Mendagri Sebut Inflasi Tinggi Lantaran Terlalu Banyak Uang Beredar - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

31 Agustus 2022

Mendagri Sebut Inflasi Tinggi Lantaran Terlalu Banyak Uang Beredar


TANAH DATAR, POTRETKITA.net - Pemicu inflasi terbesar secara nasional adalah sektor pangan dan energi, namun di Kabupaten Tanah Datar, kedua hal pokok itu terbilang relatif aman dan stoknya mencukupi.


Pemicu lainnya adalah terlalu banyaknya uang beredar, kenaikan suku bunga, suplai barang kurang, distribusi komoditas terganggu dan pupuk bersubsidi mahal.


"Sejauh ini kebutuhan bahan pokok, termasuk cabe merah, bawang merah seperti disampaikan Mendagri yang menjadi pemicu inflasi. Di Tanah Datar mencukupi, bahkan sebagai sentra penghasil sayur, cabe, bawang dan tomat, Tanah Datar bahkan menjadi pemasok di daerah tetangga," ujar Bupati Tanah Datar Eka Putra.


Bupati mengatakan hal itu, Selasa (30/8), usai mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah secara virtual bersama Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian. Bupati bersama sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Tanah Datar, mengikuti rapat dari Gedung Indo Jolito Batusangkar.


BACA PULA : Dana APBD Mengendap di Bank Rp35 Triliun Lebih

Uang Beredar Masih Kurang

 

Eka menyebut, hingga saat ini Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Tanah Datar, terbilang sangat aktif dengan berbagai kegiatan dalam menyiasati pengendalian inflasi di daerah berjuluk Luak Nan Tuo itu.


"TPID bersama semua stakeholder Tanah Datar saling bekerjasama agar terjaminnya ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kestabilan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif, dalam mengendalikan inflasi di Tanah Datar," ujarnya.


Mendagri Tito mengatakan, sampai saat ini kondisi inflasi secara nasional berada di angka 4,94 persen yang disebabkan lima hal yang mempunyai andil besar dan masuk kategori komoditas utama.


"Saat ini, meski berada pada angka 4,94 persen kita harus mewaspadai peningkatan inflasi pangan dan energi. Situasinya terus meningkat dan yang memiliki andil komunitas terbesarnya adalah cabai merah 0,42 persen, bawang merah 0,30 persen, tarif angkutan udara 0,29 pesen Bahan Bakar Rumah Tangga 0,23 persen, dan bensin 0,18 persen," sebut menteri.


 BERITA TERKAIT

Sumbar Masuk Lima Besar Inflasi Tertinggi

Pangan dan Energi Penyebab Utama Inflasi


Sedangkan perkembangan inflasi di beberapa daerah di Indonesia, Tito mengatakan, 67 dari 90 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) telah mencapai tingkat inflasi di atas target Tahun 2022. Di pulau Sumatra, inflasi Jambi ada pada 6,96 persen Bungo 6,94 persen, Gunungsitoli 6,71 persen, Padang 6,51 persen dan Pekanbaru 6,41 persen.


Menurutnya, inflasi yang dapat diartikan kenaikan harga kebutuhan hidup dalam waktu lama, disebabkan uang negara beredar terlalu banyak, kenaikan suku bunga, suplai barang kurang, distribusi komoditas terganggu dan pupuk bersubsidi mahal.


"Ada beberapa solusi pengendalian inflasi yang bisa dilaksanakan, diantaranya aktifkan Tim Pengendalian Inflasi Daerah, BBM Subsidi tepat sasaran, laksanakan gerakan penghematan energi, gerakan tanam pangan cepat panen dan beberapa langkah strategis lainnya," jelasnya.(MUSRIADI MUSANIF)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad