TANAH DATAR, potretkita.net - Wakil Bupati Tanah Datar Richi Aprian menghimbau, para orang tua, niniak mamak, dan pemuka masyarakat, jangan mengizinkan remaja putri keluar rumah di malam pergantian tahun.
BACA JUGA Seluruh Indonesia Berpotensi Hujan Lebat di Malam Pergantian Tahun
Ajakan larangan itu, sesungguhnya tidak terbatas pada remaja putri semata, tetapi kalangan remaja pada umumnya, baik putra maupun putri.
Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, diperkirakan ribuan remaja putri di Kabupaten Tanah Datar akan keluar rumah untuk merayakan pergantian tahun dari 2022 ke 2023. Mereka tidak saja berada di sekitar rumah orangtuanya, tetapi pergi ke tempat-tempat wisata, cafe-cafe, melakukan pendakian gunung, dan berbagai tempat lainnya. Itu artinya, terbuka kesempatan terjadinya berbagai kesempatan perbuatan maksiat, termasuk pergaulan bebas.
"Pergaulan bebas kemudian berujung pada pernikahan dini. Menikah dan melahirkan di usia sangat muda, menjadi salah satu penyebab terjadinya kasus-kasus stunting atau anak lahir tidak sehat. Agar tak terjerumus perbuatan maksiat dan menikah muda, hindarilah peluang terjadinya perbuatan maksiat itu, di antaranya dengan tidak keluar rumah di malam pergantian tahun," ujar Richi, Sabtu (24/12), saat bersilaturahmi dengan masyarakat, di Masjid Al-Ikhsan Tanjung Alam.
Richi menyebut, saat ini pemerintah daerah sedang menggalakkan pelaksanaan pembangunan, tidak saja fisik, tetapi juga pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Tingginya angka stunting sebagai akibat dari pernikahan dini itu, ujarnya, menjadi salah satu tantangan dalam pembangunan manusia.
"Membangun Tanah Datar bukan saja dari sisi fisik, gedung yang tinggi, dan jalan yang bagus, akan tetapi juga membangun SDM di sisi lainnya. Saat ini di Tanah Datar angka stunting dan kenakalan remaja butuh perhatian kita semua," ungkapnya.
Sampai akhir tahun ini, sebut Richi, terdapat kasus stunting sebanyak 648 orang anak di bawah umur 2 tahun, yang salah satu penyebabnya adalah pernikahan muda akibat kenakalan remaja.
Wabup mengharapkan peran orang tua, tokoh agama, niniak mamak, dan pemangku kepentingan untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak mereka, terutama para remaja. Akibat teknologi perkembangan teknologi komunikasi yang tidak terkontrol dan salah memanfaatkannnya, bisa berdampak buruk terhadap generasi ke depan.
"Mari bersama-sama kita wujudkan Tanah Datar sebagai kabupaten madani, dengan membimbing anak-anak kita, karena masa depan Tanah Datar di tangan mereka dan. Jangan lupa selalu ajak anak-anak kita ke mesjid untuk beribadah," ajaknya.(prokopimtd; ed. mus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar