Bersama LP2M Meningkatkan Mutu Tenunan Warna Alami Lintau - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

26 Juli 2021

Bersama LP2M Meningkatkan Mutu Tenunan Warna Alami Lintau

TANAH DATAR, POTRETKITA.net – Selain Pandai Sikek, sentra tenun dan songket kebanggaan masyarakat Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat, ada di Lintau.

Prototype hasil tenunan.

Beragam inovasi produk terus dikembangkan, termasuk kain tenun warna alami yang amat diminati konsumen mancanegara.


Selain usaha meningkatkan kualitas produk, ternyata para pengrajin tenun pewarna alami di Lintau itu juga terkendala  promosi dan penjualan. Apalagi saat ini, pandemi Covid-19 masih belum juga menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Wabah global tersebut melumpuhkan sendi-sendi industri kreatif.

Menyiapkan bahan pewarna alami.

Kendati kian beratnya tantangan yang harus dihadapi, namun usaha memberdayakan kalangan pengrajin, terutama di bidang kerajinan kain tenun warna alami Lintau, tidak boleh berhenti. Untuk itu, Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2M) terus melakukan pendampingan.


BACA JUGA   Memadukan Seni dan Ekonomi dengan SongketSepatu Rajutan Mina dari Pasaman Barat


‘’Peningkatan promosi dan penjualan kain tenun warna alami Lintau, dan juga Sawahlunto, tetap harus dilakukan. Beragam kegiatan dilakukan dalam upaya penguatan ekonomi perempuan, melalui pengembangan tenun warna alami dari kelompok perempuan penenun dampingan LP2M,’’ kata Direktur Eksekutif LP2M Ramadhaniati, Senin (26/7).


Sesungguhnya, ujar dia, minat masyarakat untuk memiliki tenunan tangan warna alami sangat tinggi,  tetapi harganya tak terjangkau oleh ‘saku’ mereka. Di di sisi, imbuhnya, konsumen dari negara-negara dengan empat musim lebih senang membeli produk jadi.


Kondisi seperti itu, jelasnya, memberikan inspirasi bagi tim fundraising LP2M untuk mengembangkan tenunan tangan warna alami menjadi produk siap pakai, seperti baju atasan, dasi, clutch, dan pernak-pernik  berbentuk kantung, dompet, sendok atau garpu, kantung atau dompet kosmetik, tatakan gelas, sampul buku, sapu tangan, dan lain-lain.

Prototype produk.

Dari segi kualitas, jelasnya,  produk-produk tersebut merupakan prototype produk yang belum memenuhi standar garmen, sehingga perlu peningkatan kapasitas dari penenun dan penjahit.


‘’Untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan perempuan penenun dan penjahit, utamanya terkait kualitas produk dan juga pengembangan motif tenun yang sesuai dengan produk yang akan dibuat, dilakukan dengan dukungan program pendek yang bernama Inovasi Fashion dari  Australian Volunteer Program (AVP). Namun program ini belum selesai dilaksanakan karena pandemi Covid-19 yang membatasi gerak masyarakat untuk beraktifitas,’’ ujarnya.


Sementara produk jadi belum tersedia, menurut Ramadhaniati yang merupakan putri asli Lubuak Jantan itu, maka pihaknya mempromosikan kain tenun warna alami dari kelompok dampingan di Lintau dan Sawahlunto melalui IG dan Website: limpapeh handmade.


‘’Website dan IG ini pengelolaannya masih dibantu volunter dari AVP melalui Program Remote One. Beberapa helai kain tenun warna alami telah terjual ke Australia,’’ sebutnya.


Untuk menjangkau promosi yang lebih luas, LP2M akan mengikuti Ormas Virtual Hybrid Exhibition and Awards pada 23 - 29 Agustus 2021. Event virtual ini diperkirakan akan dikunjungi oleh kurang lebih satu juta orang dari tingkat nasional dan internasional.


Selain sudah ada yang terjual dan dipesan bule, untuk promosi dan pemasaran saat ini produk asal Lintau itu juga dititipkan di Galery Arrow and Bat, Padang.(MUSRIADI MUSANIF)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad