Dia yang Bangun Kalau Sudah Bosan Tidur - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

25 Juni 2021

Dia yang Bangun Kalau Sudah Bosan Tidur

PADA sebuah dinding di akun facebook. Satu slogan terpampang jelas: ''Saya adalah orang yang menikmati hidup. Tidur kalau mengantuk dan bangun kalau sudah bosan tidur.''


Kalimat itu seakan mencerminkan suasana bahagia sang pemilik akun. Tak ada yang hal perlu dirusuhkan benar dalam menjalani kehidupan ini. Kreativitas, jiwa inovasi, dan kerja keras menjadi acuannya, hingga kemudian sukses dengan merek terkenal TANGKELEK. Panjang pula ceritanya, kenapa brand jaringan bisnis distro yang kuat itu diberi nama demikian.



Di suasana hati yang lain, dia menulis: ''Karatau madang di hulu, babuah babungo balun. Marantau bujang daulu, di kampuang baguno balun. Sayang jo anak dilacuik i, sayang jo kampuang ditinggakan.'' Terjemahan bebasnya kira-kira begini: karatau madang di hulu, berbuah berbunga belum. Merantaulah anak bujang dahulu, di kampung belum berguna. Sayang anak dilecut, sayang kampung ditinggalkan.''


Masih banyak pepatah jo pituah nan manyuruah anak muda untuak mengadu untuang ka rantau urang, makonyo ndak heran kamapun awak pai, disinan ado urang awak (masih banyak pepatah dan petuah yang menyuruh anak muda untuk mengadu untung di perantauan, makanya tak heran, kemana pun kita pergi, di situ dijumpai orang Minang),'' katanya menyapa para perantau.


Itulah filosofis hidup penuh makna dari FEFRI RUSJI pada JEPRET MOMEN kali ini. Fefri adalah pemilik TANGKELEK dengan basis utamanya di Kota Bukittinggi, Provinsi Sumatera Barat, produk lokal Minang pertama berkonsep distro. Ide membangun jaringan Tangkelek sudah dimulai dari 14 April 2009. Kini sudah berkembang luas.

Ketika itu, menurut Adji (sapaan akrabnya) muncul ide untuk menciptakan bisnis kreatif yang bisa diterima oleh kalangan mana pun. Sebelum memberi nama Tangkelek, ada ide untuk membuat nama Lamang Tapai, setelah dipelajari filosofinya sedikit lemah, kalo jatuh dia lembek, dan tidak semua orang suka dengan “Lamang Tapai”.


Fefri Rusji memulai usaha ini besama rekannya Khalid Arafah. Mereka berdua sama-sama alumni Seni Rupa, Universitas Negeri Padang (UNP), bermula dari hobi desain grafis. Bisnisnya kemudian merambah dunia pakaian. Mereka menciptakan sebuah desain kaos yang bernuansa lokal (Minangkabau) untuk dijual secara umum. Dan...itulah yang kemudian mendapat respon luar biasa dari pasar dan digemari konsumen.(*)

1 komentar:

  1. Sehat selalu dan Sukses terus boss..

    Saya Baru sebatas hayalan yg belum terwujudkan...

    BalasHapus

Post Top Ad