Tokoh Tanah Datar di Balik Sukses e-Voting Muhammadiyah Sumbar - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

25 Desember 2022

Tokoh Tanah Datar di Balik Sukses e-Voting Muhammadiyah Sumbar

PADANG, potretkita.net - Muhammadiyah Sumatera Barat berhasil melaksanakan Musyawarah Wilayah (Musywil) pada 23-25 Desember 2022, di Kampus I Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, Pasirkandang Kecamatan Koto Tangah, Padang.


 BACA JUGA :    Bakhtiar Raih Suara Terbanyak Musywil Muhammadiyah Sumbar


Sukses musywil itu, tidak terlepas dari lompatan kemajuan pemanfaatan teknologi, yakni pemungutan suara menggunakan sistem eletronik voting (e-voting). Peserta tidak lagi diberikan surat suara, saat pemilih terakhir selesai memberikan hak suaranya, hasil pemilihan dapat langsung diketahui.


Pemungutan suara cara lama, terbuktin tidak efesien dan efektif. Selain rumit, butuh banyak personil petugas, dan memakan waktu lama, resiko surat suara rusak dan hangus juga tinggi, sehingga merugikan pemberi hak suara.


"Sejauh ini, Muhammadiyah menjadi satu-satunya pengguna sistem e-voting dalam pemungutan suara dalam memilih pimpinan di Sumatera Barat. Kita menerapkan e-voting secara penuh pada musywil kali ini," kata Seketaris Panitia Pemilihan Musywil Muhammadiyah Sumbar Nasrul A, usai mengumumkan 13 personil Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (WM) Sumbar Periode 2022-2027.


Usut punya usut, Nasrul adalah tokoh muda asal Kabupaten Tanah Datar. Selain berprofesi sebagai dosen, Nasrul juga pengusaha dan penggiat pada berbagai organisasi, baik sosial maupun politik. Di Kabupaten Tanah Datar, saat ini oleh para pendukungnya sedang diupayakan agar Nasrul terpilih menjadi anggota DPRD Provinsi Sumbar pada Pemilu 2024 nanti.


Kalau di Muhammadiyah, aktivitasnya tak dapat disebut lagi. Sejak masih berstatus pelajar dan mahasiswa, dia sudah berkecimpung dan mengasah diri dalam berorganisasi. Pada periode yang sedang berjalan di bawah kepemimpinan Dr. H. Shofwan Karim Elhussein, Nasrul juga berada di jajaran pimpinan yang bertanggungawab terhadap urusan kaderisasi.


Dia juga sedang menjabat sebagai sekretaris umum Forum Keluarga Alumni (Fokal) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Provinsi Sumatera Barat.


"Sukses penerapan e-voting di musywil untuk pertama kalinya ini, bukan karena kehebatan saya secara pribadi, tetapi juga merupakan kerja tim panlih di bawah kepemimpinan Ketua Panlih Dr. Murisal," sebutnya.


Nasrul mengatakan, selain dukungan seluruh tim panlih, sesungguhnya sukses e-voting tak bisa lupa kepas dari dukungan Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat Dr. Riki Saputra beserta jajaran. Semua perangkat pendukung, mulai dari komputer beserta jaringannya, kata dia, disiapkan oleh pihan UM Sumbar.


Berbicara soal penetapan e-voting di Muhammadiyah, bermula dari pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke-48 di Surakarta beberapa waktu lalu. Sistem e-voting ini dirancangan dan dikembangkan oleh tim IT dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Sistem ini menjadi yang kali pertama digunakan dalam sejarah Muktamar selama lebih dari 1 abad.


E-voting dirancang dengan mengedepankan sistem yang saling terintegrasi antara registrasi, penjaringan, dan proses pemilihan. Pada saat pemilihan, para peserta hanya tinggal menekan button pilihannya pada layar.


Sistem kemudian akan mencetak bukti pilih dan kerahasiaan pemilih dijamin keamanannya. Proses perhitungan suara juga secara otomatis dilakukan oleh sistem yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam grafik. Prinsip-prinsip demokrasi yaitu langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil, tetap diterapkan secara teguh dalam e-voting.


Rektor UAD Dr. Muchlas menjelaskan, e-voting yang telah sukses digunakan pada Muktamar ke-48, dan kini sukses pula diaplikasikan dalam Musywil Muhammadiyah Sumbar, awalnya dirancang untuk pemilihan berbasis jaringan internet dengan pemilih tersebar di seluruh Indonesia, saattahun 2020 Indonesia masih pandemi berat.


Dalam berita yang dikutip dari laman news.uad.ac.id diperoleh informasi, pengembangan teknologi e-voting tak terpelas pula dari serangan pandemi Covid-19 yang menyebabkan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah terundur hingga dua tahun.


“E-voting dikembangkan ulang terutama pada aspek user interface-nya dengan mempertimbangkan karakteristik pemilih yang sebagian besar bapak-bapak/ibu-ibu pimpinan Muhammadiyah/Aisyiyah dalam kategori generasi X. Sistem telah melalui ujicoba sesuai prosedur, meliputi uji untuk memastikan algoritma sistem benar, output sesuai dengan input, interface ramah pengguna sehingga mudah dioperasikan, jaringan kuat, dan handal dalam menghadapi gangguan hacker,” jelasnya


Sistem e-voting bisa diadopsi untuk berbagai keperluan di Persyarikatan Muhammadiyah. Dalam jangkauan yang lebih luas, sistem ini juga bisa menjadi role model untuk sistem pemilihan di Indonesia. Berbagai pengujian seperti whitebox test, blackbox test, dan keramahan pengguna telah membuktikan bahwa sistem ini zero error dengan validitas 100 persen akurat.(MUSRIADI MUSANIF, wartawan utama)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad