CIANJUR, potretkita.net - Hingga hari ketujuh dan memasuki pekan kedua pascagempa bumi Cianjur, Provinsi Jawa Barat, sedikitnya 73.874 orang masih mengungsi. Total korban meninggal 321 orang dan sebelas orang lainnya masih dicari.
![]() |
TIM TRAUMA HEALING POLRI.(tribratanews.polri.go.id) |
"Hari ini kita menemukan lagi tiga jenazah korban reruntuhan bangunan. Tim gabungan masih mencari sebelas orang lagi. Sedangkan korban luka-luka yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit ada 18 orang," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, Ahad (27/11) sore, pada Konferensi Pers dari Cianjur yang disiarkan secara virtual.
Menurutnya, Tim Satgas Gabungan telah mengidentitifikasi 325 titik pengungsian, terdiri dari 183 titik pengungsian terpusat yang terdiri dari 25 orang atau lebuh, dan 142 titik pengungsian mandiri yang dibuat secara mandiri oleh masyarakat.
"Pengungsinya ada 73.874 orang, terdiri dari 33.713 orang laki-laki dan 40.161 orang perempuan. Dalam pengungsian itu juga terdapat 92 orang penyandang disabilitas, 1.207 orang ibu hamil, 4.240 lansia. Sedangkan total rumah yang rusak adalah 62.628, baik rusak berat maupun sedang dan ringan," jelasnya.
Suharyanto menegaskan, kendati banyak bangunan yang rusak dan korban jiwa, bencana ini tetap berstatus sebagai bencana daerah yang berada di bawah kepemimpinan bupati setempat. "Aparat di daerah secara perlahan diharap sudah mulai memegang komando. Kendati demikian, pemerintah pusat tetap akan memberikan pendampingan," ujarnya.
Kepala Kantor Basarnas Provinsi Jawa Barat Jumaril menegaskan, untuk pencarian sebelas korban yang belum ditemukan, pihaknya menerapkan berbagai strategis, termasuk menggunakan anjing pelacak guna mendeteksi titik-titik yang dicurigai, penggunaan alat berat, dan berbagai upaya lainnya.
Pagi ini, Minggu (27/11), pukul 08.00 WIB, dari gudang logistik di Bale Rancage, Kecamatan Cianjur, tim bantuan dari pos komando (Posko) mendistribusikan bantuan logistik ke dua kecamatan terdampak, yaitu Kecamatan Gekbrong dan Mande.
Untuk Kecamatan Gekbrong, telah terdistribusi selimut 200 buah, ember plastik 200, gayung plastik 200, tikar 200, beras 200 pak, gula pasir 200 pak, ikan kaleng 400 buah, dan minyak goreng 200 pak. Kecamatan Mande, telah terdistribusi tikae 62 buah, beras 500 kilogram, mie instan 50 dus, popok anak 25 dus, air mineral 40 galon, paket kebersihan 20 paket, pakaian 50 buah, pakaian dalam 20 lusin, biskuit 7 dus, pembalut 5 dus, bumbu instan 10 dus, sarden 1 dus, selimut 1 karung, paket lauk 1 dus, paket baju wanita 2 karung.
BACA JUGA
Logistik juga telah terdistribusi ke dapur umum di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sayang Cianjur sebanyak mie instan 3 dus, selimut 2 dus, tikar 1 buah, air mineral 5 dus, dan sarung 2 buah.
Koordinator Tim Penerima Logistik Pemerintah Kabupaten Cianjur, Ruby, mengatakan saat ini distribusi logistik sesuai dengan permohonan dari kecamatan terdampak.
IDENTIFIKASI
Sementara itu, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri menjelaskan, pihaknya terus berusaha maksimal melakukan identifikasi jenazah yang ditemukan tertimbun tanah usai gempa berujung longsor.
Kepala Biro Dokpol Pusdokkes Polri Brigjen Nyoman E. Purnama menjelaskan, jenazah yang ditemukan sudah tidak dalam kondisi mudah dikenali dari rekam medis. Hal itu dikarenakan, jenazah yang berada di timbunan tanah atau bangunan, juga air membuat keadaannnya tidak lagi bagus.
"Tak dapat dipungkiri, semakin lama ditemukan, kondisi jenazah semakin sulit diidentifikasi. Waktu itu relatif. Semakin kita dapat di awal-awal (kejadian), semakin mudah karena kondisinya utuh,” katanya, sebagaimana diberitakan tribratanews.polri.go.id, yang diakses dan dikutip pada Ahad (27/11/2022).
Menurut Brigjen Nyoman, ada tiga cara metode identifikasi utama. Pertama, dengan menggunakan sidik jari yang dilakukan oleh tim Inafis. Kedua, dari gigi, tetapi dengan identifikasi gigi ditemui kendala karena setiap orang tidak selalu memiliki rekam medis perawatan gigi. Dan yang ketiga, melalui sampel DNA dari orang tua. Metode ini memiliki akurasi 99,99 persen.
Apabila hingga akhir terdapat jenazah atau bagian tubuh yang tidak teridentifikasi, sebutnya, maka pihaknya akan berkoordinasi dengan pemda untuk proses pemakaman. Jenazah itu nantinya akan dimakamkan dengan ditandai penomoran.
“Jadi kalau seandainya sampai akhir tidak teridentifikasi, kami akan koordinasi dengan pemda, kemudian dinomori dan dicatat, lalu dikuburkan atau disimpan, tapi biasanya dikubur. Nah tapi dengan catatan dapat diambil kembali jika ada data pembandingnya,” tutupnya.
Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Cianjur Deni menambahkan, pada Ahad (27/11) ini, ada dua orang korban yang menjalani operasi. karena patah tulang dan luka bakar serius. Korban atas nama Dinda yang masih berusia 13 tahun tertimpa reruntuhan bangunan pada saat terjadi gempa sehingga menyebabkan kakinya patah. Satu lagi mengalami luka bakar.
Total sudah ada 36 pasien yang telah dioperasi patah tulang, dan operasi umum setelah terjadi gempa berujung longsor di RS Bhayangkara Cianjur Jawa Barat. "Sejak hari pertama sampai hari ini Minggu 27 November 2022, total sudah ada 36 pasien ya yang telah dioperasi. Kamar operasi pun kami buka 24 jam," ujarnya.
Ahli Bedah Orthopaedi Ivan Mucharry Dalitan juga mengaku bersyukur dengan peralatan lengkap yang diberikan Pemerintah di RS Bhayangkara Cianjur ditambah dengan banyaknya relawan dokter spesialis yang membantu. Setelah perlengkapan operasi lengkap, hanya membutuhkan waktu 1-2 jam untuk melakukan operasi tulang terhadap para pasien korban gempa berujung longsor di Cianjur Jawa Barat.
Tidak saja menurunkan tim medis dan DVI, Polri juga menghadirkan Tim Trauma Healing dari Polres Cimahi. Anggota tim ini senantiasa berbagi bahagia bersama warga terdampak pasca gempa Cianjur. Warga bersenda gurau bersama sejumlah Polwan Polres Cimahi yang hadir ke tenda darurat.
Polwan tersebut merupakan tim trauma healing yang diterjunkan Polres Cimahi. Mereka bertugas khusus melakukan pendampingan terhadap korban gempa yang mengungsi di sejumlah titik terdampak di Desa Cibinong Hilir, kec Cilaku Cianjur.
"Kami setiap harinya mengirimkan tiga tim trauma healing ke lokasi Tenda Darurat dampak gempa Cianjur. Mereka akan dibagi dan diatur penempatan lokasinya oleh Bag Psi Biro SDM Polda Jabar," ungkap Kapolres Cimahi AKBP Imron Ermawan.
Setiap tim trauma healing, berisikan anggota Polres Cimahi sebanyak tujuh sampai delapan personel. Metode yang diberikan bagi anak-anak dikembalikan pada kebutuhan dan kemampuan masing-masing tim.(*/mus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar