Hantu Paling Menakutkan itu Adalah Pertanyaan Masih Adakah Orang Minang

PADANG PANJANG, POTRETKITA.net - Orang Minang sudah tercerabut dari akal falsafah hidupnya; Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK). Dengan demikian, maka pertanyaan yang paling menakutkan saat ini adalah: Masih adakah Orang Minang?

foto ilustrasi universetravel.co.id

Demikian diungkapkan tokoh perantau asal Kabupaten Solok di Jakarta; M. Edrison Kamil, mempertanyakan soal degradasi pengamalan adat budaya warga Minangkabau, baik yang berada di perantauan maupun yang bermukim di kampung halaman.

Edrison menjelaskan, sesungguhnya falsafah ABS-SBK itu sudah terakomodir dalam Peraturan Daerah Sumbar, tapi tidak nampak program aksinya di lapangan. Kini muncul pula Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2022, sementara perda yang sudah ada itu jadi terlupakan.

Pertanyaan itu dijawab tokoh masyarakat asal Nagari Pasie Lawah, Kabupaten Tanah Datar; Buya Syafril Alwis. "Orang Minang yang melenceng dari ABS-SBK itu adalah mereka punya nafsu serakah, ingin menguasai sesuatu, sehingga mereka tidak lagi mengindahkan nasehat mamak, ketika mereka pergi merantau untuk berjuang memperbaiki kehidupan. Hal serupa juga terjadi untuk yang bermukim di kampung halaman," katanya.

Tokoh perantau Kabupaten Tanah Datar di Kota Medan; Buya Rafdinal juga tak mengingkari realitas orang Minangkabau saat ini. "Minang itu masih ada. Bahwa banyak Orang Minang tercerabut dari akar budaya dan tak menghiraukan lagi falsafah ABS-BSK, bukan berarti menggenalisir Orang Minang tidak ada lagi. Ini juga cara berfikir yang sempit dan naif," katanya.

Tanggapan lain datang dari Mizlan, salah seorang tokoh masyarakat Pasaman Barat. Menurutnya, orang Minang itu tidak identik dengan warga Sumatera Barat. Itu pulalah sebabnya, orang Sumatera Barat yang tidak orang Minang mempermasalahan falsafath ABS-SBK.(mus)