BACA JUGA FLASH FLASH FLASH BMKG Keluarkan Peringatan Dini Tsunami
PADANG PANJANG, potretkita.net - Status Peringatan Dini (PD) I yang dikeluarkan pada pukul 03.05 WIB, pasca gempa bumi Magnitudo 7,3 yang berpusat di perairan Kepulauan Mentawai, Selasa (25/4), satu jam kemudian atau pukul 04.05 WIB, berubah menjadi gempa dirasakan pada laman inatews.bmkg.go.id.
Peringatan Dini Tsunami I sempat dikeluarkan BMKG untuk kawasan Tanah Bala Nias Selatan dengan status Waspada. Sejauh ini belum diperoleh informasi, apakah staus PD I sudah dicabut atau belum. Informasi sementara, di Nias Selatan tadi malam terjadi hujan lebat dan angin kencang, beberapa rumah warfa rusak dan aliran listrik terputus.
Sebagian besar masyarakat di sepanjang Air Bangis, Tiku, Padang Pariaman, Mentawai, dan Kota Padang dilaporkan juga berada di pengungsian pada ketinggian di atas 10 Meter Di Atas Permukaan Laut (MDPL). Sempat beredar isu, air laut di pantai Padang surut, namun beberapa saat kemudian, informasi itu kembali diralat.
Dari Nias Selatan juga dipeoleh informasi, masyarakat tidak panik dan sudah kembali ke rumah masing-masing. Sedangkan warga Mentawai dan Padang sudah berada di pengungsian pada titik ketinggian. Warga Padang merasakan gempa itu selama sepuluh detik, sedangkan di Nias dan Mentawai terasa 3-5 detik.
Untuk kekuatan guncangan dirasakan, di Mentawai terasa VI MMI. Itu artinya getaran dirasakan oleh semua penduduk, kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.
Di Pasaman Barat, Padang Pariaman, Agam, dan Padang terasa pada V MMI. Maksudnya, getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
Sedangkan dalam III MMI dirasakan warga Gunung Sitoli, Padang Panjang, Pesisir Selaran, Limapuluh Kota, Solok Selatan, Solok dan Bukittinggi. III MMI artinya getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Dr. Daryono menjelaskan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalamannya, gempa Mentawai Magnitudo 7,3 (update M6,8/M6,9) merupakan gempa dangkal, akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan, gempa memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault. Hingga pukul 04.00 WIB telah tercatat tuuh gempa susulan dengan magnitudo terbesar M4,6," jelasnya.
Berdasarkan pemodelan yang dilakukan BMKG, menurutnya, gempa ini berpotensi tsunami dengan status waspada di Nias Selatan. Berdasarkan hasil pengamatan muka laut, tambahnya, tsunami terjadi di Tanah Bala Nias Selatan dengan ketinggian sebelas centimeter.
(mus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar