SURAKARTA, potretkita.net - Indonesia tercatat sebagai salah satu negara di dunia yang berhasil mengendalikan pandemi Covid-19 dengan baik. Muhammadiyah dengan segala fasilitas kesehatan yang dimiliki punya andil besar.
![]() |
MUHAMMADIYAH.OR.ID |
“Pada forum yang sangat terhormat ini, pertama saya ingin menyampaikan terima kasih atas dukungan keluarga besar Muhammadiyah dan Aisyiyah dalam membantu penanganan pandemi Covid-19 di tiga tahun terakhir," kata Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo.
Presiden yang akrab dengan panggilan Jokowi tersebut mengatakan hal itu, saat memberi sambutan pada Pembukaan Muktamar Muhammadiyah Aisyiyah ke-48 di Stadion Manahan Solo, Sabtu (19/11), dihadiri puluhan ribu warga persyarikatan terbesar di Indonesia itu.
Jokowi berterima kasih kepada keluarga besar Muhammadiyah, karena telah menggerakkan lebih dari 120 Rumah Sakit Muhammadiyah dan 235 klinik kesehatan miliknya, dalam mengedukasi masyarakat, pengobatan, dan vaksinasi selama pandemi.
"Alhamdulillah Indonesia termasuk negara yang berhasil mengendalikan pandemi Covid 19. Kita juga termasuk negara dengan vaksinasi terbanyak di dunia karena kita telah menyuntikkan lebih dari 440 juta dosis vaksin pada masyarakat,” ungkapnya, sebagaimana dirilis laman resmi Pimpinan Pusat Muhammadiyah; muhammadiyah.or.id.
Menurutnya, keberhasilan Indonesia dalam menangani pandemi ini telah menjadi pondasi penting dalam pemulihan ekonomi nasional.
BACA JUGA
- Anwar Abbas Raih Suara Terbanyak di Sidang Tanwir
- Ini Kata Wako Padang kepada Muktamirin Muhammadiyah
- Memilih Pimpinan Muhammadiyah Lebih dari Sekadar Persentase
Berbicara soal kian meningkatnya kompetisi global, presiden menegaskan, fokus pada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan penguasaan ilmu pengetahuan teknoligi (iptek).
Untuk itu, presiden pun berharap, lembaga pendidikan yang dimiliki Muhammadiyah melakukan peran sentral untuk terus menyebarkan Islam yang berkemajuan, penuh nilai toleransi, menjaga persatuan, menjaga persaudaraan dan perdamaian sesuai dengan ajaran Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam.
“Saya mengharapkan bantuan bapak ibu semuanya, selain habluminallah (hubungan dengan Allah) juga habluminannas (hubungan sesama manusia), juga perlu diperkuat habluminalalam yang menekankan pentingnya pelestarian alam dan juga pelestarian lingkungan,” tutur Presiden.
Melalui kerja bersama, Presiden meyakini Indonesia akan mampu tumbuh maju di tengah gambaran dunia yang suram. Dengan dukungan keluarga besar Muhammadiyah Aisyiyah, imbuhnya, Indonesia bisa menjadi titik terang di tengah dunia yang muram, Indonesia laksana sang surya yang menerangi dunia.
SEJARAH
Muktamar adalah forum permusyawaratan tertinggi bagi persyarikatan Muhammadiyah yang diselenggarakan lima tahun sekali. Sejak Muhammadiyah berdiri pada 1912 hingga sekarang, total Muhammadiyah sudah menyelenggarakan 47 kali. Muktamar terakhir diselenggarakan di Makassar pada tahun 2015.
Muktamar menjadi bukti, praktik berdemokrasi sudah berlangsung di Muhammadiyah sejak awal mula berdirinya organisasi ini. Sebab, dalam muktamar, pemilihan pengurus tingkat pusat menjadi agenda utama selain menyusun program kerja lima tahunan.
Masa paling awal forum permusyaratan tertinggi Muhammadiyah terjadi pada tahun 1912 hingga 1941. Pada masa ini, forum permusyawaratan digelar setiap setahun sekali. Awalnya selama 1912-1925, forum tinggi selalu digelar di ibukota Muhammadiyah, Yogyakarta.
Namun selepas tahun itu, forum tinggi mulai diselenggarakan di luar Yogyakarta secara bergilir. Untuk memudahkan jangkauan para peserta, forum tinggi Muhammadiyah selalu digelar di kawasan perkotaan.
Berikut adalah waktu, nama, dan tempat pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah dari masa ke masa:
1. Muktamar ke-1, tahun 1912, istilah: Algemene Vergadering, lokasi: Yogyakarta, penyelenggara: Hoofdbestuur (HB) Moehammadijah
2. Muktamar ke-2, tahun 1913, istilah: Algemene Vergadering, lokasi: Yogyakarta, penyelenggara: Hoofdbestuur (HB) Moehammadijah
3. Muktamar ke-3, tahun 1914, istilah: Algemene Vergadering, lokasi: Yogyakarta, penyelenggara: Hoofdbestuur (HB) Moehammadijah
4. Muktamar ke-4, tahun 1915, istilah: Algemene Vergadering, lokasi: Yogyakarta, penyelenggara: Hoofdbestuur (HB) Moehammadijah
5. Muktamar ke-5, tahun 1916, istilah: Algemene Vergadering, lokasi: Yogyakarta, penyelenggara: Hoofdbestuur (HB) Moehammadijah
6. Muktamar ke-6, tahun 1917, istilah: Algemene Vergadering, lokasi: Yogyakarta, penyelenggara: Hoofdbestuur (HB) Moehammadijah
7. Muktamar ke-7, tahun 1918, istilah: Algemene Vergadering, lokasi: Yogyakarta, penyelenggara: Hoofdbestuur (HB) Moehammadijah
8. Muktamar ke-8, tahun 1919, istilah: Algemene Vergadering, lokasi: Yogyakarta, penyelenggara: Hoofdbestuur (HB) Moehammadijah
9. Muktamar ke-9, tahun 1920, istilah: Algemene Vergadering, lokasi: Yogyakarta, penyelenggara: Hoofdbestuur (HB) Moehammadijah
10. Muktamar ke-10, tahun 1921, istilah: Algemene Vergadering, lokasi: Yogyakarta, penyelenggara: Hoofdbestuur (HB) Moehammadijah
11. Muktamar ke-11, tahun 1922, istilah: Jaarvergadering, lokasi: Yogyakarta, penyelenggara: Hoofdbestuur (HB) Moehammadijah
12. Muktamar ke-12, tahun 1923, istilah: Perkumpulan Tahunan, lokasi: Yogyakarta, penyelenggara: Hoofdbestuur (HB) Moehammadijah
13. Muktamar ke-13, tahun 1924, istilah: Congres, lokasi: Yogyakarta, penyelenggara: Hoofdbestuur (HB) Moehammadijah
14. Muktamar ke-14, tahun 1925, istilah: Congres, lokasi: Yogyakarta, penyelenggara: Hoofdbestuur (HB) Moehammadijah
15. Muktamar ke-15, tahun 1926, istilah: Congres, lokasi: Surabaya, penyelenggara: Hoofdbestuur (HB) Moehammadijah
16. Muktamar ke-16, tahun 1927, istilah: Congres, lokasi: Pekalongan, penyelenggara: Hoofdbestuur (HB) Moehammadijah
17. Muktamar ke-17, tahun 1928, istilah: Congres, lokasi: Yogyakarta, penyelenggara: Hoofdbestuur (HB) Moehammadijah
18. Muktamar ke-18, tahun 1929, istilah: Congres, lokasi: Surakarta, penyelenggara: Hoofdbestuur (HB) Moehammadijah
19. Muktamar ke-19, tahun 1930, istilah: Congres, lokasi: Minangkabau Bukittinggi, penyelenggara: Hoofdbestuur (HB) Moehammadijah
20. Muktamar ke-20, tahun 1931, istilah: Congres, lokasi: Yogyakarta, penyelenggara: Hoofdbestuur (HB) Moehammadijah
21. Muktamar ke-21, tahun 1932, istilah: Congres, lokasi: Makassar, penyelenggara: Hoofdbestuur (HB) Moehammadijah
22. Muktamar ke-22, tahun 1933, istilah: Congres, lokasi: Semarang, penyelenggara: Hoofdbestuur (HB) Moehammadijah
23. Muktamar ke-23, tahun 1934, istilah: Congres, lokasi: Yogyakarta, penyelenggara: Hoofdbestuur (HB) Moehammadijah
24. Muktamar ke-24, tahun 1935, istilah: Congres, lokasi: Banjarmasin, penyelenggara: Hoofdbestuur (HB) Moehammadijah
25. Muktamar ke-25, tahun 1936, istilah: Congres Seperempat Abad, lokasi: Jakarta, penyelenggara: Hoofdbestuur (HB) Moehammadijah
26. Muktamar ke-26, tahun 1937, istilah: Congres, lokasi: Yogyakarta, penyelenggara: Hoofdbestuur (HB) Moehammadijah
27. Muktamar ke-27, tahun 1938, istilah: Congres, lokasi: Malang, penyelenggara: Hoofdbestuur (HB) Moehammadijah
28. Muktamar ke-28, tahun 1939, istilah: Congres, lokasi: Medan, penyelenggara: Hoofdbestuur (HB) Moehammadijah
29. Muktamar ke-29, tahun 1940, istilah: Congres, lokasi: Yogyakarta, penyelenggara: Hoofdbestuur (HB) Moehammadijah
30. Muktamar ke-30, tahun 1941, istilah: Congres, lokasi: Purworejo, penyelenggara: Hoofdbestuur (HB) Moehammadijah. Kongres ini batal dilaksanakan karena instabilitas politik.
31. Muktamar Darurat, tahun 1944, istilah: Congres Dharurot untuk cabang-cabang Muhammadiyah se-Jawa Baru, penyelenggara: Hoofdbestuur (HB) Moehammadijah
32. Muktamar Darurat, tahun 1946, istilah: Congres Dharurot untuk cabang dan ranting Muhammadiyah seluruh Jawa-Madura, penyelenggara: Hoofdbestuur (HB) Moehammadijah
33. Muktamar ke-31, tahun 1950, istilah: Muktamar, lokasi: Yogyakarta, penyelenggara: Hoofdbestuur (HB) Moehammadijah
34. Muktamar ke-32, tahun 1953, istilah: Muktamar, lokasi: Purwokerto, penyelenggara: Pimpinan Pusat Muhammadiyah
35. Muktamar ke-33, tahun 1956, istilah: Muktamar, lokasi: Palembang, penyelenggara: Pimpinan Pusat Muhammadiyah
36. Muktamar ke-34, tahun 1959, istilah: Muktamar, lokasi: Yogyakarta, penyelenggara: Pimpinan Pusat Muhammadiyah
37. Muktamar ke-35, tahun 1962, istilah: Muktamar Setengah Abad atau Muktamar Anugerah, lokasi: Jakarta, penyelenggara: Pimpinan Pusat Muhammadiyah
38. Muktamar ke-36, tahun 1965, istilah: Muktamar, lokasi: Bandung, penyelenggara: Pimpinan Pusat Muhammadiyah
39. Muktamar ke-37, tahun 1968, istilah: Muktamar, lokasi: Yogyakarta, penyelenggara: Pimpinan Pusat Muhammadiyah
40. Muktamar ke-38, tahun 1971, istilah: Muktamar, lokasi: Ujung Pandang, penyelenggara: Pimpinan Pusat Muhammadiyah
41. Muktamar ke-39, tahun 1975, istilah: Muktamar, lokasi: Padang, penyelenggara: Pimpinan Pusat Muhammadiyah
42. Muktamar ke-40, tahun 1978, istilah: Muktamar, lokasi: Surabaya, penyelenggara: Pimpinan Pusat Muhammadiyah
43. Muktamar ke-41, tahun 1985, istilah: Muktamar, lokasi: Surakarta, penyelenggara: Pimpinan Pusat Muhammadiyah
44. Muktamar ke-42, tahun 1990, istilah: Muktamar, lokasi: Yogyakarta, penyelenggara: Pimpinan Pusat Muhammadiyah
45. Muktamar ke-43, tahun 1995, istilah: Muktamar, lokasi: Aceh, penyelenggara: Pimpinan Pusat Muhammadiyah
46. Muktamar ke-44, tahun 2000, istilah: Muktamar, lokasi: Jakarta, penyelenggara: Pimpinan Pusat Muhammadiyah
47. Muktamar ke-45, tahun 2005, istilah: Muktamar, lokasi: Malang, penyelenggara: Pimpinan Pusat Muhammadiyah
48. Muktamar ke-46, tahun 2010, istilah: Muktamar Satu Abad, lokasi: Yogyakarta, penyelenggara: Pimpinan Pusat Muhammadiyah
49. Muktamar ke-47, tahun 2015, istilah: Muktamar, lokasi: Makassar, penyelenggara: Pimpinan Pusat Muhammadiyah
50. Muktamar ke-48, tahun 2020, ditunda menjadi 2022 karena pandemi Covid-19, istilah: Muktamar, lokasi: Surakarta, penyelenggara: Pimpinan Pusat Muhammadiyah.(*/ed. mus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar