KERINCI, POTRETKITA.net - Bupati Kerinci Dr. H. Adirozal menyatakan kesiapannya tampil di Pusat Fasilitasi Kerjasama Kemendagri, Kamis (19/5) ini. Bahasannya terkait trik ekspor kopi.
Dr. H. Adirozal |
“Insya Allah, kami telah
mempersiapkan diri untuk mempresentasikan praktik cerdas kerjasama Pemkab
Kerinci dengan Rikolto, terkait dengan fasilitasi ekspor kopi dan kulit kayu
manis ke Eropa,” jelas mantan wakil walikota Padangpanjang itu, kemarin, di
Padangpanjang.
Menurutnya, melalui kerjasama
fasilitasi ekspor, sejak tiga tahun belakangan pihaknya telah berhasil secara
rutin melakukan ekspor kopi dan kulit kayu manis ke Eropa. Itu artinya, upaya
meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan pendapatan semakin
konkret.
Adi menjelaskan, selain kiat
merajut kerjasama ekspor, dia juga akan menceritakan pengalaman Pemkab Kerinci
dalam mengembangkan budidaya kopi dengan menggunakan model Payment Ecosystem
Service (PES).
Saat ini , jelasnya, ekspor kopi
dan kulit kayu manis sudah rutin dilakukan ke Belgia, Arab Saudi, Inggris,
Amerika Serikat, Jepang, Korea, dan Tiongkok. Ekspor perdana sebanyak 15 ton
kopi ke Belgia dilakukan pada awal 2019 silam, melalui Koperasi Tani Kerinci
Barokah dengan merek Kopi Arabika Koerintji.
Untuk pengembangan kopi berkualitas
tinggi, menurutnya, 133.724,67 hektar dari 332.814 hektar lahan yang tersedia
telah dimanfaatkan untuk pengembangan kopi arabika. Untuk perluasan kopi arabika sejak dua tahun
terakhir, sudah disalurkan bibit pada petani sebanyak 130 ribu batang.
Pemerintah daerah juga melakukan diversifikasi
kopi dan tanaman lain pada areal seluas 21 hektar, sedangkan pengembangan seluas
536 hektar.
Kopi Arabika Koerintji telah
berhasil menjadi juara pada berbagai kontes berskala nasional dan
internasional, di antaranya Juara I Speasialti di Semarang, mengikuti iven
Jakarta Coffe, mendapat penghargaan AVPA pada pameran yang diikuti di Paris,
dan lain-lain.
Sesuai misi Pemerintah Kabupaten
Kerinci tahun 2019-2024, ujarnya, di antaranya
meningkatkan pengelolaan lingkungan dan
pengembangan komoditas lokal berbasis tata ruang. “Jadi budidaya kopi dan kulit
manis sangat cocok dikembangkan di Kerinci,” ujarnya.(musriadi musanif)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar