PADANG PANJANG, potretkita.net – Harga komoditas pangan di Kota Padang Panjang relatif stabil. Kisaran pergeseran naik turunnya terpantau tidak terlalu mencolok.
Rapat Koordinasi Monitoring dan Evaluasi Mingguan Pengendalian Inflasi yang diikuti Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Indonesia, Senin (7/11).
Dari Padang Panjang rapat ini diikuti secara virtual oleh Wakil Wali Kota Asrul, perwakilan Dandim 0307/Tanah Datar, perwakilan Polres, Kepala BPS, Arius Jonaidi, perwakilan Kejari, serta beberapa OPD terkait di Ruang VIP Balai Kota.
Wawako menyebut, di Kota Padang Panjang, khusus awal November, harga komoditas cukup stabil. Namun ada beberapa komoditas yang alami inflasi di antaranya cabai merah, bawang merah, kacang kedele, ikan asin teri dan buncis.
Dalam rapat itu juga terungkap, satu provinsi dan dua kabupaten jadi penyumbang penurunan inflasi terbesar di Indonesia. Tiga daerah tersebut, Provinsi Maluku Utara, Kota Ternate dan Kabupaten Sumba Timur dapat menurunkan inflasinya dengan melakukan beberapa kerja sama, dan melakukan gerakan menanam cabai, tomat dan beberapa bahan pokok lainnya. Ini jadi kunci dalam penurunan inflasi di setiap daerah di Indonesia.
Gubernur Sumatera Barat Buya H. Mahyeldi Ansharullah menjelaskan, daerah ini masih mengalami inflasi tertinggi, yakni pada angka 7,87. Inflasi ini, ujarnya, disebabkan harga beras, ikan tongkol, bensin, angkutan udara, bawang merah, ketupat lontong sayur dan lainnya.
"Beras di Sumbar ini adalah beras premium, maka dari itu harga beras jadi naik. Juga saat ini di Sumbar, solar sangat langka," katanya.
Sampai saat ini, katanya, Sumbar terus berupaya menjaga inflasi, di antaranya tetap menjaga stok ketahanan pangan, kerja sama dengan Bulog, perencanaan program menggunakan dan produksi pupuk organik, kerja sama dengan BPS serta laksanakan bazaar.
Menurutnya, hal yang memperlambat inflasi di Sumbar seperti cabai merah turun signifikan, di antaranya telur ayam ras, daging ayam ras, minyak goreng, mangga, cabai hijau, cabai rawit dan sebagainya.
"Naiknya inflasi di Sumbar ini, karena kami hanya mengambil sampel di dua daerah yaitu Kota Padang dan Kota Bukittinggi. Sementara daerah yang lainnya terjadi penurunan," jelasnya.
Terkait hal ini, Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian tetap mengapresiasi semua daerah yang sudah berupaya dalam menekan lajunya inflasi. Ke depan pihaknya akan membuat langkah untuk bersama-sama mengambil tindakan bagi daerah yang inflasinya tinggi.
Ke depan Tito mengharapkan setiap daerah dapat memahami inflasi dan setiap daerah bisa menekan harga inflasi. Apa bahan pokok yang memicu terjadi inflasi, carikan solusinya sesegera mungkin.
"Saya berharap semua pihak dapat melakukan pemantauan stok harga setiap harinya. Karena ini sangat membantu dalam mengatasi laju inflasi," tutupnya.(diskominfopp; ed. mus)
BACA JUGA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar