PADANGPANJANG,POTRETKITA.net -- Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Kota Padang Panjang H. Ampera Salim, menulis di dinding facebooknya. ''Kabar ini menyentak saya, begitu membaca informasi Priadi Syukur meninggal dunia. Saya berduka sedalam-dalamnya,'' sebut Ampera.
H. Priadi Syukur. |
Ampera Salim menyatakan, Priadi sudah dianggapnya sebagai kakak sendiri. ''Saya sapa dia Uda Eri. Kami dulu sama sama di Biro Humas Kantor Gubernur Sumbar, di masa Gubernur Zainal Bakar. Masa itu beliau Kabag Media Biro Humas. Saya Kasubag Evaluasi Pemberitaan.''
Terakhir sebelum pensiun, Uda Eri menjabat Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Pemprov Sumatera Barat. Dia juga dipercaya Gubernur Irwan Prayitno jadi Plt. Walikota Payakumbuh tahun 2016.
''Priadi Syukur saya kenal rapi dalam bekerja dan rapi juga dalam berpakaian. Pandai berkomunikasi dan lincah dalam bergaul. Bekerja dalam satu biro, saya banyak belajar dan diskusi dengan beliau. Ketika saya pindah kerja ke Padang Panjang, 2010, kami sudah jarang bertemu. Komunikasi terjalin melalui telepon saja,'' sebut Ampera.
Seminggu terakhir, imbunya, dia mengaku merasa ingin bertemu dengan beliau. Tapi tidak kesampaian. Kini tidak ada lagi Uda Eri yang mau saya temui itu. Tidak ada juga Uda Eri yang mau saya telepon lagi untuk bercerita.
Sementara itu, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Barat Dr. Bakhtiar menjelaskan, Priadi Syukur merupakan tokoh yang konsisten berjuang dan meneguhkan gerakan Muhammadiyah. Sejak masa mudanya sudah terlibat secara aktif dalam pergerakan Muhammadiyah. Ikatan Remaja/Pelajar Muhammadiyah (IRM/IPM), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Pemuda Muhammadiyah.
Pada beberapa periode kepemimpinan Muhammadiyah diberi kepercayaan memimpin Majelis Pembinaan Kader (MPK) dan BMT at-Taqwa Muhammadiyah, kini sudah bertransformasi menjadi Baitul Tamwil Muhammadiyah (BTM). Majelis yang dipimpinnya ini sangat penting dan strategis bagi Muhammadiyah. Bukan hanya bagi penumbuhan dan pembinaan kader secara internal, tetapi juga mentransformasikannya ke dalam posisi-posisi strategis bagi kepentingan umat, bangsa dan negara.
Dalam menjalankan tugas yang diembankan persyarikatan, terlihat konsistensinya dalam meneguhkan dan membentengi Muhammadiyah dari tarikan gerakan lain (al-harakah) baik yang manhaj gerakannya mirip-mirip dengan Muhammadiyah apalagi yang sudah nyata-nyata berbeda.
Begitu pula dalam hal membentengi Muhammadiyah dari tarikan atau seretan politik praktis, almarhum sangat konsisten melaksanakannya. Jikapun terlibat dalam penyuksesan seseorang yang dipandangnya lebih baik, hanya dalam bentuk keterlibatan secara individu tanpa menyeret persyarikatan ke politik praktis di ruang publik.
Sikapnya yang tegas dalam meneguhkan dan menjaga gerakan Muhammadiyah dimaksud, kadang berbenturan dengan tokoh lain yang berbeda perspektif. Penulis dalam beberapa lama mengikuti dinamika dan perkembangan pemikiran dan aktifitasnya di persyarikatan demikian.
Terakhir, sekitar puluhan hari yang lalu almarhum menghubungi penulis mendiskusikan perkembangan Muhammadiyah kekinian meskipun dengan kesehatannya yang sudah semakin menurun. Pesan terakhir yang yang disampaikannya adalah agar Muhammadiyah tetap dipelihara dan dibentengi dari tarikan gerakan lain, termasuk di dalamnya tidak diseret dan dibawa bagi pemenuhan kepentingan individu dan politik tertentu.
Beliau sudah mengakhiri kehidupannya di dunia. Bagi kita warga, sebut Bakhtiar, aktifis dan pimpinan Muhammadiyah tentu kehilangan sosok yang selalu mengingatkan dan menegaskan agar Muhammadiyah tetap terpelihara dan terjaga dari semua tarikan sebagaimana di ungkapkan di atas. Doa kita semoga Allah mengampuni dosa dan kesalahannya serta ditempatkan pada tempat yang lebih baik. Kita maafkan segala kekhilafan dan kesalahannya sehingga tidak memberatkan beliau.
Selamat jalan abangnda Priadi Syukur, SH, M.Pd semoga Allah berkenan mengabulkan doa kami semua. Amin.(MUSRIADI MUSANIF)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar