SABTU tanggal 4 Desember 2021, Gunung Semeru memuntahkan isi perutnya. Berawal pada pukul 13.30 WIB mengeluarkan lahar, berkembang pada 14.50 mengeluarkan erupsi awan panas, dengan letusan yang mengarah kepada Desa Supit Utang Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang Propinsi Jawa Jawa Timur.
| Oleh Dr. Suhardin, M.Pd |
Data Pemerintah Daerah menyebutkan, bahwa terdapat 2.970 unit rumah terdampak, termasuk 38 unit bangunan pendidikan termasuk juga jembatan sebagai infrastruktur terputus.
Inilah sekelumit data yang tergambar dari sebuah peristiwa letusan Gunung Semeru di Jawa Timur. Gunung meletus bagian dari peristiwa alam yang tidak dapat dicegah oleh kekuatan apapun yang dimiliki oleh manusia, ia akan terjadi secara alamiah. Dalam Ilmu Geologi menjelaskan bahwa gunung meletus disebabkan oleh terjadinya endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari seribu derjat celcius. Selama masa hidup, gunung merapi mengalami fase aktif dan tidak aktif. Fase tidak aktif, disebut juga dengan masa tidur, namun di suatu waktu gunung mengalami masa aktif.
Aktifnya gunung, hingga sampai meletus, disebabkan oleh beberapa faktor; Pertama, peningkatan kegempaan vulkanik, disebabkan peningkatan aktifitas seismik, pergerakan magma, hidrotermal yang berlangsung di dalam perut bumi. Kedua, suhu kawah meningkat secara signifikan, naiknya magma disebabkan oleh gerakan tektonik pada lapisan bumi di bawah gunung, seperti gerakan lempeng sehingga meningkatkan tekanan pada dapur magma, pada akhirnya membuat magma terdorong ke atas hingga berada tepat berada di bawah kawah.
Ketiga, terjadinya deformasi badan gunung, gelombang magnet dan listrik dapat menyebabkan struktur lapisan batuan gunung volumenya mengecil, hubungan dapur magma dengan kawah tersumbat. Keempat, lempeng bumi yang saling berdesakan, tekanan tektonik dan vulkanik meningkat akibat aktivitas geologi gunung. Desakan lempeng bisa jadi merubah struktur dalam gunung berapi. Kelima, tekanan yang sangat tinggi, sumbatan pada dorongan cairan magma menjadi media memperbesar tekanan yang membuat volume ledakan menjadi besar.
Dampak yang dirasakan secara faktual oleh masyarakat asap dan debu tebal, lava dan lahar, sehingga merusak ekosistem dan mengganggu aktifitas warga. Apalagi warga yang tidak mengungsi berdasarkan instruksi, dapat menjadi korban lahar panas, hujan abu panas, erupsi, banjir lahar dingin.
Tetapi di balik dampak negatif juga memiliki dampak positif, bebatuan muntahan gunung merapi sangat diperlukan masyarakat menjadi material bangunan, demikian juga pasirnya sangat dicari warga sebagai bahan bangunan. Tanah sekitar gunung merapi menjadi lahan yang sangat subur pertanian. Pasca letusan akan memunculkan mata air makdani, mata air yang kaya dengan kandungan mineral, sumber air panas yang dapat dimanfaatkan untuk kesehatan kulit.
Alquran Surat An-Naba (78) ayat 6-7 berbunyi: “Bukankah Kami telah menjadikan bumi sebagai hamparan dan gunung-gunung sebagai pasak”. Gunung diciptakan oleh Allah sebagai konstruksi penyangga bumi dengan berbagai ikatan dan kaitan dengan struktural geologis yang lain, sehingga saling terkait satu dengan lainnya. Aktifitas satu gunung merapi, memiliki keterkaitan dengan aktifitas gunung dalam keterkaitan pada lempengannya.
Alquran surat Al-Anbiya (21) ayat 31: “Dan Kami telah menjadikan bumi ini gunung-gunung yang kukuh agar (ia) tidak guncang bersama mereka, dan Kami jadikan pula di sana jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk”.
Di bawah gunung aliran sungai, hujan yang diturunkan dari langit, ditampung dan dideposite di gunung, di alirkan dengan sungai-sungai. Keterawatan forestrasi (hutan) di gunung membuat aliran air di sungai bening, memberikan barokah terhadat flora dan fauna serta biodiversity (keanekaragaman hayati). Deforestrasy (penggundulan hutan) di gunung oleh manusia menyebabkan rusaknya ekosistem, hancur flora dan fauna, menipis biodeversity. Alquran Surat An-Nahl (16) “Dan Dia menancapkan gunung di bumi agar bumi itu tidak guncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk”.
Segala yang ada di muka bumi, peristiwa, kejadian, semuanya merupakan ayat, tanda-tanda yang datang dari Allah SWT kepada manusia, untuk dipelajari, dikaji, dianalisis, sehingga menjadi pedoman, petunjuk dalam kehidupan yang tengah dijalani.
Letusan gunung Semeru pelajaran yang sangat berharga kepada manusia, diantaranya, pertama, memberikan seruan, ajakan kepada kita, terumata para pakar untuk lebih belajar, mempelajari, menganalisis tentang fenoma terkait dengan gunung.
Demikian juga kepada petugas untuk lebih hati-hati dan teliti lagi dalam membaca progrest dalam setiap saat dinamika gunung berapi aktif. Peralatan seismografi perlu diaktifkan, dibaca, dipelajari, dikabarkan kepada masyarakat secara cepat dan tepat, agar masyarakat cepat bersiap dan menghindari resiko bencana.
Kedua, lebih mendalami dan melatih mitigasi bencana kepada warga, terutama warga yang berada pada daerah rawan bencana, baik gunung berapi aktif, daerah rawan longsor, daerah rawan banjir, daerah rawan terpaan angin tornado, puting beliung. Warga masyarakat perlu dibangun kesadaran (awareness) terkait dengan mitigasi bencana, sehingga memiliki keterampilan kesiapsiagaan bencana (disaster preparedness), berusaha segala daya dan upaya untuk meminimalisasi dampak bencana terhadap kehidupan sosial dan ekonimi masyarkat.
Ketiga, memberikan peluang dan kesempatan kepada segenap masyarakat untuk berlomba-lomba dalam melakukan pertolongan terhadap masyarakat terdampak. Jiwa voluntry dan philantropy diperlihatkan dalam suasana duka yang tengah menyelimuti sebagian dari keluarga kita. Nasionalis, persatuan, solidaritas, jangan hanya ada dalam kata dan retorika, tetapi ada dalam laku dan amal nyata.
Keempat, bagi saudara yang ada di lapangan mendapat kesempatan nyata untuk berjihad secara nyata, bukan dalam slogan dan teriakan, tetapi dibuktikan dengan kemanusiaan yang ada di depan mata, konvoi ambulance MDMC memberikan kebahagiaan kepada kita bahwa ummat cepat tanggap dan cepat gerak dalam memberikan pertolongan kepada saudara. Orasi dan twitan tidak memberikan solusi nyata dalam derita yang tengah mendera saudara. Uluran tangan, belaian kasih, berbagi solusi konkrite dalam peristiwa Semeru.
Kelima, semeru menyeru kita untuk senantiasa belajar dari alam “alam takambang jadi guru” alam raya ini perlu diperhatikan, dipelajari, sebagai sumber ilmu pengetahuan, untuk senantiasa berzikir, mengingatkan kekuasaan Allah SWT. Temuan teknologi manusia yang sangat canggih, tidak memiliki makna sedikitpun dengan kekuasaan Allah SWT, Semeru menyeru kita untuk peduli kepada sesama, ketimbang berorasi dan berteriak di tengah kerumunan massa.(Penulis adalah Dosen Univesitas Ibnu Chaldun dan fungsionaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar