Pariwisata Jangan Sampai Hilangkan Budaya Minang - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

20 Mei 2022

Pariwisata Jangan Sampai Hilangkan Budaya Minang

TANAH DATAR, POTRETKITA.net - Kepariwisataan merupakan program strategis dalam meningkatkan kesejahteraan warga, sekaligus berperan penting dalam pembangunan daerah. Kendati begitu, pembangunan pariwisata tidak boleh menghilangkan posisi Tanah Datar selaku pusat kebudayaan Minangkabau.

Istano Basa Pagaruyuang; destinasi wisata utama di Tanah Datar.(travel.kompas.com)

“Dalam menyusun rencana induk pembangunan pariwisata, Tanah Datar diharapkan tidak menghilangkan konsep sebagai pusat budaya Minangkabau. Tim TDC diminta juga mengkaji arah pariwisata di Luak Nan Tuo ini, sesuai dengan potensi yang dimiliki,” kata Wakil Bupati Tanah Datar Richi Aprian, beberapa hari lalu, di Batusangkar.

 

Sebagaimana dikutip dari pemberitaan Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) Setdakab Tanah Datar, Jumat (20/5), wabup mengutarakan hal itu saat memberi arahan pada kegiatan pemaparan Laporan Akhir Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Tanah Datar Tahun 2022-2025.

 

Laporan akhir itu disampaikan tim Tourism Development Center (TDC) Universitas Andalas yang dipimpin Heru Aulia Rahman. Pemaparan turut dihadiri Bupati Eka Putra, Sekda Iqbal Ramadi Payana, Kepala Baperlitbang Alfian Jamrah, Kepala Dinas Pariwisata Hendri Agung Indrianto, dan pejabat terkait lainnya.

 

Wabup menegaskan, Tanah Datar merupakan pusek jalo pumpunan ikan di Minangkabau. Itu artinya, tegas dia, daerah berjuluk Luak Nan Tuo tersebut menjadi pusat budaya dan asal-muasal orang Minangkabau. Dalam pengembangan sektor pariwisata, Richi mengingatkan, tidak boleh merusak nilai-nilai luhur tersebut.

 

Sebelumnya, Bupati Eka dalam sambutannya menyatakan, banyak hal yang harus dibenahi dalam membangun kepariwisataan, termasuk usaha memberi kenyamanan kepada wisatawan selama mereka berada di Tanah Datar. Dengan demikian, katanya, wisatawan tidak hanya datang sekali saja, tetapi berkunjung berulang-ulang.

 

“Saya sudah melakukan pengecekan langsung ke lapangan, khususnya terkait dengan usaha memberi kenyamanan kepada wisatawan. Harapan kita, mereka akan berkunjung berulang-ulang dan menginap di Tanah Datar. Toilet harus bersih dan harum, petugas wisata dan parkir harus ramah, warung makan harus transparan dalam harga,” tuturnya.

 

Heru menjelaskan, melalui rancangan itu, pihaknya berharap dapat melahirkan rancangan induk pengembangan kepariwisataan, peta zonasi pariwisata, dan rancangan peraturan daerah tentang kepariwisataan. Khusus untuk pengembangan destinasi, tuturnya, ada empat jenis kepariwisataan yang berpotensi untuk dikembangkan di Tanah Datar.

 

Keempat jenis pariwisata itu adalah adat budaya, alam, minat khusus, dan wisata lainnya. Tim ini optimis, bila dikelola dengan baik, maka sektor pariwisata akan dapat menjadi penyumbang terbaik Pendapatan Asli Daerah (PAD).

 

Hal lain yang juga dikaji tim adalah aspek kondisi fasilitas di luar akomodasi (amenitas), dan kemudahan dalam melakukan perjalanan menuju destinasi wisata (aksesibilitas). “Jalan sudah cukup baik kendati mengalami kerusakan di sejumlah titik, tidak ada angkutan umum tetapi hanya mengandalkan ojek, dan beberapa destinasi wisata belum memiliki petunjuk arah. Itu dilihat dari aspek aksesibilitas,” katanya.

 

Sementara dari sisi amenitas, tim masih menemukan fakta, bahwa belum semua objek wisata memiliki pojok kuliner, cindera mata, dan beberapa di antaranya tidak mempunyai toilet. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kepariwisataan ini, tuturnya, Tanah Datar membutuhkan dukungan pimpinan daerah dan OPD terkait lainnya.(musriadi musanif)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad