GUNUNGSITOLI, POTRETKITA.net – Setelah sejumlah daerah di Indonesia bagian Tengah dikejutkan gempa, Sabtu (10/7), sekira pukul 09.41 WIB giliran warga Kabupaten Nias Utara, Provinsi Sumatera Utara yang dikagetkannya.
Salah satu ikon Kabupaten Nias Utara yang banyak dikunjungi wisatawan.(andalastourism.com) |
BMKG menginformasikan, lokasi pusat gempa berada pada 1,94 Lintang Utara, 96,91 Bujur Timur. Pusat gempa berada di laut 75 kilometer barat laut Nias Utara. Di Kota Gunung Sitoli dan Kabanjahe getarannya dirasakan II MMI.
Sejauh ini, belum diperoleh informasi adanya kerusakan bangunan dan kerugian jiwa akibat gempa tersebut.
Dosen Universitas Andalas Padang yang juga dikenal sebagai ahli bidang gempa bumi di Padang; Badrul Mustafa, melalui artikelnya yang diterbitkan Jurnal Ilmu Fisika Volume 2 Nomor 1 Maret 2010 menjelaskan, Kepulauan Nias termasuk daerah yang sering terjadi gempa bumi.
Disebutkan, Nias merupakan bagian dari pulau besar Sumatera yang memiliki banyak pulau kecil seperti Pulau Tanah Bala, Pulau Tanah Masa, Pulau Pini, Pulau Banyak dan lain-lain.
Pulau-pulau di kepulauan Nias ini sebagaimana pulau lain di depan Sumatera mulai dari Simeulue sampai Enggano disebut sebagai kepulauan di daerah depan busur kepulauan (fore-arc).
‘’Pulau Nias ini merupakan bagian dari lempeng Eurasia yang bertumbukan dengan lempeng India-Australia. Akibat tumbukan ini maka muncul potensi tektonik seperti gempa yang terjadi secara periodik. Periode gempa besar yang berpotensi menimbulkan tsunami di daerah kepulauan Nias ini menurut Danny Hilman dkk. (2005) adalah kurang lebih 150 tahun,’’ tulisnya.
Menurut Mustafa, pada 28 Maret 2005, atau tiga bulan setelah gempa dan tsunami Aceh, pada pukul 23.09 WIB terjadi pula gempa besar di pulau ini, dengan kekuatan 8,7 SR. Gempa ini tergolong gempa dangkal, yang memiliki kedalaman 30 km di bawah permukaan laut dengan koordinat lokasi 2,0657 LU 97,010 BT. Korban jiwa yang jatuh lebih dari 1000 orang, dengan intensitas maksimum antara VIII – IX (USGS, 2005).
Namun tidak seperti yang terjadi pada periode sebelumnya, tepatnya pada 1861, kali ini pengulangan gempanya tidak diikuti oleh tsunami. Atau tsunami yang dilaporkan tidak cukup signifikan sehingga tidak menimbulkan korban dan kerugian.
Tidak munculnya tsunami dari gempa Nias 28 Maret 2005, kemungkinan disebabkan oleh lokasi episenternya tidak di daerah megathrust. Selain itu kedalaman pusat gempa yang 30 km di bawah permukaan laut adalah batas kritis untuk timbulnya tsunami.(*/mus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar