Keluarga Tabah dan Ikhlas Ditinggal Nabila Mira Miranda - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

02 November 2021

Keluarga Tabah dan Ikhlas Ditinggal Nabila Mira Miranda

TANAH DATAR, POTRETKITA.net – Duka menyelimuti bumi Luak Nan Tuo. Batusangkar, ibukota Kabupaten Tanah Datar, Selasa (2/11) pagi, nampak cerah. Tapi tak bertahan lama. Hanya sampai pukul 10.30 WIB. Lewat-lewat sedikit. Tetiba berubah mendung. 

Nabila Mira Miranda.

Saat itu, sebuah ambulan menepi di depan Masjid Taqwa Parak Juar, Batusangkar. Ambulan itu mengantar jenazah almarhumah Nabila Mira Miranda dari BIM, setelah sebelumnya diangkut dengan pesawat udara dari Jakarta.

 

Gadis belia berusia 24 tahun itu adalah putri pasangan Muhammad Shadiq Pasadigoe dan Ny. Betty Shadiq Pasadigoe. Shadiq pernah jadi bupati Tanah Datar selama dua periode, sedangkan Ny. Betty jadi anggota DPR RI satu periode.

 

Nabila meninggal dunia di Jakarta, Senin (1/11) malam. Kabar duka itu cepat meluas di kalangan perantau Tanah Datar yang ada di Jakarta dan sekitarnya. Tengah malam, menjelang pergantian hari, berita duka semakin menyebar hingga kemudian menyelimuti bumi Luak Nan Tuo. Masyarakat spontan berdatangan ke rumah duka, di belakang Masjid Taqwa Parak Juar itu.

 

Selasa (2/11) pagi, jenazah Nabila diberangkatkan dari Jakarta dan mendarat di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) sekira pukul 08.00 WIB, lalu kemudian tiba di Batusangkar sekira pukul 10.30 WIB. Almarhumah langsung disemayamkan di Masjid Taqwa Parak Juar itu, menunggu masuknya waktu Shalat Zuhur.

 

Dalam pada itu, para pelayat pun terus berdatangan memadati kawasan masjid dan rumah duka. Ada seribuan orang dari berbagai daerah  turut dalam penyelenggaraan fardhu kifayahnya. Selesai Shalat Zuhur, prosesi shalat jenazah pun dilakukan di masjid tersebut.

 

Jenazah Nabila dimakamkan di samping rumah orangtuanya; Shadiq dan Betty, terpaut jarak beberapa langkah dari Masjid Taqwa itu. 

Jenazah Nabila Mira Miranda tiba di Batusangkar.
Selain warga dan tokoh masyarakat Tanah Datar, prosesi penyelenggaraan jenazah sejak shalat hingga pemakaman juga diikuti Bupati Eka Putra, Wakil Bupati Richi Aprian, Sekda Iqbal Payana, Kepala Dinas Komifo Abrar, dan sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) juga terlihat hadir.

 

‘’Beberapa minggu lagi, rencananya akan dilaksanakan pesta pernikahan saudaranya, bernama Nadiah. Saudaranya yang akan menikah itu, bersama dua lainnya yang juga perempuan, selama ini tinggal bersama kami. Ketiganya adalah putri adik kandung ibu yang sudah ditinggal kedua orangtuanya. Tapi taqdir berkata lain, Nabila Mira Miranda dipanggil Allah menghadap-Nya,’’ kata Shadiq.

 

Saudara kandung tertua Nabila Mira Miranda bernama Picer Nikander tak berkesempatan mengantar jenazah hingga ke peristirahatan terakhir, karena sedang bertugas dan tinggal di Jepang. Sementara tiga saudara perempuan Nabila, terlihat tak kuasa membendung air mata. Ketiganya adalah Nadiah Firzana Muti, Naura Ghassani Muti, dan Nausilla Hasanah Muti.

 

Nabila sendiri, setamat dari Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 2018, langsung bekerja di Korea, lalu kemudian di Singapura.

 

Shadiq bercerita, nama Nabila Mira Miranda itu diberikan Prof. Dr. Quraish Shihab, seorang ahli tafsir Alquran berskala internasional, yang juga pernah menjadi Menteri Agama Republik Indonesia.

 

Wakil Ketua DPRD Anton Yondra menyebut, doa-doa untuk almarhumah dari tokoh masyarakat dan warga Kabupaten Tanah Datar terus mengalir, tidak saja disampaikan langsung kepada keluarga dan dalam bentuk papan bunga di sekitar rumah duka, tetapi juga di media-media sosial.

 

‘’Semoga almarhumah husnul khatimah, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran,’’ tulis Bupati Eka Putra. ‘’Semoga almarhumah diterima semua amal ibadahnya, dimaafkan seluruh kesalahannya, serta keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan keikhlasan,’’ sebut Wabup Richi Aprian. ‘’Semoga amal beliau diterima di sisi Allah,’’ tulis mantan ketua DPRD ketika Shadiq menjabat bupati Tanah Datar; Zuldafri Dharma.

 

Tokoh perantau yang tergabung dalam Indo Jalito Peduli yang aktif menggelar aksi-aksi sosial di Tanah Datar ketika Shadiq menjadi bupati, juga menyampaikan doa dan turut berduka, diwakili oleh ketuanya Astri Asgani. Begitu pula dengan Ketua DPRD Tanah Datar H. Rony Mulyadi, tokoh masyarakat Basrizal Dt. Panghulu Basa, dan lain-lain.

 

Mantan Wakil Menteri Dikbud dan Rektor Unand Prof. Musliar Kasim juga menyatakan turut berduka. Dia mendoakan semoga Allah memberi almarhumah sebaik-baik tempat, dan mengharapkan Shadiq, Ny. Betty, dan keluarga sabar dalam menghadapi cobaan tersebut.(MUSRIADI MUSANIF)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad