Muhammadiyah Mencolok di Lini Bisnis Berdimensi Akhirat - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

07 Desember 2022

Muhammadiyah Mencolok di Lini Bisnis Berdimensi Akhirat

BANJAR, potretkita.net - Mengapa Muhammadiyah tidak behenti membangun amal usaha? Menjawab pertanyaan ini tidaklah sulit, tapi tidak pula mudah. Ada banyak dimensi dan motivasi dalam mewujudkannya.

PROF. AGUNG DANARTO.(muhammadiyah.or.id)

 KLIK   di sini untuk membaca berita-berita tentang Muhammadiyah


Pimpinan Pusat Muhammadiyah Agung Danarto menjelaskan, ciri yang mencolok dari Gerakan Muhammadiyah memang berbentuk faham keagamaan yang memadukan antara amal agama dan amal sosial. Dari faham ini, lahirlah berbagai aset bisnis berdimensi akhirat, yang dinamakan sebagai amal usaha.


Danarto yang juga terpilih jadi 13 Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada muktamar baru lalu menegaskan hal itu, akhir pekan kemarin, pada kegiatan Tablig Akbar di Masjid At-Taqwa BIIH Banjar, Kalimantan Selatan, sebagaimana dirilis pada muhammadiyah.or.id, laman resmi Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Rabu (7/12).


Menurutnya, Peneliti asal Universitas Boston Robert W. Hefner menyimpulkan, organisasi Muhammadiyah tidak ada tandingannya. “Kesimpulannya, Muhammadiyah tidak ada tandingannya di muka bumi karena bia memadukan amal agama dan amal sosial. Jadi bagaimana suatu paham keagamaan bisa memunculkan gerak yang memberi efek pada amal sosial,” kata Danarto.


Dikatakan, jumlah melimpah amal usaha yang merentang di berbagai bidang dari Sabang sampai Merauke, menurut Danarto, adalah bukti dari faham keagamaan itu sendiri.


Muhammadiyah meyakini, imbuhnya, tugas manusia di dunia hanya ada dua, yakni sebagai hamba Allah yang beribadah kepada-Nya (Surat Adz-Dzariyat:56) dan sebagai khalifah yang memakmurkan bumi (Al-Baqarah:30).


Dari pemahaman ini, tutur Danarto, Muhammadiyah berupaya untuk menghadirkan Islam yang memberi rahmat bagi seluruh alam, sehingga cara terbaik yang bisa ditempuh adalah dengan membangun berbagai pusat keunggulan yang bersifat jariyah seperti sekolah, rumah sakit, panti asuhan, dan lain-lain.


“Orang Muhammadiyah itu semuanya meyakini kehidupan dunia ini hanya pendek, sementara, kehidupan yang abadi ada di akhirat, kehidupan dunia ini sementara tapi menentukan apa yang ada di akhirat, sukses atau gagal,” ujarnya.


Danarto menegaskan, orang Muhammadiyah memahami dunia bersifat fana, lahwun wa la’ibun (permainan yang melalaikan), dan mata’ul ghuruur (keindahan yang menipu). Karena itu, prioritas membangun dunia, harus tetap berdimensikan akhirat.


Karena tugasnya rahmatan lil alamin, maka bagi orang Muhammadiyah, mempunyai tugas untuk menguasai dunia tapi tidak boleh terbujuk rayu oleh kenikmatan duniawi. “Maka sedekah yang mengalir adalah mendirikan sekolah, madrasah, masjid, rumah sakit, klinik, panti asuhan, mengeluarkannya sekali tapi dimanfaatkan terus menerus sehingga pahalanya akan terus mengalir,” imbuhnya.(muhammadiyah.or.id; ed. mus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad