risau itu Berjudul Gempa Jakarta
Menurut sejumlah berita beredar yang di media online dan media sosial. Jakarta memiliki jejak sejarah gempa merusak. Dari catatan sejarah gempa-gempa tersebut, lalu sudah siapkah seluruh pihak mengantisipasinya?
Gempabumi kuat yang mengguncang Jakarta itu berada pada Sesar Baribis, nama yang diberikan pada struktur sesar regional yang ada di Provinsi Jawa Barat. Selain sesar Baribis, ada sesar Cimandiri, sesar Cipeles, sesar Lembang, sesar Pelabuhanratu, dan sesar Citanduy.
Sesar merupakan rekahan pada batuan, dimana bagian yang dipisahkan oleh rekahan akan bergerak satu sama lain. Sesar Baribis, dalam konteks ini, adalah sesar mudah yang baru terbentuk pada periode tektonik zaman batu muda. Karena masih muda, patahan ini rawan mengalami pergerakan yang dapat memicu gempa bumi.
Plt. Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Dr. Daryono pernah menjelaskan, Sesar Baribis terletak di bagian utara Pulau Jawa, membentang dari Kabupaten Purwakarta sampai perbukitan Baribis di Kabupaten Majalengka (Van Bemmelen, 1949).
"Sesar Baribis yang membentang di selatan Jakarta ini adalah sesar yang masih aktif. Karena berstatus masih aktif, maka sesar ini berpotensi memicu terjadinya aktivitas gempa di daerah Jakarta dan sekitarnya. Segmen di selatan Jakarta terbukti aktif dengan estimasi laju geser mencapai sekitar 5 milimeter per tahun," ujarnya.
Keaktifan sesar, menurut Daryono, juga didukung hasil monitoring peralatan sensor seismograf BMKG. Di mana dalam alat monitor terpantau aktivitas gempa di sepanjang jalur sesar, meskipun relatif dalam magnitudo kecil.
"Keaktifan sesar ini didukung hasil monitoring peralatan sensor seismograf BMKG di mana terdapat aktivitas gempa yang terpantau di jalur sesar, meskipun dalam magnitudo kecil 2,3 – 3,1," jelasnya.(mus/*)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar