PADANGPANJANG, POTRETKITA.net - Sejak 1981, Kota Padangpanjang sudah dikenal sebagai pionir usaha sapi perah. Susu produksi kota berhawa sejuk itu amat dikenal di berbagai daerah. Tidak saja seputaran Provinsi Sumatera Barat, tetapi menjangkau berbagai kota lainnya di Indonesia.
Peternakan sapi perah di Kota Padangpanjang.(diskominfo pp) |
Menurut wagub, Padangpanjang perlu terus didorong agar bisa menjadi sentra susu di Sumbar. Saat ini, ujarnya, masih ada beberapa kekurangan, terutama untuk mesin pengolahan seperti untuk susu UHT. Untuk hal tersebut, dia meminta pengelola untuk berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Padangpanjang serta Provinsi Sumbar.
"Saat ini kita di provinsi sebenarnya punya alat UHT, tetapi letaknya di UPT Payakumbuh. Mungkin nanti bisa dikoordinasikan agar saling bantu dengan Padangpanjang," ujarnya.
BACA JUGA Kambing-kambing Raksasa di Boncah Utama
Unit Pengolahan Susu Kelompok Tani Permata Ibu berupaya mempertahankan kualitas susu produksinya, diantaranya dengan menguji setiap susu yang masuk sesuai standar. Standart Operating Procedur (SOP) yang diterapkan.
Susu sapi murni harus diantar langsung oleh pemilik ke UPS Permata Ibu dalam plastik packaging dua lapis. Packaging harus diberikan label atau merek sesuai dengan nama pemilik. Susu harus dalam keadaan bersih dan kemudian disusun rapi dalam freezer yang ada di ruang penerimaan.
Susu yang sudah masuk ruang penerimaan akan dites oleh petugas UPS dan Koperasi secara organo laptic, kemudian diuji lagi dengan alat milk analyzer. Standar kualitas yang ditetapkan adalah F/lemak 2,75 persen, S/kepadatan non lemak 8,00 persen, P/Protein 2,75 persen.
Produksi susu UPS Permata Ibu per hari di masa pandemi menurun 50 persen yaitu 400 liter/hari dari sebelumnya 800 liter/hari. Pemasarannya sampai ke kabupaten dan kota lain dalam Provinsi Sumbar dan ke Pekanbaru khusus untuk UHT.
Walikota Fadly, sebagaimana dikutip dari penyiaran Dinas Kominfo setempat, mengatakan, Unit Pengolahan Susu itu juga berpotensi dikembangkan sebagai tempat wisata edukasi. Di lokasi itu wisatawan bisa merasakan sensasi memberi makan sapi hingga ikut memerah susu sapi.
Sebelum pandemi tercatat 35 ribu pengunjung telah mencoba merasakan sensasi itu. Masing-masing pengunjung dikenai biaya Rp20 ribu dengan bonus satu botol susu sebagai oleh-oleh.
Selain mengunjungi sentra peternakan sapi perah, wagub juga mampir ke Rumah Susu di Kelurahan Bukit Surungan Kecamatan Padangpanjang Barat.(MUS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar