OPINI, POTRETKITA.net - Saudaraku seiman, pada 9 Zulhijjah, jamaah haji melaksanakan wukuf di Arafah. Sebagai rukun haji, semua jamaah haji akan mengumandangkan talbiyah.
Amri Kelana |
Rasulullah SAW bersabda yang artinya : Wukuf di Arafah adalah rukun utama dalam ibadah haji. Rasulullah saw bersabda: “Haji itu adalah wukuf di Arafah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Suatu peristiwa penting adalah turunnya surat yang terakhir, yaitu surat Al-Maidah ayat 3 yang artinya: “Pada hari ini telah Aku sempurnakan Agama untuk kalian dan telah Aku cukupkan ni’mat-Ku kepada kalian, dan telah Aku ridloi Islam sebagai Agama kalian.”
Ayat ini merupakan norma hukum yang memutus pendapat dan tafsir akan hukum Allah. Hukum Allah/Agama Islam yang telah sempurna, sehingga jangan ditambah-tambah, diubah-ubah atau dikurangi, atau dicampuradukkan dengan pendapat manusia soal hukum yang sudah sempurna.
Ketika belum mengetahui atau belum memahami, hukum Allah tidak didapat dari perenungan dan analisis, tetapi diterima dari Alquran dan hadis, yang mana praktik hukumnya sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
REPLIKA KHUTBAH ARAFAH
Rasulullah SAW berkhutbah sebelum Shalat Zuhur dan Ashar, jamak qashar taqdim. Khutbah inilah yang dikenal dengan khutbah wada (khutbah terakhir) karena disampaikan saat beliau berhaji terakhir (hijjatul wada’).
Sabda Nabi: “Ambillah dariku cara kalian bermanasik haji, mungkin sehabis tahun ini aku tidak akan menunaikan ibadah haji lagi” (HR Muslim).
Pentingnya isi khutbah, sampai sampai di akhir khutbah Beliau mengangkat telunjuknya ke langit dan menunjuk orang banyak : “Allahummasyhad... Allahummasyhad... Allahummasyhad..!” (Ya Allah saksikanlah, Ya Allah saksikanlah, Ya Allah saksikanlah !).
Wahai manusia sekalian! perhatikanlah
kata-kataku ini! Aku tidak tahu, kalau-kalau sesudah tahun ini, dalam keadaan
seperti ini, tidak lagi aku akan bertemu dengan kamu sekalian."
PESAN PENTING ISI KHUTBAH ARAFAH
Pertama, Inna dimaa-a-kum wa amwaalakum
haroomun ‘alaikum (Sesungguhnya darahmu dan hartamu haram atasmu sekalian). Ini
adalah amanah untuk menjaga persaudaraan.
Dilarang sesama mukmin untuk saling menumpahkan darah, menyakiti, dan mengambil hartanya dengan cara yang zalim. Sebaliknya satu dengan yang lain dituntut untuk saling menjaga kehormatan dan kewibawaannya. Mukmin adalah cermin dari saudaranya.
Kedua, Wa ribaal jaahiliyyati maudhu’un (dan riba jahiliyah itu terlarang). Riba adalah perbuatan dosa dan memakannya sama dengan memakan duri di neraka. Ini menyangkut pergaulan ekonomi yang mesti dilakukan secara halal. Tidak mengandung unsur riba, judi (maisir) dan penipuan (gharar).
Meminjamkan uang bukan dengan motif ingin pengembalian yang lebih banyak, melainkan dengan semangat menolong orang yang mengalami kesulitan. Melapangkannya akan berakibat kelapangan di akherat.
Ketiga, Fattaquullaha fien nisaa-i fainnakum akhodztumuhunna biamaanillah. (Jaga dan bertakwalah kepada Allah dalam hal perempuan, sesungguhnya engkau mengambilnya dengan amanah Allah).
Begitu mulia Nabi mengamanatkan persoalan istri. Menjaga badan dan hatinya karena Allah. Sikap suami kepada istri menjadi indikator kemuliaan dan kehinaan dirinya sebagaimana Sabda Nabi “Tidaklah memuliakan istrinya selain orang mulia, tidaklah menghinakannya selain dia orang yang hina”.
Keempat, Wa qad taraktu fiikum maa lan tadhilluu ba’dahu in i’tashomtum bihi kitaaballahi (Dan sesungguhnya aku tinggalkan kepadamu yang jika berpegang padanya tak akan sesat selama-lamanya, yaitu Alquran dan hadis sebagai pegangan dan pedoman hidup, serta petunjuk dan penjelas atas hal hal yag tidak jelas, sehingga apapun yang tidak diketahui dan tidak jelas, maka Alquranlah yang akan menjelaskan. Jangan dibalik! Manusia yang menjelaskan Alquran?
Sebagai bukti Alquran itu hukum yang menjelaskan dan membedakan yang hak dengan yang bathil adalah: Alquran petunjuk, penjelas, dan pembeda antara yang haq dengan yang bathil: ‘’Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia serta sebagai penjelas mengenai petunjuk itu dan pembeda” (QS al-Baqarah [2]:185)
2.
A Alquran itu norma hukum untuk seluruh manusia di permukaan
bumi. Siapa mengikuti selainnya (hawa nafsu) akan mendapat siksa yang pedih. ''Dan
demikianlah, Kami telah menurunkan Alquran itu sebagai peraturan (yang benar)
dalam bahasa Arab. Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah
datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan
pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah.'' (Ar-Ra'du [13]: 37.
3.
Alquran rahmat bagi manusia. Sungguh, Kami telah mendatangkan
Kitab (Alquran) kepada mereka, yang Kami jelaskan atas dasar pengetahuan,
sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman."Surat Al A'raf
ayat 52:
Kelima, Barangsiapa telah diserahi amanat, tunaikanlah amanat itu kepada yang berhak menerimanya. Untuk yang menjadi pemimpin, tunaikan amanat sesuai sumpah jabatan dan tugas yang diamanahkan dengan baik, karena Allah akan meminta pertanggungjawaban atas amanat amanah yang dipikulkan selama di dunia ini.
“Ya Allah! Sudahkah kusampaikan?” Sementara Nabi mengucapkan itu Rabiah mengulanginya kalimat demi kalimat, sambil meminta kepada orang banyak itu menjaganya dengan penuh kesadaran. Nabi juga menugaskan dia supaya menanyai mereka misalnya: Rasulullah bertanya “Hari apakah ini?” Mereka menjawab: Hari Haji Akbar! Setelah sampai pada penutup kata-katanya itu Nabi berkata lagi: “Ya Allah! Sudahkah kusampaikan?!” Maka serentak dari segenap penjuru orang menjawab: “Ya!” Lalu Nabi berkata: “Ya Allah, saksikanlah ini!”
Selesai Nabi menyampaikan khutbah terakhirnya itu, Nabi turun dari untanya yang bernama al-Qashwa. Nabi masih berada di tempat itu sampai pada waktu Shalat Zhuhur dan Ashar. Kemudian menaiki kembali untanya menuju Shakharat.
Pada waktu itulah Nabi membacakan firman Allah kepada kaumnya, yaitu surat al-Maidah ayat 3. Saat mendengarkan ayat itu, Abu Bakar menangis dan dia merasa bahwa risalah Nabi sudah selesai dan sudah dekat pula saatnya Nabi hendak menghadap Tuhan.
Rasulullah mengingatkan : ‘’Orang-orang berhaji kelak di akhir zaman seperti ini, “Akan datang suatu masa nanti, di mana orang-orang kaya berhaji hanya untuk berpiknik, para saudagar (kelas menengah) berhaji untuk berdagang, para qurra (alim ulama) berhaji untuk riya’ dan sum’ah, dan orang-orang miskin berhaji untuk meminta-minta. (HR. Ad-Dailamy dan Ibn al-Jauzi)
Ingatlah, Rasulullah bersabda: Segala amal perbuatan itu tergantung dari niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan apa yang diniatkannya. (HR. Bukari dan Muslim).
Wallahu a’lam. Nuun…walqolami wama yasthurun.(AMRI KELANA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar