Truk Rem Blong Hantui Masyarakat Sepuluh Koto - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

11 April 2023

Truk Rem Blong Hantui Masyarakat Sepuluh Koto

TANAH DATAR, potretkita.net - Tragedi berulang truk berat yang mengalami rem blong, lalu menghantam kendaraan lainnya dan rumah warga, menyebabkan korban meninggal dunia dan luka-luka, dilaporkan masyarakat ke Bupati Tanah Datar Eka Putra. 


BACA JUGA


Tragedi itu kini menghantui warga Kecamatan X Koto, terutama Nagari Kotobaru, Aia Angek, Panyalaian, dan Singgalang, karena kampungnya dilintasi jalan nasional yang menghubungkan Padang Panjang dan Bukittinggi, dengan kondisi jalan penurunan curam panjang dan tanjakan tinggi.

 

Jalan itu sangat ramai dilintasi kendaraan berat seperti bus dan truk. Ironisnya, selain diduga kelebihan muatan, banyak truk yang sudah tua dan besar kemungkinan kurang perawatan, sehingga ketika menurun atau menanjak di jalur itu, sering menebar malapetaka dan korban jiwa.

 

Kasus teranyar terjadi pada Ahad (9/4) pukul 12.00 WIB, sebuah truk tronton yang membawa alat berat mengalami rem blong, lalu menghantam tujuh kendaraan dan rumah warga. Akibatnya, satu orang meninggal dunia dan 14 orang luka-luka.

 

Tokoh masyarakat yang menghadap bupati, meminta solusi agar masyarakat X Koto aman dari ancaman truk rem blong itu dipimpin Bernes Anes Dt. Pisang, dan diterima Bupati Eka, Senin (10/4), di ruangan kerjanya.

 

"Kecelakaan akibat truk rem blong sudah sering terjadi, dan kami tidak ingin ini terulang lagi. Untuk itu, kami datang atas nama masyarakat X Koto melaporkan hal ini. Masyarakat kami sekarang trauma, terutama yang memiliki rumah di pinggir jalan. Untuk itu, kami ingin pemerintah bisa mengambil langkah yang tepat agar kejadian serupa tidak terulang lagi," ujarnya.

 

Menanggapi laporan itu, Eka berjanji akan mengambil langkah-langkah respon cepat, di antaranya meminta Dinas Perhubungan Tanah Datar bersama-sama dengan Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Barat, untuk melakukan pengecekan langsung di lapangan, terutama terkait dengan tonase kendaraan yang akan melintasi wilayah Kabupaten Tanah Datar.

 

"Laporan masyarakat pasti kita terima dan kita tindaklanjuti. Langkah awal yang kita lakukan adalah meminta Dishub kabupaten Tanah Datar dan Provinsi Sumatera Barat menghitung tonase kendaraan yang melintas, jadi kalau ada kendaraan yang kelebihan muatan ya harus dilarang," ujarnya. 


Bupati juga menyinggung masalah jembatan timbang yang saat ini sudah tidak dioperasikan lagi. Sejak jembatan timbang tidak dioperasikan lagi, ujarnya, tentu sulit mengukur berat tonase kendaraan, sehingga ini bisa menjadi salah satu pemicu terjadinya kecelakaan.

 

Eka menghimbau pemilik dan pengusaha angkutan agar memastikan kendaraan yang dipakai laik jalan, dan muatannya juga jangan sampai melewati batas maksimal kendaraan. 

 

"Para pemilik dan pengusaha angkutan harus paham ini, jangan dipakai kendaraan yang tidak laik jalan, dan yang tidak lolos uji keur. Jangan juga diangkat muatan yang melebihi tonase kendaraan. Kalau ini kita ikuti, tentu kita bisa meminimalisir terjadinya laka lantas di jalan," tambah Bupati. 

 

Di sisi lain, Bupati juga menilai untuk ruas jalan Padang Panjang - Bukittinggi ini juga perlu dibangun sebuah rest area atau sebuah jalur penyelamat (emergency safety).

 

"Ini nanti gunanya untuk memberikan kesempatan kepada para sopir untuk beristirahat sejenak sekedar melepas lelah, sekaligus bisa memeriksa kondisi kendaraannya sebelum melewati jalan yang menurun," terangnya. 

 

Meski begitu, tambahnya, hal ini tentu membutuhkan kajian dan kesepakatan dengan masyarakat. Karena jauh sebelum ini rumah-rumah penduduk sudah dibangun di sekitar jalan raya tersebut. 

 

Intinya, sebut bupati,  semua upaya akan dicoba, mengingat peristiwa ini sudah berkali-kali terjadi dan mengancam keselamatan masyarakat. Tentunya kita juga butuh perhatian khusus dari pemerintah provinsi dan pusat, karena ini tentu butuh kajian yang mendalam dari pengambil kebijakan baik di provinsi dan juga di pusat," pungkasnya.

 

Sebelumnya diberitakan, masyarakat X Koto dan Padang Panjang siap untuk mencegat truk-truk yang lewat di jalan itu, terutama yang bertonase tinggi dan bermuatan berat, bila pemerintah tidak juga punya solusi.(prokopimtd; ed. mus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad