TANAH DATAR, POTRETKITA.net - Kelompok Tani (Keltan) Kabun Gadang, Nagari Pandaisikek, berhasil mengembangkan tanaman cabe, sebagai bagian dari program inovasi pengembangan cabe dan bawang merah (Bang Cerah) di Kabupaten Tanah Datar.
Bupati Eka Putra dan sejumlah pejabat panen perdana cabe di Pandaisikek. |
‘’Sumatera Barat merupakan daerah penghasil cabe terbesar di Sumatera, setelah Provinsi Sumatera Utara. Dengan luas panen 11.931 hektar, daerah ini memproduksi 133.190 ton cabe dalam setahun,’’ kata Kepala Bidang Hortikultura pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumbar Gusti Rufita, Rabu (4/11), di Pandaisikek.
Menurutnya, dari total produksi tersebut, Kabupaten Tanah
Datar menyumbang 19,917 ton/tahun dengan luas panen sebesar 2.431 hektar.
Sentra cabe di Sumatera Barat selain Tanah Datar, ujarnya, juga ada di
Kabupaten Agam, Solok, Limapuluh Kota, Solok Selatan dan Pesisir Selatan.
Produksi cabe
merah, imbuhnya, sudah bisa memenuhi kebutuhan dalam daerah yang hanya 39,721
ton/tahun. Meski surplus, namun pada waktu-waktu tertentu harga cabe tetap
tinggi. Penyebabnya, kata Rufita, karena sebagian besar hasil produksi dibawa
keluar daerah seperti Riau, Kepulauan Riau, dan Jambi.
Rufita
mengatakan, hasil budidaya cabe terbilang menguntungkan. Namun tidak jarang,
katanya, banyak petani yang gagal dan mengalami kerugian yang cukup besar.
Untuk itu, imbuhnya, diperlukan keterampilan dan modal yang cukup, juga banyak
faktor yang perlu diperhatikan, seperti syarat tumbuh, pemilihan bibit, cara
bercocok tanam, pengendalian OPT dan penanganan pasca panen.
‘’Pengembangan
komoditas cabe harus dilaksanakan dari hulu hingga hilir secara terpadu. Karena
harganya berfluktuasi, maka jangan hanya berharap pada pemasaran dalam bentuk
segar saja, tapi juga dalam bentuk olahan (hilirisasi), sehingga nilai
tambahnya meningkat," terangnya.
Bupati Tanah
Datar Eka Putra pada kesempatan yang sama mengatakan, pengembangan komoditas
cabe memang masih berhadapan dengan beberapa kendala, di antaranya petani masih
sulit mendapatkan bibit yang bersertifikat, tingginya biaya produksi, serta
budidaya yang tidak sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP).
Untuk mengatasi
hal ini, menurut bupati, Pemda sedang melaksanakan kegiatan pemurnian varietas
cabe lokal Kecamatan X Koto dengan nama Cabe Lamersi, kerjasama Dinas Pertanian
Kabupaten Tanah Datar dengan Balai Pengawasan Sertifikasi Benih Provinsi
Sumatera Barat.
Bila sudah
memiliki bibit unggul sendiri, tuturnya, maka hasilnya juga akan bagus, seperti
halnya yang sudah dilakukan terhadap komoditas bawang merah, yang saat ini
Tanah Datar sudah memiliki varietas unggul sendiri yang diberi nama Sumbu
Marapi.
Anggota DPRD
Tanah Datar Dedi Irawan yang juga hadir pada kesempatan tersebut menyatakan,
pihaknya mendukung sepenuhnya program-program Pemda Tanah Datar untuk
pengembangan sentra cabe merah, terutama di Kecamatan X Koto dan kecamatan
lainnya di Tanah Datar. (MUSRIADI MUSANIF)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar